Share

Cinta Pertama

Pov Sandi

Aku melihatnya dari jauh, setelah sekian lama aku akan bertemu dan melihat lagi wajahnya yang begitu cantik. Dialah wanita yang begitu aku cintai dan dambakan. Dia terlihat resah keluar dari kantor itu.. aku tersenyum bahagia melihat dia sehat dan tak kurang suatu apapun.

Aku tadi berjanji menunggu dia pulang kerja. Aku ingin memandang wajahnya sepuasku tidak seperti 5 bulan lalu pertama kali aku melihatnya dan mencoba mencari tahu tentang dia. Aku selama ini hanya bisa memandang dia dari jauh dan memeluk bayangannya.

Dia masih Lia yang kukenal dulu ketika kami sama-sama SMA. Dialah gadis idola disekolah ku ..begitu banyak pria yang mencoba mendekati dan menggodanya. Aku yang hanya anak seorang pedagang bumbu dapur tidak berani mendekati, bahkan memandangnya pun aku tak punya keberanian.

Dia berjalan pulang sambil mencari keberadaan diriku, aku diamkan sesaat dan merasa sangat senang dia mencari aku.. aku bahagia.

"Lia ....." aku memanggilnya, ketika dia menoleh aku langsung melambaikan tangan. Dia datang., kulihat wajahnya menyelidik memandangku. Aku pura-pura tidak tahu.

Dia bertanya penuh selidik, ketika aku mengatakan namaku. Dia benar-benar tidak tahu siapa aku...,.aku sedih. Padahal dia adalah wanita yang kuingat di setiap desah napasku.

Kami berhenti dulu untuk makan, jujur aku benar-benar tidak bisa makan dari siang, sarapan pun tadi tidak selera. Lia benar-benar merasuki pikiranku. Aku berangkat dari P tanpa berhenti supaya bisa sampai hari ini dikota ini.

Pertemuan ini adalah mimpiku sejak aku SMA. Aku benar-benar tergila- gila pada Lia. Aku rasanya mau melompat ketika Lia memanggil ku dengan panggilan Mas.....untung aku masih sadar ada pelayan rumah makan itu disini.

Selesai makan, kamipun naik mobil Avanza ku setelah membeli makanan untuk anak-anak dirumah. Wajah Lia nampak cemas ...

" Kenapa Lia, kok nampak cemas?" tanyaku

"Maaf mas, aku kepikiran anak-anak dirumah, mereka pasti cemas. Aku gak pernah pulang terlambat. Kasihan mereka hanya berdua tinggal dirumah. "jawab Lia dengan sendu.

"Oh.,sabar ya, kita akan segera sampai" jawabku.

Melihat wajahnya yang sendu itu ingin sekali aku memeluknya dan mengecup bibirnya.

"Mas, didepan masuk kiri ya. " kata Lia

Aku terkejut, hampir aku salah jalan karena memikirkan Lia yang begitu menarik.

Akhirnya kamipun memasuki komplek perumahan yang padat, Lia kos ditempat yang lumayan padat dan jalan yang sempit. Mobil pun harus kutinggal ditempat yang agak jauh karena tidak muat masuk gang.

"Mama......" seorang anak kecil berlari begitu melihat kami masuk kedalam rumah.

Anak itu terlihat cemas, seorang anak laki-laki nampak keluar dari dapur membawa air putih.

"Mama gak kenapa-kenapa kan, kami cemas mama gak pulang-pulang" Katanya.

"Maaf ya nak, mama terlambat. Mama tadi ada sedikit keperluan. " Lia memeluk anak-anak itu. Nyaman sekali melihat mereka begitu saling menyayangi.

"Eh maaf, sampai lupa, anak-anak ini kenalkan teman mama ya, salim nak...." kata Lia

"Doni om"

"Dini om"

"Nama om.,.,...Sandi" kataku sambil menyalami mereka berdua.

Anak-anak ini terlihat ganteng dan cantik ..mereka nampak terurus dengan baik walaupun pakaian yang mereka kenakan biasa-biasa saja.

" Oya, kalian belum makan kan, ini ada lauk tadi dibeli om Sandi. Makan ya nak" Kata Lia

" Ia ma.….." kata mereka

" Duduk dulu ya mas, aku siapkan dulu makanan anak-anak " kata Lia. Aku mengangguk.

Lia masuk kedalam dengan anak-anak.

Aku melihat sekitar ruangan ini, sederhana dan hanya memiliki beberapa barang yang sederhana dan sudah tua. Ada sebuah bingkai foto Lia dengan suami dan anak-anak nya. Mereka tersenyum bahagia di foto itu. Ada rasa sakit dihati ku melihat pelukan mesra Lia dengan suaminya.

" Lia mengapa bukan aku yang ada di foto itu, tapi dia...... musuhku..." Kataku dalam hati.

"Mas, ini minumnya. Diminum ya mas" Kata Lia, sambil duduk didepan ku.

"Iya , terimakasih ya Lia, gimana anak-anak. Sudah makan?" Tanyaku.

"Sudah mas, mereka lagi belajar" kata Lia

" Mas, sekarang ceritakan siapa mas sebenarnya" Lia bertanya dengan serius.

" Baiklah.... namaku Sandi. Dulu kita satu sekolah, cuma memang tidak pernah satu kelas. Kamu memang mungkin gak kenal aku karena kita memang tidak pernah bertegur sapa, walaupun aku merasa kita sudah sangat dekat....he he" aku mencoba membuat dia tidak tegang.

"Walaupun tidak sekelas, seharusnya kita pernah jumpa kalau kita seangkatan kan mas tapi aku merasa asing ya ..." kata Lia sambil mengingat-ingat sesuatu.

"Sudahlah jangan jadi pikiran, anggap saja kita baru jumpa terus kenalan.." Jawabku sambil tersenyum. "Iya memang mas, tapi aku kok kepikiran ya .. " Kata Lia

" Sudah jangan terlalu dipikirin, aku pulang dulu ya gak enak sama tetangga" kataku, karena ada beberapa ibu kulihat mondar-mandir dari tadi melihat kearah kami. Aku takut mereka berfikir yang tidak-tidak kasihan Lia.

"Iya mas, hati-hati ya.." kata Lia

"Iya, ...nanti aku chat kamu. Besok kutunggu kamu pulang kerja ya " Aku pun keluar.

"Salam sama anak-anak ya Lia" kataku sambil jalan.

Diluar kulihat beberapa ibu pura-pura gak lihat , tapi satu orang menegur.

"Mas siapanya Lia ya....Kok gak pernah kami lihat datang" terlihat sangat ingin tahu. "Aku saudaranya dari jauh Bu, kebetulan datang kekota ini sekalian silaturahmi. "jawabku

"O,.... gitu ya., kirain pacarnya" katanya sambil tertawa ramai-ramai.

"Permisi ya Bu" jawabku sambil berlalu.

Akupun melangkah kan kaki dari rumah Lia dengan semangat. Bahagia sekali aku hari ini telah berjumpa dengan cinta pertamaku yang begitu lama kunanti dan kurindukan.

" Aku harus bisa meraih dan memilikinya. Apapun yang terjadi dia harus jadi milik ku" Kataku dalam hati.

(Bersambung....)

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status