Share

Hamil Anak Pangeran Kegelapan
Hamil Anak Pangeran Kegelapan
Penulis: Dyana

Pendakian Seorang Diri

Selama beberapa tahun belakangan ini, Vyora Madison

 merasa diteror akibat mimpi yang sama dan terus berulang.

Vyora akan bermimpi kalau ia sedang melakukan solo hiking dengan pemandangan yang sangat indah. Lalu, di sana ada seorang pria yang menghampirinya. Mereka berdua terlihat seperti saling kenal satu sama lain.

Karena tak tahan lagi, ia pun memutuskan untuk mendaki gunung yang ternyata tak begitu jauh dari tempatnya tinggal.

Sebagai seorang youtuber traveling, ia akan sekalian menjadikan konten untuk akun youtubenya. Hanya saja, entah mengapa ... kedua orang tuanya ragu karena Vyora akan melakukan solo hiking.

Ia pun memutuskan untuk tidur seperti biasa. 

Lagi-lagi, sosok pria yang selalu muncul di mimpinya hadir di malam itu.

“Sayang, apa kau tidak mau hidup di sini bersamaku? Aku mohon padamu untuk tetap tinggal bersamaku. Jangan tinggalkan aku sendirian di sini,” ucap pria itu lembut.

Vyora mengerutkan kening. “Aku tidak bisa hidup di hutan seperti ini. Lalu, bagaimana dengan orang tuaku nanti?”

“Aku yang akan dibicarakan, pikirkan nanti saja. Yang terpenting, saat ini, kau harus mau hidup bersamaku dan mau menjadi istriku sekaligus ratu.”

“Ratu?” tanya Vyora yang tidak maksud dengan omongan pria itu.

“Iya ratu, apa kau lupa dengan statusku?”

Vyora menggunakan matanya untuk menjelajah pria yang sedang berada di hadapannya dari atas sampai bawah.

Tampilan pria itu memakai jubah hitam dan memakai mahkota yang terlihat simple dan juga tidak begitu besar. Dia memang tampak seperti seorang pangeran dari sebuah kerajaan. Seketika, Vyora ingat mimpi tentang status pria ini.

“Aku tidak tahu kerajaan apa yang kau tinggali di sini,” kelit Vyora. Ia bermaksud untuk menolak ajakan pria itu dengan halus.

“Apa kau mau ikut denganku untuk melihat kerajaanku? Agar kau tidak merasa ragu denganku, di sana akan aku perlihatkan bagaimana nanti kau menjadi seorang ratu,” rayu pria itu lagi.

“Baiklah, tetapi kau harus janji hanya mengantarku untuk melihat lihat saja tidak ada penculikan atau semacamnya,” ancam Vyora.

“Tenang saja aku tidak akan berbuat hal seperti itu kepadamu.”

“Ayo ikut denganku,” ajaknya sambil mengulurkan tangannya kepada Vyora agar mereka bergandengan.

Vyora pun menggenggam tangan pria itu dan mereka menyusuri hutan untuk menuju kerajaan yang dijanjikan itu.

Kring!

Suara deringan alarm membuat Vyora terbangun dari mimpinya. Ia sedikit merasa kesal karena penasaran dengan kelanjutan mimpinya itu.

Vyora pun mencoba menyegarkan pikiran dengan mandi. Sayangnya, itu masih saja menghantuinya.

Jadi, Vyora memantapkan hatinya untuk melakukan solo hiking hari ini juga. Ia sekarang yakin itu sebuah tanda seperti mimpi-mimpi sebelumnya yang benar terjadi di kehidupan nyata.

Di sinilah dia, terus membujuk papanya untuk mengizinkannya solo hiking. 

“Pah, nanti di sana Vyora bakalan bertemu dengan pendaki lain, tidak mungkin Vyora sendirian di gunung. Vyora janji akan jaga diri baik-baik,” bujuk Vyora terus-menerus kepada papahnya sambil bergelayut manja di pundak pria itu.

Tak tega, pria di depannya itu menghela napas panjang. “Janji pulang dengan keadaan badan yang utuh dan tidak ada luka satu pun?”

“Janji!” seru Vyora dengan semangat karena sebentar lagi akan mendapat izin dari papahnya.

“Kalau ada sinyal, harus kabari papah, ya. Bila perlu, video call agar papah bisa melihat kondisi putri kesayangan.”

“Siap bos, apa ada lagi syaratnya?” tanya Vyora.

“Ya sudah kamu siap-siap dulu sana, jangan lupa bawa obat-obatan dan kebutuhan lainnya jangan sampai ada yang tertinggal,” ucap papahnya dengan menyuruh Vyora untuk berkemas.

Dengan perasaan bahagia, ia berlarian menuju kamarnya.

“Pa, kok Vyora di kasih izin sih? Mama 'kan udah bilang jangan sampai dia pergi mendaki sendiri,” protes mamah Vyora kepada suaminya ketika sang putri sudah berada di kamar.

“Kan mamah tau sendiri, papa nggak bisa liat Vyora kalo udah manja gitu. Hati papa langsung luluh walaupun agak berat untuk melepasnya.”

“Pokoknya kalau terjadi sesuatu sama Vyora itu salah papah!” pekik mamahnya sambil pergi meninggalkan suaminya dengan perasaan kesal.

Pria itu hanya bisa terdiam.

Di sisi lain, Vyora begitu bersemangat.

Untungnya, tidak butuh waktu lama untuk mempersiapkan kebutuhannya untuk mendaki karena ia sudah mempersiapkan dari jauh-jauh hari.

Vyora berangkat menuju gunung itu menggunakan sepeda motornya karena memang lokasinya masih bisa dijangkau.

 Sesampainya di parkiran pendaki, ia memarkirkan sepeda motornya lalu ia pergi ke tempat pendaftaran sebelum mendaki.

Hanya saja, di area pendaftaran, terlihat begitu sepi.

Tidak ada satu pendaki lain pun.

Namun, Vyora tak masalah. Toh, ia lebih leluasa untuk membuat konten juga.

Ia lihat juga ada yang sudah mendaki dari tadi dari daftar pendaki. Mungkin, ia bisa bertemu mereka nanti.

Perlahan, tapi pasti, Vyora pun mulai mendaki.

Ia sangat menikmatinya dan sesekali merecord perjalanannya.

Dari pos satu ke pos yang lainnya, ia terus mendaki. 

:Permisi pak, saya mau numpang lewat.” Vyora menegur seorang pria paruh baya yang sedang duduk di atas batu dan cangkul yang di berdirikan di sampingnya.

Pria itu hanya menganggukkan kepalanya kepada Vyora sambil terus menatap tubuh Vyora cukup lama.

Sesekali Vyora seperti mendengar bisikan namanya, tetapi terdengar samar.

Meski bingung, ia berusaha tenang.

Diliriknya jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan kalau dirinya sudah tiga jam lamanya mendaki.

Anehnya, ia sudah hampir sampai?

Bahkan, selama pendakian, Vyora tidak merasa capek ataupun haus sama sekali tidak seperti pendakian sebelum-sebelumnya.

'Apa ini karena rasa semangatku yang membara untuk membuktikan mimpiku?' batin Vyora bingung.

Ia pun tiba di tempat camp.

Biasanya, sebelum summit, para pendaki akan mendirikan tenda.

Hanya saja, Vyora tidak melihat adanya pendaki lain satu pun!

Padahal, di daftar pendakian, jelas-jelas ia melihat ada dua rombongan pendaki yang sudah mendahuluinya....

"Vyora!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status