Share

Bab 88: kabar bahagia

“Tapi…”

“Kenapa?”

“Naya malu Pak Kyai,”

“Malu pada siapa?”

“Anak santri. Mereka belum mengetahui acara ini. Dengan pergi berdua seperti ini, Naya khawatir ini akan menjadi fitnah,”

Jidan menghela napas memperbaiki posisi duduknya berhadapan dengan Naya.

“Kana,” panggil Jidan.

“Baik Pak Kyai,” sahut Kana yang muncul dari ruang keluarga.

“Tolong kumpulkan semua pengurus disini sekarang,”

“Sekarang Pak Kyai?” tanya Kana memastikan.

“Ya,”

“Nggeh Pak Kyai,” angguk Kana lalu bergegas keluar mengerjakan perintah Jidan.

Naya terbelalak mendengar ucapan Jidan yang tiba-tiba memanggil semua pengurus untuk berkumpul disini. Keputusan itu, pasti karena ucapannya barusan yang merasa malu karena para santri belum ada yang tahu.

“Pak Kyai?” suaranya lirih tak percaya.

“Kita cukup memberitahu pengurus saja kan?”

“Kenapa tiba-tiba begini Pak Kyai? Pak Kyai semakin membuat Naya malu,” ujarnya mengerucutkan bibir manisnya.

“Siap-siap saja dengan tanggapan mereka nanti,”

Mendengar kalimat itu, wajah Naya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status