Home / Romansa / HASRAT TERLARANG ADIK TIRI / 4 - CIUMAN DALAM GELAP

Share

4 - CIUMAN DALAM GELAP

Author: Ranari Kka
last update Last Updated: 2025-09-15 21:25:06

Chloe menatap langit-langit kamar, tubuhnya terasa berat. Semakin lama ia menatap, semakin besar keinginannya untuk pergi dari rumah ini. Namun kenyataan menampar keras. Tabungannya tidak akan cukup.

“Aku belum mulai bekerja. Aku juga tidak mau merepotkan ibu,” gumamnya getir, suara nyaris pecah.

Ponselnya masih tergeletak di lantai, layar padam. Ia menunduk, lalu meraih benda itu hendak menutup semua tab kost-an yang ia buka. Tapi tiba-tiba, ponselnya berdering beberapa kali.

Tring! Tring!

Pesan masuk dengan cepat dan bertubi-tubi.

Chloe terdiam. Angka di ikon pesan naik seperti deret hitung gila. Mulai dari 15… 27… 39… hingga lebih dari 50 pesan masuk hanya dalam hitungan menit.

Ia membuka satu. Isinya sama, hanya satu kata sapaan ‘hai’. Pesan berikutnya? ‘hai’. Dan berikutnya lagi masih ‘hai’.

“Orang bodoh mana yang sebar spam seperti ini?” Chloe mendengus, buru-buru memblokir nomor itu. Ia melempar ponsel ke kasur, lalu menutupi wajah dengan bantal mencoba menenangkan diri.

Belum sempat menarik napas lega, pintu kamarnya berdecit. Chloe refleks bangkit.

Di ambang pintu, berdiri sosok yang paling tidak ingin ia lihat saat ini. Dante.

Pria berambut hitam berantakan itu masuk tanpa aba-aba, menutup pintu dengan tenang tapi tatapannya menusuk. Sebuah ponsel yang layarnya menyala tergenggam di tangan dan Chloe langsung sadar.

“Kau… jangan bilang yang mengirimiku pesan—”

“Kenapa kau blokir aku?” Dante memotong, suaranya rendah.

Chloe memelototinya, ternganga tak percaya. “Jadi benar kau?! Serius? Kau psikopat, Dante!”

Pria itu hanya menyeringai tipis, langkahnya mantap mendekat. Aura tubuhnya begitu kuat sampai Chloe merasa kamarnya menyusut jadi sekecil kotak korek.

“Aku harus pastikan kau membaca pesanku.”

“Dengan cara menerorku?” Chloe menahan napas.

“Kalau aku tidak lakukan itu, kau pasti terus menghindar.”

Senyum Dante makin jelas. Chloe merasa wajahnya memanas, tapi buru-buru menarik selimut seolah melindungi diri.

“Kalau kau berani blokir aku lagi, aku akan masuk kamarmu setiap malam.” Suara Dante nyaris berbisik, tapi begitu menekan.

Chloe tersentak. Jantungnya berdetak gila. Mulutnya ingin menyemburkan makian, tapi suaranya tercekat.

Sebelum sempat berkata apa-apa, suara Sarah tiba-tiba terdengar memanggilnya dari luar kamar.

“Chloe, kau di dalam?”

Chloe panik. Ia tidak mau sampai ibunya melihat Dante di sini. Tanpa pikir panjang, ia berdiri dan menarik lengan Dante dengan kasar.

“Masuk lemari!” desisnya.

“Serius?” Dante terkekeh, tapi sempat menunduk melihat lemari sempit itu dengan tatapan geli.

“Cepat!”

Mereka berdua terhimpit di dalam lemari. Dinding kayu terasa dingin di punggung Chloe. Aroma sabun dan parfum Dante menguar, menusuk hidungnya. Nafas mereka beradu dalam udara pengap.

Chloe buru-buru menempelkan telunjuk ke bibir, memberi kode agar pria itu diam.

Namun Dante tidak menuruti. Tatapannya justru semakin nakal. Dari jarak sedekat itu, Chloe bisa melihat jelas sorot matanya yang berbahaya. Ia bisa merasakan dada Dante bergerak naik-turun nyaris menempel ke miliknya.

“Kenapa kita harus sembunyi?” bisiknya lembut. Suara rendah itu nyaris seperti godaan.

Chloe hampir meledak. “Diam!” desisnya setengah panik.

“Kita saudara, apa yang mau kau sembunyikan dari ibumu?”

Kata itu membuat Chloe spontan menoleh dengan sorot tajam. “Saudara apanya? Jangan omong kosong!”

Dante berhenti menatapnya. Senyum tipis kembali muncul. Lalu tanpa aba-aba, bibirnya menempel ke bibir Chloe.

