Share

Rok mini

Penulis: Rafasya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-21 20:13:58

Haidar terlihat tergesa-gesa di dalam rumah, membuka lemari pakaian dengan tangan terburu-buru, mengacak-acak seluruh isi lemari Sahira. Pakaian-pakaian berwarna cerah dan sederhana itu terserak di lantai.

“Di mana pakaian yang bagus?”

“Ah, sialan. Gadis itu tak punya satu pun baju yang bagus untuk dipakai.”

Sahira, yang berdiri di pintu kamar, tampak bingung dan sedikit cemas melihat tingkah laku ayah angkatnya.

“Pak, mau apa? Kenapa lemari Sahira diberantakin?” Sahira bertanya, suaranya pelan, sedikit khawatir dengan tingkah sang ayah pagi ini.

Haidar mengangkat wajahnya sejenak, wajahnya terlihat kesal. “Sudah diam, Bapak sedang mencari baju yang pas buat kamu,” jawabnya sedikit kasar. Matanya kembali berkeliling, mencari sesuatu di antara tumpukan baju yang terhampar.

Hufftt!

'Menyesal aku tak pernah membelikan dia baju.' batinnya.

Setiap pakaian yang diambilnya dilihat sejenak, lalu dibuang begitu saja. Sahira hanya berdiri, matanya mengikuti gerakan ayah angkatnya yang tampak kesal dan frustasi.

Semua pakaian yang ada di lemari Sahira adalah pakaian yang sopan, tak ada satupun yang bisa memuaskan hasrat Haidar. Ia mendesah kesal, merasa tidak menemukan apa yang diinginkannya.

“Aku takkan membiarkan hari ini gagal, Sahira harus terlihat seksi dimata pria itu.”

Setelah beberapa saat, Haidar menemukan pakaian yang sedikit lebih pendek daripada yang lain. Sebuah gaun berwarna merah muda dengan potongan yang cukup pendek di bagian bawah, meskipun tetap sederhana. Senyum kecil terbit di wajahnya, senyum yang penuh makna. Ia mengangkat gaun itu dan dengan cepat memandang Sahira.

“Ini, kamu pakai ini!” perintah Haidar sambil menyodorkan gaun itu ke arah Sahira. Tanpa banyak tanya, Sahira menerima gaun itu dengan tangan gemetar. Meskipun hatinya berat, tak ada gunanya menolak. Ayahnya memiliki sifat pemaksa. Dengan langkah pelan, ia mengenakan gaun itu, dan segera keluar dari kamarnya.

“Bapak, aku tidak nyaman pakai gaun ini.”

Haidar menilai sejenak penampilannya. “Lama-lama juga kamu akan terbiasa,” ucapnya sambil tersenyum puas.

Jujur saja, Sahira merasa tak nyaman, apalagi pahanya yang putih mulus terekspos sempurna.

Haidar kemudian berjalan cepat ke arah Sahira, menarik paksa tangannya dengan kasar. “Ayo, cepat! Kita pergi sekarang!” katanya dengan nada tegas.

Sahira terkejut, dan mencoba memberontak sedikit, namun Haidar menambah kekuatannya, membuatnya tak berdaya.

“Bapak mau ke mana? Kenapa aku harus ikut?” Sahira bertanya dengan suara yang bergetar, dia sangat takut.

Haidar tidak menanggapi pertanyaan itu. Dengan langkah cepat, ia menarik Sahira keluar dari rumah menuju mobil truk tua miliknya yang sudah berderit karena usia. Sahira tak bisa menghindar, dan tanpa bisa berkata lebih banyak, ia hanya mengikuti langkah Haidar. Keringat dikening Sahira bercucuran, tapi dia tidak punya pilihan selain menurut.

“Ya, Tuhan. Mau kemana Bapak membawaku,” batin Sahira.

Sahira duduk diam di samping Haidar yang kini sudah berada di belakang kemudi. Suasana dalam truk terasa sunyi, hanya suara mesin yang berderu memenuhi ruang kabin.

Sahira menatap ke luar jendela, merenung, tapi pikirannya kacau. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi, hanya merasakan ada sesuatu yang sangat salah dengan perjalanan ini.

