Share

Melamar

Penulis: Rafasya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-11 06:29:43

Sore hari.

Michael melangkah masuk ke dalam toko perhiasan mewah dengan penuh keyakinan. Toko itu berkilauan dengan cahaya yang memantul dari berbagai koleksi perhiasan mahal yang dipajang di etalase kaca. Interiornya elegan, dengan lampu kristal yang menggantung di langit-langit dan karpet merah yang melapisi lantainya.

Seorang pegawai wanita berpakaian rapi segera menyambutnya dengan senyum profesional. “Selamat datang, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?”

Michael mengangkat dagunya sedikit, matanya tajam menyapu seluruh toko. “Aku butuh cincin terbaik yang kalian punya. Yang paling mahal, paling berkelas.”

Mata pegawai itu berbinar, menyadari bahwa pelanggan di hadapannya bukan orang biasa. Dengan anggun, dia mengisyaratkan Michael untuk mengikutinya menuju bagian khusus di dalam toko.

Mereka berhenti di depan sebuah etalase kaca yang berisi koleksi eksklusif. Dengan hati-hati, pegawai itu mengambil sebuah kotak beludru hitam dari dalam laci dan membukanya di hadapan Michael.

“Inilah s
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Panggilan tidak aktif!

    Langit senja mulai menguning keemasan di atas vila megah milik Michael yang berdiri anggun di pulau pribadinya. Ombak lembut memecah di bibir pantai, dan angin membawa aroma laut yang menenangkan. Dari balkon lantai dua, pemandangan itu tampak seperti lukisan hidup—sunyi, damai, dan sempurna. Tapi tidak bagi Michael.Ia berdiri dengan ponsel di tangan, tubuhnya kaku, pandangan tajam menatap layar yang berulang kali menunjukkan satu hal yang sama: “Nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi.”Sudah tujuh kali ia menekan tombol panggil, dan tujuh kali pula usahanya berujung kegagalan. Ia menekan rahangnya, jari-jarinya menggenggam ponsel lebih erat. Keringat dingin membasahi pelipisnya meski udara sore tak begitu panas. Hatinya berdesir tak nyaman. Ini bukan sekadar firasat—ini lebih dari itu.David tidak mungkin mematikan ponsel tanpa alasan. Terlebih, dalam situasi perusahaan yang masih belum sepenuhnya stabil pasca insiden dengan Lucas, David seharusnya melapor setiap hari.Dari dala

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Lucas bangkit!

    David melangkah menyusuri lorong marmer kantor pusat Horison Steel, sepatu kulitnya memantulkan suara berat yang menggema di antara dinding kaca dan lampu gantung kristal. Wajahnya tampak datar, tetapi jika diperhatikan lebih saksama, bibirnya sedikit tertarik ke samping—senyum miring khas seseorang yang baru saja menyaksikan sesuatu yang tak bisa ia cerna dengan logika.Dia menghentikan langkahnya di depan sebuah ruangan luas yang dikhususkan untuk Evelyn Nathaniel. Wanita paruh baya itu duduk anggun di atas sofa berlapis beludru hijau zamrud, mengenakan setelan formal warna krem, rambutnya disanggul rapi, dan di tangannya tergenggam majalah mode kelas atas yang tampak belum sepenuhnya dibaca.“Permisi, Nyonya,” sapa David sopan.Evelyn melirik sekilas lalu menutup majalahnya dengan elegan. “David. Masuklah.”David mendekat dan berdiri tegak. Ia menatap Evelyn beberapa detik sebelum akhirnya berkata pelan, “Sepertinya Bos kita sedang benar-benar … menikmati hidupnya.”Evelyn menaikka

