Share

|13| Anugerah Yang Mengikat

Baru satu suapan lelaki itu luncurkan ke mulutku, aku sudah tidak berselera lagi. Tapi Tuan Harraz terus menyodorkan tangannya, membuatku mau tidak mau harus menerima suapan demi suapannya. Mata dinginnya menatapku lekat, dengan jempol yang terus mengusap di bibirku yang kotor oleh nasi dan lauk. Posisi seperti ini demi Tuhan membuatku mual. Kehamilan membuat moodku sebagai ibu mudah hancur dan tidak terkontrol.

“Aku tidak bisa makan banyak Mas,” keluhku padanya yang langsung menarik kembali tangan. Tuan Harraz memberikan aku segelas air minum, yang kutenggak sampai habis. Sisa nasiku dilahap habis olehnya sampai piring itu bersih, setelah itu tidak menambah lauk atau nasi sama sekali.

Aku mengernyitkan hidung saat wajahku terlalu dekat dengan tubuhnya yang disemprot parfum menyengat. Aroma tubuh lelaki itu membuatku mual, Tuan Harraz yang menyadarinya bertanya, “Kamu tidak suka bau tubuhku?”

Aku dile

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status