Hajatan Tetangga

Hajatan Tetangga

By:  Bintang Kejora  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
16 ratings
36Chapters
36.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Keluarga Subur adalah keluarga sederhana yang tinggal di komplek perumahan. Rumah para tetangga semua sudah bagus, tinggal rumah mereka yang terbuat dari anyaman bambu. Para tetangga sering merendahkan mereka, bahkan ada hajatan pun mereka tak diundang. Para penghuni komplek keberatan dengan rumah Subur yang beda dari rumah yang lain. Mereka meminta pengelola perumahan mengusir keluarga Subur dari komplek tersebut. Akan tetapi siapa sangka, ternyata Subur adalah pemilik semua lahan perumahan tersebut.

View More
Hajatan Tetangga Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Andre Andrey Wae
yeeeeeeeaaaaaa
2024-03-03 06:07:32
0
default avatar
Ridhwan Rofkhan
Good story telling
2024-02-29 23:54:45
0
user avatar
Babang Co
mantapmakbdibaonsonsojsosnjsnsjejejeneonaonns w sjhsbsjs jbbjhjjbhhhuuhhbh
2024-02-29 21:30:40
0
default avatar
Anita 90
mantap....
2024-02-25 18:34:01
0
user avatar
Mei Chen
cerita nya bagus, banyak pembelajaran kehidupan
2023-12-10 12:06:28
0
user avatar
Isra' Jumiati
keren ceritanya
2023-11-12 21:37:31
0
user avatar
Mira Nda
ceritanya sangat menarik patut di contoh setiap perbuatan akan mendapat ganjarannya
2022-11-28 23:11:58
0
user avatar
Anisah Purnamasari
pplpppp p pppllppl
2022-08-16 04:01:49
0
user avatar
Anisah Purnamasari
ppplpllp pppl l plppppp plppllppl.
2022-08-16 04:00:54
0
user avatar
Orange Ange
Bagussssssss
2022-07-22 22:53:37
0
user avatar
Iswati Iskandar
hajatan tetangga
2022-07-22 10:48:17
0
user avatar
Iswati Iskandar
sipppppppppp
2022-07-22 10:48:04
0
user avatar
Kiki Sulandari
Waah...trrnyata tanah seluas 4 hektar telah dihibahkan kepada keluarga Subur......mereka kaya raya Tapi apakah mereka dapat meng klaim hak tanah mereka seluas 4 hektar itu?
2022-07-12 16:08:53
0
user avatar
Kiki Sulandari
Apa yg terlihat,terkadang tak sesuai kenyataannya....
2022-07-12 16:01:06
0
user avatar
Kiki Sulandari
Hanya karena terlihat miskin,,tak diundang ke pesta & dihina... Apa yg terlihat
2022-07-12 16:00:00
0
  • 1
  • 2
36 Chapters
Tetangga Hajatan Kami Tak Diundang
Hajatan Tetangga#Tetangga_tak_tahu_kami_kaya"Mau ke mana, Pah?" tanyaku pada suami demi melihat dia memakai baju batik pemberian caleg tahun lalu. "Tapi, undangan, Mah," jawab suami seraya mengkancing bajunya. Di daerah kami, bila ada hajatan pernikahan atau sunatan, ada acara khusus untuk bapak-bapak. Yaitu acara mengaji, tahlil, tahlil dan marhaban. Biasanya acara itu dilaksanakan pagi hari, siang sampai sore bahkan malam baru acara resepsi. Selama ini bila ada hajatan tetangga, semua bapak-bapak di lingkungan itu akan diundang. "Kita gak diundang, Pah," kataku kemudian. "Ah, masak, sih, yang dua gang dari sini saja diundang, apalagi rumah yang sebelahan begini." suami lanjut menyisir rambutnya. Memang undangan untuk acara begini tak pakai kertas, biasanya diucapkan secara lisan saja. Dan akulah yang selalu menerima undangan itu dan menyampaikan pada suami. Karena suami kerja dari pagi sampai malam hanya libur bila tanggal merah saja. Kali ini memang tak ada undangan datang,
Read more
Suami Baru?
