Share

3. Kamu Mau Menikah Lagi?

Author: Ulhy Maerhan
last update Last Updated: 2025-04-08 14:44:28

“Suasana rumah kenapa jadi sepi? Aku tidak mendengar suara Mas Angga. Apa dia sedang berduaan dengan Sandra?

Sandra adalah anak dari salah satu teman sosialita Merliam. Parasnya cantik, dan ia adalah lulusan terbaik di Universitas ternama di luar negeri.

Tentunya, Safina kalah dari segala sisi jika dibanding dengan Sandra. Safina memang kalah dari segi kecantikan dan pendidikan, tetapi ia unggul dalam ketulusan dan kesabaran.

“Sayang sekali kamu, Sandra. Kamu cantik dan pintar, tapi kenapa mau jadi perebut suami orang?”

Malam yang dingin, di balik jendela terdengar suara rintik hujan. Ketika Angga tidak di kamar, Safina memanfaatkan kesempatan itu untuk menulis. Menulis adalah hobi Safina dan ia tidak ingin Angga mengetahui hobinya tersebut.

Tok! Tok! Tok!

Seseorang mengetuk pintu kamar. Safina membukanya. Ia melihat Angga dan Merliam berdiri. Di tangan Angga, terdapat kotak hadiah berwarna merah marun berukuran sedang.

Safina kaget melihatnya. Ia curiga dengan sikap manis Angga. Tapi, bukankah ini yang diharapkan Safina?

“Ini kado untuk kamu,” Angga menyerahkan kotak di tangannya. Tidak ada ekspresi apapun di wajahnya yang tampan.

“Besok, Ibu akan mengadakan acara ulang tahun pernikahan pertama kalian. Kamu harus tampil cantik karena akan banyak tamu yang datang," ucap Merliam.

“Aku tahu, kamu nggak punya gaun yang cantik. Makanya, aku sengaja belikan kamu gaun untuk kamu pakai di acara penting kita,” timpal Angga yang bersiap-siap ingin membaringkan badannya.

Safina buru-buru membuka kotak tersebut. Ia mengeluarkan gaun pesta panjang berwarna putih yang sederhana.

"Gaun ini cantik banget!" seru Safina.

Walaupun sindiran yang dilontarkan Angga pedas, Safina cukup senang atas gaun pesta pemberian pertamanya. Bahkan, sebelum ia tidur, tatapannya masih terpaku pada bingkisan tersebut.

Keesokan harinya.

Safina terbangun dari tidurnya. Ia beranjak dari sofa panjang.

“Mas, kenapa kamu nggak bangunin aku? Aku bisa membantumu, kok.”

Selama menikah, Angga selalu meminta Safina untuk tidur di sofa. Karena Angga tidak sudi berbagi ranjang dengannya.

Angga sudah bangun dan memilih jas yang akan dikenakan di acara ulang tahun pernikahan pertama mereka. Ia sama sekali tidak melirik istrinya.

“Aku tak sudi tangan kotormu menyentuh jasku. Selama kamu tidur, aku liatin tanganmu menyentuh luka bakar itu.”

Begitu mengetahui Safina sudah bangun, Angga langsung pergi meninggalkannya.

'Aku semakin curiga, katanya tidak cinta, tapi kok ingin membuat pesta annyversary?' Safina bertanya dalam benaknya.

Setelah mandi, Safina bersiap memakai gaun pemberian Angga. Lalu, merias wajahnya dengan memoles bedak tipis-tipis dan memakai lipstik warna pink yang lembut.

Setelah merasa hijabnya rapi, ia segera membuka pintu kamar. Ternyata, Angga dan Merliam menunggunya di depan kamar.

“Safina, rupanya kamu sangat siap menghadiri acara ini,” ucap Merliam dengan memegang gaun putih itu.

“Gimana, Mas? Aku suka sekali dengan gaun ini,” ceriah dan kepolosan Safina membuat Angga dan Merliam tertawa.

Bukan hanya kecantikan gaun tersebut membuat Safina kegirangan, tetapi pemberian suami yang sudah lama ditunggu, akhirnya ia dapatkan juga.

Angga mendekati istrinya. “Safina, ingat baik-baik yang mau aku katakan!"

Kening Safina mengernyit. Firasatnya mengatakan hal buruk akan terjadi. Cerianya berubah jadi cemas.

Angga berkata, "Di pesta nanti, kamu harus menyetujui aku untuk menikah lagi sama Sandra."

"Hah?!"

Safina terkejut. Ia memegangi dadanya yang terasa sesak dalam sekejap.

"Kamu ngomong apa, Mas? Kamu mau menikah lagi? Dan, perempuan yang akan jadi maduku ... Sandra? Siapa Sandra?"

Safina mendongakkan kepala, menatap Angga lekat-lekat. Ia berharap, telinga salah mendengarkan kata-kata Angga.