Haidar memegang setir dengan tangan yang kuat, wajahnya terlihat serius, dia menyeringai kecil, seolah semuanya berjalan sesuai rencana.

Truk melaju meninggalkan rumah mereka, menuju tempat yang Sahira sendiri tak tahu.

***

Di kantor.

Suasana di kantor pusat perusahaan 'Horisson Steel' begitu sibuk. Para pegawai lalu-lalang, membawa berkas dan dokumen penting. Di dalam ruangannya yang luas dengan desain modern, Michael sedang berdiri di belakang meja kerjanya, tangannya menunjuk ke arah Lucas, salah satu anak buahnya, dengan ekspresi marah yang membuat siapa pun yang melihatnya merasa gentar.

“Lucas!” suara Michael bergema di dalam ruangan. “Apa kau tahu berapa banyak proyek yang hampir gagal karena kecerobohan timmu? Aku tidak membayar kalian untuk mengacaukan pekerjaanku!” Matanya menatap tajam Lucas, yang berdiri kaku di depan bosnya, sambil memegang sebuah berkas yang ia bawa. Wajah Lucas tampak pucat, dan dia hanya bisa menunduk tanpa berani membalas.

“Laporan yang kau serahkan ini,” Michael menepuk keras setumpuk dokumen di mejanya, “penuh dengan kesalahan data! Kau pikir ini main-main? Apa kau ingin reputasi perusahaan ini hancur di depan klien?”

“S--saya minta maaf, Bos,” Lucas tergagap, mencoba menjelaskan. “Saya akan segera memperbaikinya—”

“Tidak ada kata maaf! Aku butuh hasil, Lucas, bukan alasan! Perbaiki sekarang, atau aku akan mencari seseorang yang lebih kompeten dari dirimu!”

“Baik, Bos. Takkan kuulangi lagi.”

Kriet!

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka dengan suara pelan namun cukup menarik perhatian. Semua mata, termasuk mata tajam Michael, langsung tertuju ke arah pintu.

Di sana berdiri seorang pria tua bernama Haidar, menggandeng seorang gadis muda yang tampak gugup dan sedikit ketakutan. Gadis itu bersembunyi di balik punggung Haidar, mencoba menghindari tatapan tajam yang dilemparkan Michael.

Haidar menunduk sedikit, lalu berujar, “Selamat pagi, Pak. Ini saya, Haidar. Bukankah Bapak berjanji untuk memberikan pekerjaan untuk putriku ini?”

Hah?

Michael mengangkat alisnya, ekspresi marahnya perlahan berubah menjadi lebih tenang saat melihat Sahira. Senyum simpul perlahan muncul di wajahnya, senyum yang penuh arti. Matanya mengamati Sahira yang berdiri canggung di belakang Haidar, dengan gaun sederhana yang dikenakannya. Gadis itu terlihat seperti rusa kecil yang tersesat di hutan, ketakutan tapi tetap memancarkan kecantikan yang membuat para jantan meneguk ludah.

'Ah gadis itu sangat ... menggairahkan,' batinnya.

“Oh, jadi ini putrimu, Pak Haidar?” kata Michael. Ia berjalan perlahan mendekat, matanya tetap tertuju pada Sahira yang semakin menyembunyikan dirinya di balik punggung ayah angkatnya.

“Benar, Pak,” jawab Haidar cepat, mencoba menjaga nada sopan. “Seperti yang kita bicarakan kemarin, saya datang membawa Sahira. Dia gadis yang rajin dan akan bekerja keras untuk Bapak.”

Michael menatap Haidar sejenak, lalu melirik ke arah Lucas. “Lucas, kau keluar sekarang. Aku akan memanggilmu nanti.” Lucas, tanpa berani membantah, segera mengangguk dan meninggalkan ruangan dengan langkah cepat, lega bisa lolos dari amukan bosnya.

Setelah Lucas pergi, Michael kembali ke meja kerjanya dan duduk di kursinya. Ia melambaikan tangan ke arah Haidar dan Sahira. “Duduklah,” ucapnya datar.