Hajatan Tetangga#Tetangga_tak_tahu_kami_kayaPart 2.Sepanjang malam pesta itu terus berlangsung, hingar bingar suara musik memekakkan telinga. Aku sudah berharap pestanya usai setelah jam dua belas. Karena memang seperti itulah biasanya. Akan tetapi musik terus berlanjut sampai jam tiga dini hari, mereka yang pesta, aku terpaksa ikut begadang. Pagi harinya, ketika aku hendak menyiram bunga yang ada di halaman. Aku terkejut, bungaku berantakan. Bunga keladi yang kuambil dari hutan kini sudah mati, padahal sudah sebulan aku merawatnya, mulai dari umbi sampai berdaun. Botol minuman keras berserakan di halaman rumah. Piring dan gelas kotor juga banyak. Ya, Tuhan, gini amat punya tetangga, sudahlah pestanya tak diundang, sampahnya pula dibagi. Aku sudah tak tahan, darahku naik sampai ke ubun-ubun. Kudatangi rumah mereka. "Assalamu'alaikum," kataku seraya menggedor pintu. Tak ada sahutan, kugedor lebih keras lagi, hingga akhirnya pintu terbuka. Dari balik pintu muncul seorang pemuda.
Read more
Empat Hektar
Hajatan Tetangga#Tetangga_tak_tahu_kami_kaya"Mamah dapat suami baru?" tanya suami dengan wajah bingung. "Aku baru tahu, ternyata selama ini suamiku kaya," kuulangi perkataan, karena tampaknya suami belum ngeh juga. Kupeluk suami tanda senang dan bahagia, hatiku berbunga-bunga, entah bagaimana menggambarkan suasana hatiku saat ini."Alhamdulillah, akhirnya kamu sadar juga, orang kaya itu adalah orang yang cukup, orang yang bersyukur, biarpun mobilnya tiga, bila orang itu masih merasa kurang, dia masih bisa disebut miskin. Suamimu ini, biarpun rumah hanya warisan, itupun terancam tergusur, kenderaan pun hanya motor butut, tapi aku selalu bersyukur, pada hakekatnya itulah orang yang kaya," Suamiku malah ceramah. Sebel. "Pah, Papah, rumah ini takkan digusur, ini milik kita, eh, milik Papah, aku baru bicara dengan Pak Abdul, tanah ini sudah dihibahkan," aku coba menjelaskan dengan singkat. Suami malah terlihat bingung. "Ada surat hibah kata Pak Abdul, suratnya almarhum Papa yang peg
Read more
Suami Lembek
Hajatan Tetangga#Tetangga_tak_tahu_kami_kayaPart 4.Suami tetap tenang, tak seperti orang yang baru mendapat warisan milyaran. Dia tetap biasa saja, pagi hari pergi kerja ke pabrik kertas, tempat dia bekerja selama ini. Sore hari disempatkannya mengurus kebun sayur yang di belakang rumah. Kakakku datang lagi, katanya dia mau menggelar acara sunatan untuk anaknya. Aku diajak untuk bantu-bantu. "Kau nyumbang tenaga aja, gak usah nyumbang uang, biar gak berat kali kalian," kata kakak. Dalam hati aku ingin membalas, akan tetapi suami selalu melarang aku untuk membalas. Padahal aku sudah tak tahan lagi. Lelah rasanya selama ini diremehkan. "Ngomong-ngomong kapan kalian pindah?" tanya kakak lagi. "Gak jadi pindah, Kak, mereka masih kasih keringanan." suamiku yang menjawab. "Sebaiknya cepat cari rumah lain, nanti digusur bagaimana, kan kalian juga yang susah." kata kakak. "Iya, Kak," jawab suami. "Hei, Subur, bukan maksud merendahkan ya, lihat sekeliling kalian, rumah semua bagus-