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Ngidam

    Sahira mencebik, tapi kali ini ada senyum tipis yang terselip di sudut bibirnya. “Iya, aku memang sudah tidak perawan,” ucapnya dengan nada menggoda. “Dan itu karena kamu, si brengsek yang tidak tahu aturan.”Michael terkekeh, lalu mulai menggoyang pelan pinggulnya. “Kau masih menyimpan dendam?”“Enggh ... sedikit,” jawab Sahira, menaikkan satu alis. “Tapi rasanya terlalu enak untuk disesali.”Michael tertawa pelan. “Nah, itu baru lucu, sayang.”Sahira mengerucutkan bibir, pura-pura cemberut. “Tapi jangan pikir aku akan mudah jatuh lagi.”Michael menarik pinggangnya, mendekapnya erat. “Terlambat. Kau sudah jatuh terlalu dalam.”Belum sempat Sahira membalas, bibir Michael sudah menciumnya. Ciuman itu panas, dalam, membuat jantungnya berdebar liar. Sahira awalnya masih pura-pura malas, tapi begitu lidah mereka saling bertemu, tubuhnya melemas. Napas mereka mulai memburu lagi.Michael mengangkat kedua kaki Sahira ke atas pundaknya, memompa lebih cepat pinggulnya. Sahira mendesah hebat, s

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Malam pertama 21+

    Malam hari. Angin berhembus lembut, membawa aroma asin laut dan dedaunan tropis. Di balkon vila yang menghadap pantai, Michael duduk menyandarkan tubuhnya di kursi malas, satu tangan menggenggam gelas anggur merah yang mengilap di bawah cahaya bulan, sementara ponselnya menempel di telinga.Suara lembut Evelyn terdengar di seberang. Meskipun jauh, kekhawatiran dalam nada bicaranya terasa nyata."Bagaimana keadaan kalian di sana? Aman? Nyaman? Tidak ada yang mencurigakan, kan?"Michael menyunggingkan senyum kecil. Tatapannya menyapu gelapnya laut, tenang dan kelam. Deburan ombak mengiringi malam seperti irama tenang dalam pikirannya. "Semuanya baik-baik saja, Mom. Vila ini benar-benar tersembunyi. Tak ada satu pun orang luar yang bisa menemukan kami. Kau tak perlu khawatir."Evelyn menarik napas lega, lalu tertawa pelan, "Bagus. Tapi tetap waspada. Dan jangan lupa, cepat beri aku cucu."Michael terkekeh, nada tawanya ringan namun dalam. "Kami sedang bekerja keras untuk itu."Setelah m

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Bulan madu

    Pukul 07:00.Mentari pagi menembus tirai kamar pengantin, menari lembut di atas selimut yang masih kusut. Sahira membuka mata perlahan, menyipit karena cahaya. Ia menoleh ke sisi ranjang—kosong. Tapi aroma kopi dan suara lembut alat cukur listrik terdengar samar dari arah kamar mandi.Tak lama, pintu terbuka. Michael muncul dengan kemeja putih belum terkancing, rambut basah tersisir rapi, dua gelas kopi dan susu di tangan.“Selamat pagi, Nyonya Nathaniel,” ucapnya sembari menyodorkan gelas susu hangat.Sahira tersenyum manja, duduk dan menyelimuti bahunya. “Selamat pagi juga, Tuan Nathaniel. Masih terasa mimpi.”Michael menatapnya, lalu mencium keningnya singkat. “Sayangnya bukan. Ini nyata. Dan kita akan mulai bulan madu hari ini.”***Di lantai bawah, Evelyn sudah duduk di ruang tamu dengan gaun tidur satin merah marun dan selimut wol melingkar di pundaknya. Tangannya memegang koran pagi, namun matanya tertuju pada anak dan menantunya yang menuruni tangga bersama.“Pagi, Mom,” sapa

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Pria misterius

    Semua para tamu tampak sedang asyik menikmati hidangan yang tersedia di taman luas yang telah disulap menjadi tempat resepsi mewah. Tenda-tenda putih menjulang tinggi, dihiasi rangkaian bunga segar yang menggantung di setiap sisi, sementara orkestra kecil memainkan lagu klasik yang lembut.Michael dan Sahira berdiri di tengah keramaian, masih menyambut satu per satu tamu yang ingin mengucapkan selamat atas pernikahan mereka. Wajah mereka lelah tapi bahagia, mata Sahira berbinar, dan tangan Michael tak pernah lepas dari pinggang istrinya.Tiba-tiba, langkah seorang pria berhenti tepat di depan mereka.Michael mengerutkan dahi, seolah mencoba mengingat sesuatu. Pria itu berdiri tegap, mengenakan setelan jas abu-abu elegan dengan dasi hitam dan sepatu kulit yang mengilap. Garis wajahnya tajam, dagu tegas dengan janggut tipis.Michael menatapnya lekat-lekat. Lalu, matanya membesar.Deg!“Bukankah dia pria yang ada di makam ayah saat itu,” ucapnya pelan, seolah bicara pada dirinya sendiri.