Haidar segera menarik Sahira untuk duduk di kursi yang berada di depan meja Michael, meski Sahira terlihat enggan.

Michael menyilangkan tangannya di dada, menatap Haidar dengan penuh arti. “Aku akan memberikan putrimu pekerjaan, sesuai dengan janjiku kemarin,” gumamnya.

“Em, Pak, kalo boleh tau apa pekerjaanku di sini?” Sahira baru berani angkat bicara.

Michael terdiam, memikirkan pekerjaan yang pas untuk Sahira. Tak mungkin kan, dia langsung bilang minta ditemenin bobok?

“Sekretaris pribadiku.”

Sahira mendongak, menatapnya lekat, “Jujur saja, Pak, aku tak punya pengalaman apapun.”

“kau tak perlu punya pengalaman, cukup menemaniku tidur! Itu sudah cukup,” ucapnya dalam hati.

“Pak?” panggil Sahira, saat tak ada respon dari Michael.

“Em, tidak apa-apa. Nanti akan ada staff di sini yang mengajarimu.”

“Em, kalau boleh tau, berapa gajinya? Maaf, kalau aku terlalu lancang, mengingat kalau aku tidak punya pengalaman apapun,” ucap Sahira lagi dengan sedikit takut.

“20 juta.”

“Se--sebulan?”

“Iya. Kalo kinerjamu bagus.”

Sahira mendekat ke arah Ayahnya. “Pak, ayok kita pulang.”

“Lho, kenapa?”

“Bos-nya stres. Aku yang tak punya pengalaman apapun digaji segitu, untuk apa orang capek-capek sekolah sampai tinggi. Aku rasa, aku bukan dibayar untuk jadi sekretaris,” bisiknya.

Michael terhenyak, niatnya untuk membuat Sahira tergiur malah dikatain stres. Dia segera menarik napas panjang, “Jadi, bagaimana? Mau atau tidak?”

“Ya, setuju,” seru Haidar. Dia tak peduli dengan rencana Michael, asalkan uang 200 juta segera jadi miliknya.

“Tapi, Pak—” protes Sahira.

“Sudah diam!”

Michael menyering4i, dia segera menyerahkan surat perjanjian itu pada Sahira.

Dengan terpaksa Sahira langsung menandatanganinya tanpa membacanya terlebih dahulu.

“Sekarang, kau telah terperangkap gadis cantik.” batin Michael, memandangnya penuh hasrat.

“Sudah,” ucap Sahira, menatap Michael dengan mata indahnya.

“Bagus, kau bisa langsung bekerja mulai besok. Sekarang pergilah, persiapkan dirimu.”

Sahira mengangguk. Dia segera beranjak pergi bersama Haidar. Haidar hanya menurut saja, entah apa yang sedang Michael rencanakan dia tak perduli. Yang dia mau hanya uang dan uang. Setelah ini, dia akan meminta uangnya, lalu pergi.

“Tunggu!”

Baru sampai pintu, ucapan Michael menghentikan keduanya.

“Mulai besok, kau harus pakai rok mini,” sambungnya.

APAH?

Mata Sahira membulat sempurna.

Bersambung ....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Emi Kajol Britz
hadir....pemula nih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Terobsesi

    Sahira berdiri mematung di dekat pintu ruangan Michael. Matanya terbelalak mendengar permintaan terakhir bos barunya. “Mulai besok, kau harus pakai rok mini.” Kalimat itu menggema dalam pikirannya, membuat wajahnya merah padam antara marah dan malu. Ia menggigit bibirnya, mencoba menahan amarah yang mulai memuncak.“Apa maksudnya, Pak?” Sahira memberanikan diri bertanya, meskipun suaranya terdengar bergetar. “Kenapa saya harus pakai rok mini? Bukankah saya di sini untuk bekerja, bukan ... untuk hal yang aneh-aneh?”Michael menatapnya dengan tenang, tetapi ada kilatan nakal di matanya. Sahira yang berdiri di sana dengan pipi merona dan ekspresi protes justru terlihat begitu menggemaskan bagi Michael. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi, melipat kedua tangannya sambil menyunggingkan senyum. “Itu sudah menjadi peraturan di kantor ini,” jawab Michael santai.“Peraturan?” Sahira mengerutkan alisnya, tidak percaya. “Kenapa harus ada peraturan seperti itu?”Michael mengangkat bahu, matanya te

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Harus pakai rok mini!