Angga tidak memedulikan perasaan Safina. Ia berkata lagi, "Kamu harus mengatakannya di hadapan semua tamu bahwa kamu-lah yang menginginkan pernikahanku dan Sandra. Katakan pada mereka, kamu mandul."

Safina terbelalak. "Ta—tapi, aku nggak mandul, Mas," sanggah Safina. "Jangan ngaco kamu!"

Angga langsung mencengkeram leher istrinya. Kemudian, ia mendorong Safina hingga punggungnya membentur dinding.

"Apa aku peduli?! Mau kamu mandul atau nggak, itu nggak ada urusannya sama aku."

Benar!

Sejak menikah, Angga memang tidak pernah memedulikan Safina. Jadi, apa yang Safina harapkan dari suami seperti Angga?

"Kamu mau nurut, nggak? Atau aku akan menghentikan pengobatan Ibu kamu?"

Air mata yang sudah ditahan sejak tadi pun akhirnya mengalir. Apakah Angga sedang mengancam Safina dengan nyawa ibunya?

"Kamu benar-benar sudah kelewatan, Mas. Tolong, Mas, Ibu satu-satunya harapanku sekarang!" ujar Safina sambil terisak.

Merliam mengambil alih situasi. "Angga, cepat lepasin tangan kamu dari leher Safina! Kalau dia mati, keluarga kita dalam masalah."

Angga menuruti perintah ibunya. Ia segera menjauh dari Safina agar tidak tersulut emosi.

Merliam melipat kedua tangannya di depan dada. "Keluarga Wirawan udah banyak banget bantu keluarga kamu, Safina. Jadi orang harus tau cara balas budi."

Balas budi? Apakah dengan membiarkan suaminya menikah lagi adalah cara Safina membalas budi kepada keluarga Wirawan?

Safina bahkan tidak berani memikirkannya.

Merliam menatap Safina dari atas kepala hingga ujung kaki. "Percuma kamu rajin ibadah kalau nggak paham agama! Dengan mengizinkan Suami menikah lagi, kamu akan mendapatkan surga, Safina. Ingat itu!"

Tapi, istri mana yang rela dipoligami?

Merliam berkata lagi, "Udahlah, Safina! Cepat buat keputusan! Toh, Angga nggak akan menceraikan kamu."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sri Karmila Dol
semakin seru ceritanya.........
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   56. Kegigihanku Bermain Cantik, Bukan?

    “Silahkan, Ibu Safina bertanda tangan di sini!”Sutradara film tersebut menyodorkan kertas perjanjian, bahwa Safina bersedia salah satu karyanya difilmkan di layar lebar dan pastinya dengan penghasilan yang sangat fantastis.Kurang lebih dua jam berlangsung diskusi antara Safina dan sutradara film membuahkan hasil. Yah, tentu saja keberuntungan sudah di depan mata Safina dan disaksikan oleh Randy. Akhirnya, dari sekian lama Safina menulis sebuah cerita, bahkan air mata menemaninya ketika menulis cerita tersebut. Air mata yang dulu keluar kini digantikan dengan air mata kebahagiaan.“Terima kasih, Pak! Semoga ini menjadi dorongan saya untuk terus bersemangat dalam berkarya!” ucap Safina—penuh percaya diri.Safina dan sutradara film tersebut melakukan foto bersama. Randy melihat Safina begitu antusias menjemput kesuksesannya. Ia pun turut bahagia.Safina menghampiri Randy dan berkata, “Kegigihanku bermain cantik, bukan?”Randy tersenyum dan puas melihat Safina menunjukkan, bahwa dirinya

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   55. Semoga Segera Impianku Terwujud!

    “Kesabaranmu berbuah manis, Safina.”Tuhan telah menggariskan jalan takdir manusia-Nya. Begitu pula dengan takdir kehidupan Safina. Tidak disangka, setelah beberapa tahun menderita dengan penyiksaan, kini ia bisa menghirup udara bebas dan membuktikan keahlian yang dimilikinya. Safina menghempaskan badannya di kasur kecil yang baru saja ia beli. Paras mendongak ke atas, bibirnya tersenyum manis. Otaknya berputar tidak pernah berhenti berpikir.‘Sampai detik ini pun, aku akan terus tunjukin, bahwa Safina yang dulu setiap hari kau sakiti, dia akan bahagia dengan caranya sendiri di waktu yang tepat,’ tegas Safina dalam hati.Setelah melanjutkan karya tulisannya kemudian dibagikan di platform ternama, Safina memanjakan bola mata dan mengistirahatkan badannya. Berharap esok akan ada kebahagiaan lagi menghampirinya.Kring! Kring! Kring!Randy menghubungi Safina dan ia terbangun mendengar ponselnya berdering. Ketika Randy menghubungi Safina, ia ketakutan. Akankah kabar baik atau buruk yang i

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   54. Ran! Kenapa Kamu Begitu Baik Denganku?