Read more
Suami Enggak Peka
Hajatan Tetangga#Tetangga_tak_tahu_kami_kayaPart 5.Ada pengajian bulanan ibu-ibu komplek, kali ini giliran rumah Bu Bondan. Sebenarnya aku malas datang, akan tetapi lagi-lagi suami menyuruhku. "Itu pengajian, Mah, gak perlu undangan," begitu alasan suami. "Malas, Pah, orang itu sukanya menghina," kataku dengan wajah cemberut. "Gak boleh gitu, Mah, silaturahmi harus dijalin dengan tetangga, gak usah dengarin omongan orang," bujuk suami lagi. Sudah jadi kebiasaan di lingkungan komplek, pengajian ibu-ibu berubah jadi ajang pamer makanan. Yang jadi tuan rumah akan menjamu tamu dengan makanan enak. Seakan-akan berlomba-lomba di rumah siapa yang makanannya paling enak. Jemaah pengajian pun berlomba-lomba memakai perhiasan mahal. Ajang pamer tas branded. Kadang aku berpikiran ini arisan atau pengajian? Akulah yang pertama datang, sebagai tetangga paling dekat, aku menawarkan diri untuk bantu- bantu. Akan tetapi jelas sekali terlihat wajah tak suka dari Bu Bondan. "Jaga dulu hidangan
Read more
Rahasia Suami
Hajatan Tetangga#Tetangga_tak_tahu_kami_kaya.Rasa penasaran terus saja menghantuiku, dari mana suami dapat duit? Rasa penasaran juga yang membuat aku diam-diam memeriksa saku celananya ketika dia solat. Astaga! masih ada segepok uang di sakunya. Jangan-jangan suami sudah bertemu lagi dengan Erwin? Jangan-jangan? Ah, berbagai macam pertanyaan bergelayut di kepala. "Pah, uang Papah banyak, ya?" kataku ketika kami hendak tidur. "Mamah periksa kantong Papah?" tanya suami. "Iya, Pah, maaf, memang uangnya dari mana?" tanyaku lagi. "Udah, Mah, pokoknya halal," jawab suami acuh tak acuh. "Maaf, Pah, maafkan sikapku yang kekanakan," kataku lagi seraya merebahkan kepala di dada bidangnya. "Iya, Mah, Papah juga minta maaf, belum bisa membutuhi kebutuhanmu," kata suami seraya mengelus rambutku. Sampai akhirnya aku tertidur di dadanya. Aku memang istri yang manja, sudah lima belas tahun berumah tangga aku masih sering ngambek tak jelas, masih suka bermanja-manja ketika mau tidur. Besok
Read more
Suami Langka
Hajatan Tetangga#Tetangga_tak_tahu_kami_kayaSemenjak punya motor baru, Bu Bondan selalu mencibir bila aku lewat di depan rumahnya, mana pula tak ada jalan lain, hanya itu satu-satunya jalan. Akan tetapi nasihat suami supaya jangan dipedulikan masih bisa kujalani. Apapun katanya, pura-pura saja enggak dengar. Pagi itu aku sedang menyiram bunga yang ada di halaman. Sekalian cuci motor baruku. Bu Irma tetangga depan rumah datang. "Selamat pagi, Bu Yanti," sapanya ramah. Dari sekian banyak warga komplek, hanya ibu ini satu-satunya yang ramah padaku. "Pagi juga, Bu," jawabku seraya menghentikan aktivitas. "Motor baru, Ya, Bu?" katanya lagi. "Iya, Bu," jawabku singkat. "Boleh minta sedikit srenya, Bu Yanti," "Boleh, boleh, ambil saja, Bu," Di sekitar pekarangan rumah memang ada beberapa tanaman yang sudah ada sejak dulu, mulai dari sre, kunyit, jeruk nipis ada di sini. Suami suka berkebun. Bu Irma lalu masuk dan mengambil sendiri sre itu. Bu Bondan datang. "Lagi ngapain, Bu Irma