    Sahira berdiri kaku di depan pintu, bingung dengan reaksi Michael. “Maaf, Pak?” tanyanya ragu, suaranya hampir tak terdengar.Michael mengangkat tangannya, menunjuk ke arah Sahira dari kepala hingga kaki. Matanya menilai setiap detail penampilannya. Tidak ada sedikit pun kesan formal, apalagi seksi, seperti yang ia harapkan.“Ini ... ini yang kau pakai untuk bekerja?” ucap Michael, ia mencoba menahan emosinya. “Aku sudah bilang kau harus memakai rok mini, bukan pakaian seperti ini! Rok-mu itu terlalu panjang!”Sahira menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan rasa gugup. “Maaf, Pak,” jawabnya pelan, “tapi aku memang tidak punya pakaian seperti itu di rumah.”Michael memijit pelipisnya, mencoba menenangkan diri. Di satu sisi, ia merasa kesal karena Sahira tidak mengikuti instruksinya. Namun di sisi lain, ia tidak bisa memungkiri bahwa gadis itu tetap terlihat cantik meskipun dengan penampilan sederhana seperti itu.“Dengar,” ucap Michael, suaranya sedikit melunak, “di sini, aku yang me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Itu burung saya!

    Sahira berdiri canggung di dekat pintu kantin, menatap sejenak ke arah menu yang tertulis di papan besar. Harga makanan di sana membuatnya meneguk ludah. Dia merogoh kantongnya dan memandangi lembaran uang yang tersisa hanya 75 ribu rupiah.“Uangku cuma segini,” gumamnya pelan, suaranya nyaris tenggelam di tengah keramaian kantin. “Kalau aku boros sekarang, bagaimana dengan seminggu kedepan? Mau makan apa aku.”Dia menghela napas panjang, mencoba mencari solusi. Namun, semakin Sahira berpikir, semakin sadar bahwa pilihan terbaik adalah menahan lapar. Sahira membalikkan badan, bersiap meninggalkan kantin dengan langkah lesu. Namun tak lama kemudian, seseorang tiba-tiba mencekal pergelangan tangannya.“Akhh!”Sahira tersentak. Ia menoleh cepat, dan terkejut mendapati sosok Michael berdiri di sana.“Temani aku makan siang,” ucap Michael singkat.Mata Sahira membulat sempurna. Ia tidak menyangka bosnya yang dingin itu akan muncul di sini, apalagi memintanya menemani makan. “A-apa?” ucap

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   First kiss

    “Itu burung saya!”Hah?“Ah, maaf, Pak. Aku tak tau kalau itu burung Bapak.”Michael memejamkan mata, mencoba tak emosi di depan Sahira.“Keluar!” pintanya.“Tapi, Pak—”“Aku bilang keluar!”Sahira terkejut, dia segera berlari terbirit-birit dari sana.Di dalam ruangan, Michael berdiri mematung. Wajahnya tegang, dan tangannya mencengkeram pinggir meja kerja. Ia menghela napas panjang, mencoba menguasai dirinya. Michael mencoba menahan hasratnya. Dia begitu tersiksa, dengan nafsu yang tiba-tiba saja muncul.“Burung saya?” ulangnya dalam hati, merasa bodoh karena membiarkan kata-kata itu keluar begitu saja.Michael mengusap wajahnya dengan kasar, lalu berjalan ke kamar mandi kecil di sudut ruangan. Ia membasuh wajahnya dengan air dingin, berharap sensasi dingin itu bisa meredakan emosi dan perasaan campur aduk yang ia rasakan.“Ini semua gara-gara Sahira, dia harus bertanggung jawab!” umpatnya.Setiap kali dia menutup mata, bayangan Sahira dengan rok mini itu kembali memenuhi pikirannya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Resign