Chloe membeku. Dunia seolah berhenti. Jantungnya berdentum keras dan tubuhnya kaku. Otak menjerit memaksa menolaknya, tapi tubuh tak bergerak. Rasa asing sekaligus akrab menyergap, seolah membuka kotak yang selama ini ia kunci rapat.

Tangannya sempat menekan dada Dante, tapi berhenti di sana tanpa tenaga, hanya menggigil.

Dante menarik diri perlahan. Keningnya hampir menyentuh kening Chloe, suaranya berat saat berbisik, “Dengar baik-baik, Chloe. Aku tidak akan pernah melihatmu sebagai saudara. Tidak sekarang atau selamanya.”

Chloe menelan ludah. Bibirnya masih panas, tubuhnya gemetar, sementara suara ibunya di luar kamar akhirnya menjauh.

Namun di dalam lemari sempit itu, napas Dante masih terasa di wajahnya, menyapu kulit seperti bara. Chloe memejam sesaat, mencoba menguasai diri, tapi hatinya seperti berkhianat, berdenyut mengikuti jarak tipis di antara mereka.

Ia tahu, satu gerakan kecil saja bisa menjatuhkannya lagi ke dalam pelukan pria itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • HASRAT TERLARANG ADIK TIRI   8 - ADIK TIRI OVERPROTEKTIF

    Chloe berdiri di belakang meja bar. Tangannya lincah menata gelas dan membersihkan bekas tumpahan susu. Matanya tampak fokus, tapi gerakannya terlalu mekanis seolah pikirannya tertinggal di tempat lain.Sudah hampir setengah jam ia bekerja tanpa bicara. Hanya sesekali mengangguk ke pelanggan yang memesan. Di luar jalanan sore mulai ramai, tapi dunia di dalam kafe terasa jauh lebih tenang.Sampai suara berat namun tenang memecah keheningan.“Kau baik-baik saja?”Chloe menoleh pelan. Arga bersandar di meja kerja sebelah, rambut gondrongnya dikuncir rapi, lengan seragamnya digulung sampai siku. Ia menatap Chloe dengan ekspresi cemas yang disamarkan oleh senyum tipis.Chloe sedikit mengerutkan kening, tidak mengerti maksudnya.Arga menatapnya sejenak, lalu menunduk, seperti ragu apakah ia seharusnya melanjutkan.“Maksudku… semalam. Pria itu. Dia sungguh adikmu?” Ia menatap lurus, seolah mencari kata yang tepat.Chloe mengedip pelan, lalu menurunkan pandangan ke cangkir yang sedang ia lap.

  • HASRAT TERLARANG ADIK TIRI   7 - SENTUHAN TERLARANG

    Dante melangkah mendekat lagi, menutup celah hingga napas mereka hampir bercampur. Chloe menatapnya datar dengan mata dingin yang tak mau luluh. Hanya ada bunyi langkah dan jantung mereka yang berdetak kencang.“Aku akan membunuhmu kalau berani menyentuhku tanpa izin lagi!” Chloe memerintah, suaranya tegas.Tawa Dante meledak, menggulung dan mereda jadi senyum sinis. “Kalau kau tak ingin kusentuh, jangan buat aku marah, Chloe,” jawabnya pelan. Suara itu menjadi dingin, seperti baja yang mengiris.Chloe mendesah. “Dasar gila.” Suaranya penuh rasa jijik.Dante mencondongkan badan, pandangannya menekan. “Kuperingati kau agar tidak dekat-dekat dengan pria lain, selain aku.” Kata-katanya seperti klaim, bukan nasihat.“Kau siapa berani mengaturku?” Chloe menantang, dagunya terangkat.Dante mundur sebentar, lalu tertawa pendek sebelum melangkah maju lagi. Di bawah lampu kuning, bekas luka di pipinya tampak menonjol.“Aku? Adikmu. Kau sendiri yang bilang, bukan?” Suaranya mengambang, penuh ej

  • HASRAT TERLARANG ADIK TIRI   6 - WANITA YANG JAHAT

    Aroma kopi pekat langsung menyambut Chloe saat ia melangkah masuk ke kafe. Wanita itu menata rambut sebahunya yang bergelombang ringan, meski beberapa helai jatuh bebas menutupi pipinya yang pucat.Wajahnya sederhana, tapi cantik alami dengan mata besar dan bening itu memantulkan kegugupan sekaligus tekad. Dengan celemek hitam yang baru ia kenakan, Chloe terlihat seperti potret barista pemula yang berusaha keras tampil percaya diri.“Chloe, kan?” Suara ramah menyapa.Seorang pemuda berpostur tinggi dengan rambut agak gondrong rapi melangkah keluar dari balik meja kasir. Namanya Arga, senior di kafe itu. Usianya mungkin 25-30 tahun, sorot matanya hangat dan penuh selidik.“Iya.” Chloe tersenyum kikuk, menyembunyikan kegugupannya.Arga mengangguk sambil tersenyum miring. “Aku Arga. Mulai hari ini kita partner kerja. Kamu shift sore sampai malam, kan?”Chloe hanya mengangguk singkat, lalu berjalan mengikuti langkah Arga ke belakang meja. Mesin espresso mendesis, aroma cokelat panas berca