    “Tolong, katakan kalau kamu bercanda, Ran!”Pikiran Safina kacau, bingung, mau marah, tetapi takut hubungan persahabatannya dengan Randy jadi renggang. Baru saja Safina ingin berbagi kebahagiaan dengan Randy, justru suasananya berubah menjadi situasi yang tidak terduga.“Maaf, Fin! Kalo gak bisa jawab sekarang juga nggak masalah. Satu yang perlu kamu ingat, aku ingin selalu menjagamu,”Randy menjadi segan kepada Safina, tetapi itulah perasaan, ketika terlalu lama terpendam, akan menjadi beban pikiran. Randy pun tidak memaksakan Safina untuk memutuskan jawabannya. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan.Safina perlahan mengungkapkan perasaannya, agar Randy tidak berprasangka buruk. Safina tidak ingin, setelah Randy mengungkapkan perasaannya malah menjauhi Safina.“Maaf, Randy! Aku belum mau memikirkan hal itu. Aku ingin perbaiki hidupku dulu.”“Ya, aku paham, Fin. Maaf yah jadi beban pikiranmu lagi!” ucap Randy.Randy mencairkan suasana. Ia berusaha membuat Safina tersenyum dan tert

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   53. Khawatir Akan Kehilangan Safina

    “Jangan sampai itu benar Safina!” Safina mendengar kelakar tetangganya tersipu malu, sedangkan Randy salah tingkah dan membalasnya dengan bercanda pula. Randy berharap Ibu tersebut pergi. “Ah! Ibu bisa aja,” canda Randy. Randy berdiri menghampiri Safina. Tangannya masuk di dalam saku celana. “Katanya, Mbak Safina jualan lauk, kan?” lanjut Randy, membisik ke telinga kanan Safina. Setelah mendengarkan Randy, Safina menyimpan ponselnya di dekat Randy kemudian mendatangi Ibu tersebut. Randy dengan tidak sengaja melihat ponsel Safina sedang aktif. Layar ponsel Safina menampilkan sebuah cerita. Sepertinya, itu adalah cerita Safina yang baru saja diunggah di media sosial. “Maaf, Bu! Untuk sementara aku tidak jualan dulu, soalnya banyak urusan yang harus kuselesaikan terutama persidangan perceraianku,” jelas Safina. Ia juga memberikan pengertian kepada tetangganya, bahwa Randy hanyalah sahabatnya, walaupun Ibu-ibu keberatan dengan kehadiran Randy, ia bisa meminta Randy untuk tidak ke

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   52. Penampilan Baru

    “Ada kabar bahagia yang ingin aku sampaikan.”Beberapa cerita karangan Safina sudah dibukukan dan tersedia di berbagai toko buku terkemuka. Perkembangan hasil karyanya tersebut, memotivasi Safina untuk lebih fokus pada karya-karya selanjutnya.Safina mengirimkan pesan kepada Randy, “Ran. Ada banyak yang ingin aku cerita ke kamu. Pokoknya kamu pasti akan senang dengarnya.”Randy membaca pesan Safina dengan senyum bahagianya. Ia juga sudah tidak gelisah memikirkan keamanan Safina. Tugas Randy kepada Safina sekarang yaitu terus memberikan semangat dan dukungan kepada apa yang Safina usahakan untuk masa depannya.Sekarang Randy dan Safina juga bisa tenang ketika bertemu. Tidak ada lagi yang bisa menghalanginya.“Ok, Fin! Ntar kalo pulang kantor, aku ke rumahmu. Nggak sabar ingin dengar ceritamu,” Randy membalas pesan Safina.Kini, Safina menikmati keuntungan dari cerita-ceritanya yang dibukukan dan terjual di toko buku. Dengan penghasilannya walaupun masih sedikit, perlahan ia mengubah pe

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   51. Terima Kasih, Mas!

    Merliam puas, setelah mengambil cek yang sudah ditandatangani Randy. Merliam mengikuti Angga ke mobil, mengira Angga tidak ingin menemui Safina lagi. Namun, ketika Merliam masuk ke mobil, Angga keluar dari mobil dengan membawa berkas.“Angga, mau ngapain di sana? Kita sudah dapatkan ini,” teriak Merliam dengan mengibaskan cek dari Randy.Angga tidak menghiraukan perkataan Ibunya. Ia tetap melangkah menuju Safina. Merliam di mobil saja menunggu Angga sambil menatap cek dan berangan-angan apa yang akan dilakukan nanti dengan uang sebanyak itu.Merliam sampai lupa dengan suami dan anaknya. Ia menyuruh sopirnya mengantarnya segera ke bank.“Hey, cepat kita ke bank!” perintah Merliam ke sopirnya.“Tapi, Bu! Tuan masih di sana. Kita tunggu Tuan dulu!” respon sopir dalam hati berkata, ‘idih lupa ingatan hanya karena uang.’Merliam tetap tersenyum terus menerus menatap cek tersebut.Angga tiba-tiba berada di samping Safina, di saat Safina bersandar lemas di pundak Randy. Randy dan Safina terk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status