    BRAK!Pintu ruangan terbuka dengan kencang, membuat Michael yang semula fokus pada layar komputer menoleh ke arah sumber suara.Di sana, berdiri Sahira yang wajah merah padam.“Pak Michael, aku mau resign!” ucapnya dengan lantang.Michael terdiam sejenak, seolah berpikir.“Resign?” ulangnya.“Iya.”“Kenapa? Kamu baru bekerja dua hari, sekarang minta resign, apa ada yang salah?”'Tentu saja salah, kau sudah bertindak kurang ajar padaku!' umpat Sahira dalam hati.“Pokoknya aku mau resign Pak, aku nggak betah bekerja di sini.““Baiklah, kalau kamu mau resign.”Hah? Semudah itu?“Iya.” Sahira segera berbalik, berniat pergi dari sana. Tetapi, ucapan Michael menghentikan langkahnya.“Kau pulang sekarang, dan kembali lagi sambil bawa uang sebanyak 500 juta, berikan padaku.”“Apa?!”“Kurang jelas? Pulanglah, dan kembali lagi kemari. Kamu harus memberiku 500 juta karena telah memilih resign.”“Aku sama sekali tak mengerti!”Michael menarik napas dalam-dalam sebelum menjelaskan, “Kamu ingat su

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Masa lalu

    “Ah, Pak, lepaskan! Aduh!” Michael tidak menjawab, tapi malah menarik Sahira lebih dekat ke arahnya. Sahira merasa tidak nyaman dan berusaha melepaskan diri, tapi Michael terlalu kuat.“Ah, nikm4t sekali.” pria itu langsung menggesekkan senjata miliknya dengan pant*t bahenol Sahira.Sahira menggigit bibir, kala jemari Michael meremas bulatan indah miliknya.“Pak ... kumohon jangan. Bukankah aku butuh waktu. Jangan sekarang, Pak.”Michael mendesah pelan, napasnya mengenai leher Sahira. Sahira merasa bulu kuduknya berdiri, dia memberontak dan berusaha melepaskan diri dari pelukan Michael.Michael yang tak sabaran segera menurunkan resleting celananya, hal itu membuat Sahira semakin panik.“Ahh, Pak ... jangan Pak, bagaimana kalau ada yang melihat kita!”“Pak!”“Ah, Pak, jangan! Ugh!”Hening.Sahira tertegun, dia segera menoleh ke samping, tak ada siapapun.Hah?Dia tersadar bahwa itu hanya khayalan. Saat ini, dirinya masih berada di ruangan kerja Michael, sendirian. Dia tidak sedang da

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Sakit tapi .... (21+)

    Sahira duduk di sudut transportasi umum, uangnya tak cukup untuk memesan taksi. Pagi ini penumpang begitu ramai, membuatnya menjadi canggung.Dan benar saja, tatapan beberapa penumpang yang duduk di sekitarnya membuatnya merasa tidak nyaman. Bisik-bisik pun mulai terdengar.“Lihat, rok sependek itu pagi-pagi. Mau ke mana dia?” seorang wanita tua berbisik pelan tapi sengaja dikeraskan.“Ya ampun, gak takut kedinginan apa?” sahut seorang ibu sambil memeluk anaknya erat, seolah Sahira adalah ancaman.“Zaman sekarang, kok, perempuan makin berani, ya. Mau cari perhatian siapa? Perhatian Bos?” kata seorang pria sambil melirik Sahira dari atas ke bawah.Mendengar itu, Sahira menunduk dalam-dalam, wajahnya memerah karena malu. Dengan cepat, ia meraih jaket di tasnya dan menutupinya ke paha. “Kenapa aku harus pakai rok ini tadi?” gumamnya pelan, hampir menangis.Dia menggigit bibirnya, mencoba mengabaikan suara-suara di sekitarnya. “Semoga cepat sampai,” batinnya, sambil memandangi jalanan di