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Hadiah

    Michael dan Sahira berdiri bersama, di depan saksi, keluarga, dan dunia, bersiap mengucapkan janji suci yang telah tertunda—namun kini terasa jauh lebih berarti.Sang pendeta, seorang pria paruh baya dengan suara dalam dan tenang, berdiri di tengah altar, membacakan kata-kata suci. “Hari ini kita berkumpul, bukan hanya untuk merayakan sebuah pernikahan, tapi menyaksikan keajaiban Tuhan bekerja melalui dua jiwa yang pernah terpisah … kini bersatu kembali, lebih kuat, lebih dalam, dan lebih dewasa.”“Michael Nathaniel dan Sahira/Alexa J—dua nama, dua kisah, dua luka, yang hari ini akan disatukan dalam ikatan suci pernikahan.”Suara tangis tertahan terdengar dari beberapa bangku tamu. Sahira menahan napas saat berdiri di hadapan Michael. Pria itu tampak begitu tegang, namun matanya berbicara lebih dari kata.Pendeta melanjutkan, kini dengan nada lebih khidmat.“Michael Nathaniel, apakah engkau menerima Sahira sebagai istrimu yang sah? Apakah engkau berjanji untuk mencintai, menghormati,

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Dia pengantinku, sialan!

    “Bagaimana dengan pernikahan kita?” suara Karin terdengar tajam, nyaris penuh luka. Gaun peach yang membalut tubuh semampainya tampak gemetar, bukan karena cuaca, melainkan karena amarah yang ditahan di dada. Matanya memancarkan kekecewaan yang dalam, dan suara itu seolah menampar semua yang hadir di ruangan itu.Sergio menoleh ke arahnya. Raut wajahnya masih teguh, namun jelas terlihat ada bayang-bayang kebimbangan di balik sorot matanya. Ia tampak lelah, seolah memikul beban yang terlalu berat di pundaknya. “Aku hanya ingin menyelamatkan reputasi keluarga dulu, Karin,” ucapnya pelan tapi tegas. Kalimat itu terdengar seperti sebuah vonis. “Setelah ini … setelah semuanya selesai, kita akan bicarakan lagi.”“Bicarakan lagi?” Karin tertawa kecut, matanya berkaca-kaca. “Kau pikir harga diriku bisa digantung seperti baju kotor?! Sergio, aku tunanganmu! Aku berdiri di sini, menyaksikanmu nyaris menikahi perempuan calon Michael, dan kau masih bilang ‘bicarakan lagi’?!”Namun Sergio sudah me

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Pengantin pengganti

    Pagi hari. Langit seolah merestui. Cerah, tanpa satu pun awan kelabu menggantung. Namun di balik keindahan cuaca, ada hati yang sedang dilanda badai. Di dalam salah satu ruangan luas di mansion keluarga Michael—sebuah kamar berhias tirai putih dan dinding krem elegan—Sahira tengah duduk di depan cermin besar dengan bingkai emas. Seorang MUA profesional tengah sibuk membubuhkan sentuhan akhir pada riasannya. Cahaya alami menyorot dari jendela besar, membuat kulit Sahira tampak bersinar. “Em, cantik sekali ...” bisik si perias dengan kagum, sambil menyemprotkan setting spray. “Kau terlihat seperti putri dari negeri dongeng. Bahkan aku hampir tidak bisa menatapmu terlalu lama.” Sahira hanya tersenyum tipis, nyaris tak bereaksi. Pujian itu terasa hampa. Di balik gaun pengantin megah berenda dan veil sepanjang tiga meter, di balik mahkota kristal yang sudah terpasang di kepala, jantungnya berdetak tak beraturan. Bukan karena gugup akan pernikahan, tapi karena satu hal yang jauh lebi

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status