Share

Bab 17: perjanjian malam

Waktu berjalan melambat, Kana tak sanggup lagi mengatur jantungnya yang berdegup begitu kencang, tercengang karena tatapan tajam yang menerjang dirinya seketika.

“Kana!” ucap Jiddan heran.

“Maaf Pak Yai, tadi Pak Yai yang menyuruh saya masuk Pak,” jelas Kana menunduk ketakutan.

“Saya tidak sadar, maaf, hari ini saya terlalu capek sekali memikirkan masalah pekerjaan,” Jiddan mengerjapkan mata menyadarkan diri.

“Apa mau saya bantu pijit Pak?” ceplos Kana.

Ya, maklum saja dengan prilaku Kana yang cenderung berani melakukan apa saja pada kyai mudanya. Karena pendidikannya yang hanya sampai tamatan SMA, membuat wanita itu berbeda dengan wanita lain yang Jiddan kenal yang memiliki beground pendidikan pesantren, apalagi untuk disamakan dengan istrinya, sama sekali tidak bisa disamakan.

“Eh? Tidak Kana terimakasih,” tolaknya.

“Baik Pak Yai, saya permisi ke dapur lagi,” masih menunduk membalikkan tubuhnya dan meninggalkan tuan tampan.

Berjalan menuju dapur, Kana tak henti membayangkan tatapan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status