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Rumah sakit

    Mereka masuk ke dalam gedung rumah sakit. Sesampai di sana, Michael langsung masuk ke dalam ruangan dokter tak perlu mengantri terlalu lama.Sahira yang merasa tak enak pada bagian anu-nya akibat kejadian di dalam taksi tadi, bergegas pamit pada Michael untuk ke toilet. "Pak, aku permisi dulu ke toilet dulu, ya," katanya.Michael mengangguk. Dia mengerti apa yang terjadi pada Sahira. “Pergilah. Aku akan menunggu di sini. Jangan lama-lama."Sahira berjalan menuju toilet, merasa lega bisa melarikan diri sejenak dari Michael yang tiba-tiba berubah menjadi sangat mesum. Dia tidak mengerti apa yang terjadi dengan bosnya itu.Sahira menghela napas, mencoba menetralkan perasaannya. “Ini gila! Bagaimana mungkin aku menikmatinya,” umpatnya sedikit frustrasi.“Aku harus segera melarikan diri sebelum dua minggu. Jangan sampai Pak Michael memperawaniku. Setelah mendapatkan gaji pertamaku, aku akan pergi.”Untung saja Sahira masuk di pertengahan bulan, kemungkinan gajinya dibayar setengah.“10 ju

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07

Bab terbaru

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Akhir dari segalanya

    Di lantai tertinggi kantor pusat yang menjulang, suasana di ruang rapat eksekutif terasa lebih dingin dari biasanya. Dinding-dinding kaca yang menghadap kota seolah menjadi saksi bisu kebangkitan kembali seorang raja yang nyaris terguling. Michael berdiri tegak di depan proyektor, wajahnya tanpa ekspresi, hanya sorot matanya yang tajam menyapu setiap wajah di ruangan. Di belakangnya, layar besar menampilkan rekaman-rekaman pengkhianatan: Lucas yang tertawa puas, Olivia yang berbisik dengan sensual, Rendi dan Jaya yang membicarakan strategi pengambilalihan secara rinci. Beberapa petinggi perusahaan yang duduk di meja panjang tampak tegang. Beberapa di antaranya bahkan tak bisa menyembunyikan keterkejutan dan kemarahan mereka. Tangan mengepal, rahang mengeras. Salah satu dari mereka, Pak Raymond, menunduk dalam-dalam, merasa bersalah karena pernah mendukung keputusan Lucas dalam rapat-rapat penting. “Lucas menipu kita semua,” gumamnya lirih. Michael tetap diam. Dia membiarkan v

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Menangkap tikus

    Lucas duduk di sofa dengan Olivia yang melingkarkan lengannya di pundaknya, tubuhnya masih berbalut kimono tipis. Para pengikutnya—Rendi, Jaya, dan dua anak buah lainnya—berdiri dengan senyum puas di hadapan peta digital aset Michael yang telah mereka rampok secara perlahan. “Michael bukan apa-apa tanpa loyalitas,” ucap Lucas sombong. “Dan sekarang? Dia bahkan tidak bisa percaya pada bayangannya sendiri.” “Tapi dia bisa balas dendam,” ujar Rendi, sedikit ragu. “Kau tahu Michael, dia takkan tinggal diam.” Lucas menertawakannya. “Tenang. Aku sudah rencanakan semuanya. Bahkan jika dia melawan ... semua sudah terlambat. Aku punya cukup bukti untuk membuatnya tampak seperti dalang korupsi. Jika dia bicara, justru dia yang akan jatuh.” Olivia mencium leher Lucas, berbisik, “Kau memang jenius.” Lucas menarik napas panjang penuh kemenangan. “Bersiaplah. Dalam tiga hari lagi, kita ambil alih perusahaan—dan dunia akan melihat Michael jatuh, sementara kita berdiri di atas puingnya.” *

