Share

Enam Puluh Satu

"Kita mau ke mana, sih?" tanya Adel menatapku dan om Arga.

"Nanti juga tahu."

"Om, emang siapa yang meninggal. Kalian berpakaian serba hitam atau kalian mau ngedate couple begini." Adel terkekeh. Kami hanya tersenyum tipis. "Ih, kalian kenapa diem aja?"

"Gak apa. Kamu ikut kita."

"Oke, aku akan ikut kalian. Tapi, traktir es krim."

"Beres!"

"Bu Bos, paling baik!"

Selama perjalanan Adel selalu berbicara dan tertawa. Wajahnya ceria dan mengemaskan.

Kendaraan hari ini tak terlalu padat. Perjalann kami lancar tanpa ada embel-embel macet.

Mobil om Arga memasuki pemakaman. Jenazah om Yudi belum sampai. Kami menunggu tepat di lubang kuburan yang baru selesai digali.

"Om, siapa yang meninggal?" tanya Adel untuk kedua kalinya.

Om Arga tak menjawab pertanyaan keponakannya. Tak lama kemudian, datang ambulan membawa jenazah.

Tak ada sanak saudara yang datang menghadiri
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status