  • HASRAT TERLARANG ADIK TIRI   5 - BENCI TAPI PEDULI

    Chloe duduk di kursi makan dengan rambut masih berantakan. Matanya sayu akibat semalam hampir tidak tidur.Meja sudah penuh dengan hidangan. Ada roti panggang, telur, dan kopi hangat yang aromanya menusuk hidung.Richard duduk rapi dengan koran di tangan. Sementara Sarah mondar-mandir menambahkan makanan ke piring masing-masing.“Chloe, semalam kau ke mana? Ibu masuk ke kamarmu, tapi kau tidak ada,” tanya Sarah sambil menaruh gelas susu di depannya.Chloe yang sedang meneguk air langsung tersedak. Batuk keras, dadanya naik-turun, membuat semua orang menoleh.“Chloe, hati-hati!” Sarah panik, menepuk-nepuk punggungnya.Wajah Chloe memanas. Bukan karena tersedak, tapi karena otaknya baru saja menampilkan kembali kilasan semalam—mereka bersembunyi di lemari, dan… bibirnya yang direnggut begitu saja.Chloe buru-buru menggeleng, mencoba menenangkan diri.“A-aku sedang keluar mencari angin, Bu,” jawabnya bohong.Dari ujung meja, Dante menatapnya. Pria itu duduk santai, kaos hitam membalut tu

  • HASRAT TERLARANG ADIK TIRI   4 - CIUMAN DALAM GELAP

    Chloe menatap langit-langit kamar, tubuhnya terasa berat. Semakin lama ia menatap, semakin besar keinginannya untuk pergi dari rumah ini. Namun kenyataan menampar keras. Tabungannya tidak akan cukup.“Aku belum mulai bekerja. Aku juga tidak mau merepotkan ibu,” gumamnya getir, suara nyaris pecah.Ponselnya masih tergeletak di lantai, layar padam. Ia menunduk, lalu meraih benda itu hendak menutup semua tab kost-an yang ia buka. Tapi tiba-tiba, ponselnya berdering beberapa kali.Tring! Tring!Pesan masuk dengan cepat dan bertubi-tubi.Chloe terdiam. Angka di ikon pesan naik seperti deret hitung gila. Mulai dari 15… 27… 39… hingga lebih dari 50 pesan masuk hanya dalam hitungan menit.Ia membuka satu. Isinya sama, hanya satu kata sapaan ‘hai’. Pesan berikutnya? ‘hai’. Dan berikutnya lagi masih ‘hai’.“Orang bodoh mana yang sebar spam seperti ini?” Chloe mendengus, buru-buru memblokir nomor itu. Ia melempar ponsel ke kasur, lalu menutupi wajah dengan bantal mencoba menenangkan diri.Belum

  • HASRAT TERLARANG ADIK TIRI   3 - DIBALIK PINTU TANPA KUNCI

    Chloe berdiri tepat di depan cermin. Jemarinya sibuk merapikan kerah kemeja putih. Hari ini ia punya wawancara penting. Sebuah kesempatan untuk memulai kembali hidupnya, jauh dari masa lalu yang masih membayang.Namun, bayangan itu justru datang tanpa diundang. Kilatan kembang api. Sorak-sorai orang-orang yang berdesakan di alun-alun kota. Dan sosok Dante, tiga tahun lalu, yang menggenggam erat tangannya."Tunggu aku di bawah pohon besar. Setelah hitungan mundur, kita akan melihat kembang api bersama. Aku ingin malam tahun baru kita jadi awal yang baru, Chloe."Itulah janji terakhir yang Dante ucapkan. Janji yang ia hancurkan sendiri. Karena ketika malam itu datang, Chloe tidak pernah muncul. Ia memilih kabur meninggalkan Dante sendirian di tengah keramaian.Chloe mengerjap cepat, menepis kenangan itu. Ia menarik kemeja hingga menutup sebagian tubuhnya, namun belum sempat mengancingkan semua, suara pintu berderit terbuka hingga membuatnya menoleh kaget.Sosok pria paling dibenci berdi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status