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Membuat perangkap

    Mobil yang dikendarai Lucas melaju mulus membelah gelapnya malam. Musik klasik berdentum pelan dari speaker, namun tidak menenangkan suasana hati sang pengemudi. Di balik kemudi, Lucas bicara sendiri, seperti tak mampu menahan hasrat untuk meluapkan kejengkelannya terhadap Michael.“Bocah sok suci ...,” gerutunya.“Mentang-mentang pewaris, merasa bisa menginjak semua orang, memerintah semua orang. Tapi lihat sekarang, Michael ... kau hanya boneka. Aku yang menarik benangnya. Aku yang akan mengakhiri segalanya.”Lucas tertawa pendek, tajam dan getir. Jemarinya mengetuk-ngetuk setir dengan irama tak sabar. Dia sudah membayangkan ekspresi Michael saat semuanya terbongkar—hancur, marah, dan sendirian.Di belakang, dalam mobil lain yang lampunya sengaja diredam, Michael dan David membuntuti dengan cermat. Michael mengenakan topi gelap dan masker hitam, matanya tajam mengamati setiap gerak Lucas dari kejauhan. Di sampingnya, David duduk dengan napas sedikit berat, luka-luka di wajahnya belu

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Sebuah rencana

    Setelah keluar dari tempat rahasia, Michael membanting pintu mobilnya dengan kasar. Napasnya memburu, rahangnya mengeras, dan matanya memerah karena amarah yang tak terbendung. Tangan kanannya mengepal di atas kemudi, sementara tangan kirinya dengan cepat menyalakan mesin.“Brengsek!” desisnya lirih, tapi penuh racun. Mobil sport hitamnya melesat keluar dari parkiran seperti peluru, ban berdecit di aspal.Di dalam mobil, Michael meninju setir sekali, dua kali. “David! Kau berani mengkhianatiku?! Setelah semua kepercayaan yang kuberikan, kau mengiris punggungku dari belakang! Dasar pengkhianat busuk!”Giginya bergemeletuk karena menahan amarah. Tangannya bergetar saat menggenggam ponsel. Dia menekan kontak dengan nama David dan menempelkan ponsel ke telinga, matanya fokus pada jalanan malam yang sepi namun terasa sempit oleh emosinya sendiri.“Halo, Tuan,” suara David terdengar datar di ujung sana, seperti biasa, tanpa curiga.Michael mendesis, menahan diri agar tak langsung berteriak.

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Kau sering bercinta dengan Oliv?

    Sahira dan Michael saling berpandangan. “Permisi, Pak, aku bawa kopi untuk Anda ....” “Oliv!”Sahira masih duduk di sofa, mengenakan blus putih elegan dan rok selutut. Ia menatap tajam ke arah Olivia yang baru saja membuka pintu dan masuk sambil membawa nampan berisi kopi."Tuan, ini kopinya," ucap Olivia lembut, senyum kecil menghias wajahnya yang dipoles rapi. Ia berjalan pelan, langkahnya menggoda seperti model catwalk.Michael mengerutkan alis. "Tapi, saya tidak memintanya.""Kan biasanya Tuan sering meminta saya buatkan kopi," jawab Olivia cepat. Dia meletakkan gelas kopi di meja kaca, lalu mundur dua langkah. Namun sebelum sepenuhnya berbalik menuju pintu, ia menepuk ringan bokongnya sendiri sambil mengedipkan mata ke arah Michael.Gerakan itu singkat, tapi jelas. Sahira melihatnya. Dan matanya langsung menyipit.Keheningan sejenak merayap ke ruangan. Olivia melangkah keluar dengan lenggokan pinggul yang dibuat-buat, meninggalkan aroma parfum mahal dan kejanggalan yang mencolo

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Suka minta jatah

    “Sergio ...”Sahira memanggil pelan, tapi cukup untuk membuat dua pria di depannya menoleh bersamaan. Michael menatapnya penuh tanya, sementara Sergio menajamkan mata, seolah tak percaya Sahira menyapanya dengan nada selembut itu.Ruangan terasa hening sesaat. Ketegangan menggantung di udara, seperti benang tipis yang bisa putus kapan saja.Sahira menarik napas dalam-dalam. “Aku ingin bicara. Hanya sebentar.”Sergio memandang Michael, seolah meminta izin, dan Michael mengangguk singkat. Dengan langkah pelan, Sergio mendekati Sahira, berdiri berhadapan dengannya. Jarak mereka cukup dekat untuk mendengar detak jantung masing-masing, tapi cukup jauh untuk menyimpan semua luka lama di antaranya.“Ada apa?” tanya Sergio datar. Tidak dingin, tapi juga tidak hangat.Sahira menelan ludah. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya. “Aku ... aku ingin minta maaf,” ucapnya akhirnya. “Untuk malam itu. Waktu aku—waktu aku menembakmu.”Sergio tidak langsung bereaksi. Matanya menatap dalam ke arah Sahira,