Read more
Tak Pernah Kutuan
Hajatan Tetangga#Tetangga_tak_tahu_kami_kayaMakmur anakku boncengan sama suami, sedangkan aku bawa scoopy baru. Kami jalan malam itu, ketika lewat di depan rumah Bu bondan, suami bunyikan klakson untuk menyapa Pak Bondan yang kebetulan duduk di teras rumahnya. "Malam, Pak," sapa suami sambil melambaikan tangan. "Gak pernah kutuan!" teriak Bu Bondan yang ternyata berdiri di depan pagar rumahnya. Mungkin dia lagi mengintip kami. Aku hanya tersenyum melihat kebingungan suami dengan perkataan Bu Bondan. Sepanjang jalan melewati komplek semua mata seakan tertuju kepada kami, atau perasaanku saja yang begitu. Akan tetapi setiap orang seperti menatap lain pada kami. Aku pengen makan bakso, Makmur pengen ayam penyet sedangkan suami pengen nasi soto. Tak ada warung yang sekaligus menjual itu semua, jadilah kami kunjungi warung satu persatu. Pertama warung ayam penyet menuruti kemauan Makmur, baru warung bakso, terakhir soto Medan. Norak, ya. "Apa maksudnya gak pernah kutuan, Mah?" tany
Read more
Antisipasi
Hajatan Tetangga#Tetangga_tak_tahu_kami_kayaAku langsung berlari ke kamar, tempat kotak kecil itu berada, di situ ada surat hibah dan sertifikat tanah. Ada juga surat nikah almarhum mertua beserta surat penting lainnya. Benar saja kotak kayu berukiran itu sudah terbuka, isinya berserakan di lantai. "Pah, Papahh!" teriakku histeris. Suami datang, akan tetapi dia tetap tenang, suamiku ini memang tipe orang yang tak mudah panik. Akan tetapi masalah begini sudah sepantasnya panik. "Tenang, Mak, ambil napas panjang dulu," kata suami,  dasar! "Papah gimana, sih, surat hibah itu, Pah, hilang, Papah malah suruh ambil napas?" kataku setengah berteriak. "Tenang, Mah, sudah Papah antisipasi ini," kata suami. "Antisipasi, antisipasi, macam pengacara aja sekarang omongan Papah," kataku seraya memunguti surat lain yang berserakan. Tanpa di suruh, tetangga kiri kanan masuk r
Read more
Kalah Jadi Abu Menang Jadi Arang
Hajatan Tetangga#Tetangga_tak_tahu_kami_kayaSuami tidur siang di dalam rumah. Ini untuk yang pertama kali suami tidur siang, selama ini dia anti dengan yang namanya tidur siang, kalau lagi libur dia berkebun di belakang rumah. Aneh memang, akan tetapi itulah suamiku. Akhir-akhir ini memang selalu ada untuk yang pertama kali, pertama kali beli perhiasan, pertama kali makan diluar. Bukan karena suami anti makan atau anti penyedap rasa. Bukan, akan tetapi begitulah, kami hidup dalam kesederhanaan. Kalaupun aku pengen bakso, paling suami beli yang sudah dibungkus, makannya di rumah. Aku masih duduk di bangku kayu depan rumah. HP jadul terus kupantengi, mana tahu Pak Abdul telepon balik. Ada motor besar berhenti depan rumah. Seorang pria turun dari motor tersebut. Aku kenal pria itu, dia Pak Lubis, pengacara yang pernah datang ke rumah. "Selamat pagi, Bu," kata Pak Lubis seraya menyalamiku. "Pagi juga, Pak, suami saya la
Read more
DMCA.com Protection Status