Share

Akhir Kisah Hajatan Tetangga

Tiba sudah hari keberangkatan Pak Abdul, entah kenapa aku merasa sedih sekali. Baru beberapa bulan kurasakan bagaikan punya mertua. Kini Pak Abdul akan pergi lagi. 

Tak terasa air mataku menetes ketika melepas Pak Abdul di Bandara. Aku salim seraya berurai air mata. 

"Jangan nangis, Maen, kita akan tetap berhubungan, kan ada WA?" kata Pak Abdul seraya membelai rambut ini. 

Akan tetapi aku justru makin menangis, sedih rasanya perpisahan ini. Pak Abdul berangkat juga, tujuannya masih ke Malaysia, dari Malaysia kemudian baru ke Arab Saudi. Pak Abdul benar-benar melepas semua hartanya yang tertinggal. Elsa dapat pabrik dan satu rumah, sedangkan kami dapat dua rumah. Habis sudah semua harta Pak Abdul. Keponakannya dari pihak istri pun masing-masing dapat satu rumah. 

"Kalau ada kabar aku kenapa-kenapa di Mekkah, tak usah kalian repot-repot datang, ada yang urus aku di sana, satu lagi pintaku, tolong urus makam istri dan dua putriku, jangan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Ni luh Sri dewi
bagus banget alur cerita penuh dengan pelajaran hidup suka banget...️
goodnovel comment avatar
Tony pembaca Budiman
kapan nulis lagi nih, ka Bintang Kejora? kangen kali baca dialog medan, padahal saya orang jawa, heheheh
goodnovel comment avatar
Dilla Marecar Kodrat
batu bara rupanya kakak ya pantas lah Medan kali ... sukak kali awak sm cerita kakak ini, sering² bikin cerita dgn suasana Medan ya kak biar lbh kenal orang sm budaya kita yg byak ini jdi gk suku Batak aja yg di kenal orang ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status