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Melepas rindu 21+

    Setelah selesai makan siang. Sahira merunduk manja ke dada Michael, tubuhnya melingkar seperti kucing jinak yang mencari kehangatan.Tangannya yang lembut merayap ke lengan kekar Michael, menyusuri kulitnya perlahan, seperti ingin mengukir rasa rindu yang ia tahan sejak pagi.Michael masih menatap layar ponselnya, membaca satu demi satu pesan masuk yang tak pernah berhenti berdatangan. Tapi fokusnya buyar saat suara lembut Sahira membisik halus di telinganya.“Apa ponselmu lebih menarik dari aku?”Pertanyaan itu terdengar manja, tapi ada nada menggoda di dalamnya. Michael menoleh. Sekejap saja, namun cukup untuk melihat tatapan jengkel sekaligus merayu dari Sahira. Tanpa banyak bicara, dia mematikan ponsel, meletakkannya di atas meja kaca dengan suara klik pelan, lalu membalikkan tubuhnya untuk menatap perempuan yang kini bersandar di lengannya.“Tentu saja tidak, sayangku,” ucap Michael pelan, suaranya berat dan penuh senyum. “Kenapa kamu manja begini seperti kucing birahi, hm?”Sahi

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Berita pernikahan

    Berita tentang bersatunya Horison Steel dan ALX Group mengguncang jagat bisnis internasional. Di berbagai stasiun televisi, situs berita ekonomi, hingga media sosial, nama dua perusahaan raksasa itu terus menjadi perbincangan hangat. Para analis menyebut ini sebagai salah satu penggabungan korporasi paling berpengaruh dalam satu dekade terakhir. Alasan utamanya, bukan hanya karena kekuatan modal dan pengaruh pasar dari dua entitas itu, tetapi juga kabar bahwa dua pemimpin utamanya, Michael Nathaniel dan Alexa J, akan segera menikah.Michael duduk di ruang kantornya yang luas dan mewah. Ruangan itu sunyi, hanya denting jam dan desiran AC yang terdengar samar. Di hadapannya, layar laptop masih menampilkan berbagai laporan merger dan reaksi pasar yang positif. Saham perusahaannya melonjak tajam, investor dari berbagai belahan dunia mulai mengalihkan dana mereka ke sektor baja dan konstruksi. Ini seharusnya menjadi hari yang membanggakan, namun Michael justru menatap layar dengan raut wa

  • HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta)   Kecurigaan Michael

    Pagi hari.Cahaya layar monitor memantul di wajah Michael, menyoroti ketegangan yang menggelayut di dahinya. Tangannya bergerak cepat, mengetik dan membuka beberapa file rahasia keuangan miliknya. Pupil matanya menyempit saat angka-angka tak wajar muncul di hadapannya. Beberapa akun sudah tidak aktif. Aset digitalnya hilang. Transfer tidak sah dilakukan dalam jumlah besar. Dan anehnya, semuanya dilakukan tanpa terdeteksi oleh sistem pengamanannya."Ini tidak masuk akal ...," desisnya lirih namun sarat amarah.Jantungnya berdegup lebih cepat. Semua dokumen yang dia buka menunjukkan hal yang sama, pencurian sistematis. Sesuatu yang dirancang dengan sangat cermat dan dilakukan oleh seseorang yang paham betul struktur keamanan keuangan perusahaannya."Siapa yang berani melakukan ini padaku?"Dengan gerakan kasar, Michael menutup laptopnya dan berdiri. Kursi kerjanya terhempas ke belakang. Dia melangkah keluar dari ruang kerja pribadinya menuju ruang tengah, wajahnya memerah karena emosi.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status