共有

Hamil Kembar, Aku Disayang Bos Dingin!
Hamil Kembar, Aku Disayang Bos Dingin!
作者: Lynette

Bab 1

作者: Lynette
Kelly hamil.

Sekali hamil langsung kembar.

Dia menatap lembar hasil USG di tangannya, ingin menangis tapi tak keluar air mata.

Dia sudah hamil dua bulan. Karena menstruasinya memang tidak teratur, jadi dua bulan tidak datang bulan pun dia tak terlalu memikirkannya. Siklusnya memang panjang, biasanya tiga bulan sekali, bahkan pernah setengah tahun baru datang bulan.

Hari ini kampus mengadakan pemeriksaan kesehatan. Saat USG, dokter malah menemukan dia hamil dua bulan dan kembar.

Kelly duduk dengan tatapan kosong di kursi depan ruang USG.

Bagaimana ini?

Anak ini jelas tidak bisa dilahirkan, tapi uang untuk aborsi pun dia tak punya.

Setelah aborsi, tubuhnya juga perlu pemulihan. Sementara dirinya masih harus kerja paruh waktu. Dia tak bisa istirahat terlalu lama.

Aborsi juga akan membuat tubuhnya lemah, bahkan perlu beli suplemen untuk pemulihan dan dia tak punya uang untuk itu.

---

Keesokan harinya, dia pergi ke poli kandungan rumah sakit dekat kampus, menyerahkan hasil USG kepada dokter dan menyampaikan keinginannya untuk aborsi.

Dia sudah meminjam empat juta dari sahabatnya, seharusnya cukup untuk biaya operasi.

Namun, setelah mengetahui kondisi tubuhnya, dokter bilang bahwa dengan fisiknya, operasi sangat tidak disarankan. Aborsi akan memberi dampak besar pada tubuhnya, bahkan mungkin membuatnya tak bisa menjadi ibu seumur hidup.

Keluar dari rumah sakit, wajah Kelly tampak kebingungan. Pikirannya kacau, sama sekali tak bisa memikirkan apa-apa.

Bagaimana ini? Harus bagaimana?

Dia merasa masa depannya sangat gelap, tidak tahu jalan seperti apa yang harus dia tempuh ke depannya. Bagaimana nasib dua anak ini bersamanya? Bagaimana pula dengan pendidikannya?

Dia bahkan tidak tahu siapa ayah dari anaknya.

Apa yang terjadi malam itu, baginya hanyalah sebuah mimpi buruk.

Pada suatu malam dua bulan yang lalu, setelah selesai kerja paruh waktu dan hendak pulang ke kampus, malam gelap gulita, tidak ada bus yang lewat. Takut tak bisa kembali ke asrama sebelum jam 11 malam, dia memilih mengayuh sepeda sewaan melewati jalan pintas di hutan kecil menuju asrama.

Sebenarnya dia cukup kenal dengan hutan kecil itu. Banyak mahasiswa yang memilih melewati jalur itu demi mengejar waktu naik bus di siang hari. Kelly sendiri sudah tak terhitung berapa kali melaluinya.

Namun, sebuah insiden terjadi malam itu.

Begitu memasuki hutan kecil dengan sepedanya, tiba-tiba seorang pria menutup mulutnya dari belakang dan menyeretnya ke sebuah mobil yang terparkir di tepi jalan. Jalannya penuh lumpur, biasanya tidak ada mobil yang masuk. Malam yang gelap gulita membuatnya tak sadar ada mobil di sana.

Saat pria itu mendorongnya masuk ke mobil dan berkata, “Bantu dia, nanti akan kuberi imbalan.”

Saat itu, Kelly benar-benar bingung. Dia tak mengerti maksud bantu yang dikatakan pria itu.

Begitu melihat pria yang duduk di kursi belakang, barulah dirinya sadar apa arti kata ‘bantu’ tersebut.

Seketika, otaknya langsung kosong. Yang dia ingat hanyalah usahnya untuk melawan, berteriak minta tolong, bahkan membenturkan kepalanya ke pintu mobil.

Namun, pria itu jelas bukan orang biasa. Dengan satu tangan, pria itu menekan tubuhnya dan memaksanya menerima ciuman kasar, tak memberinya kesempatan untuk lari…

Setelah itu, Kelly pun pingsan.

Saat terbangun, dirinya sudah berada di hotel. Seorang wanita berdiri di samping ranjang, menyuruhnya melupakan kejadian malam itu dan melarangnya bercerita kepada siapa pun.

Wanita itu bahkan memberinya cek senilai dua miliar.

Kelly tahu dirinya telah kehilangan keperawanannya. Dia ingin melapor polisi, tetapi wanita itu memperingatkan bahwa melapor polisi tidak ada gunanya.

Bukan hanya reputasinya yang akan hancur, tapi dirinya juga akan dikeluarkan dari kampus.

Akhirnya, Kelly tak berani menerima cek itu. Dia yang belajar ekonomi, sangat berhati-hati dan waspada, takut jika mengambil uang tersebut malah akan dituduh memeras.

Lagipula, dia juga tak yakin cek itu benar-benar asli. Memang ada banyak orang kaya di dunia ini, tapi tak mungkin sampai bisa melemparkan dua miliar begitu saja pada orang lain.

Meskipun itu malam pertamanya, nilainya juga tak seberharga itu, bukan?

Kelly hanya menganggap dirinya digigit anjing, dia tak punya waktu untuk larut dalam kesedihan dan memikirkan hal itu terus-menerus.

Namun, setiap malam yang sepi, mengingat kembali malam itu membuat air matanya mengalir dalam diam.

Dia bahkan tak sempat melihat jelas wajah pria itu. Yang dia ingat hanyalah tubuh tinggi tegap, berotot, tanpa sedikit pun rasa kasihan, hingga akhirnya dirinya pingsan karena kesakitan.

Kelly duduk di bangku halte bus, menggenggam hasil USG sambil menangis sedih.

Harus bagaimana ini?

Sekarang dirinya hamil, kemungkinan besar tak bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu.

Jika usia kandungan semakin besar, dirinya juga tak mungkin bekerja paruh waktu lagi. Sementara ibunya di rumah sakit dan butuh banyak uang untuk obat setiap bulan, ditambah adik laki-lakinya yang masih sekolah.

Memikirkan itu semua membuat tangisannya semakin pecah.

Seorang nenek yang lewat menatapnya dengan prihatin, “Nak, kamu kenapa? Kok menangis begitu sedih?”

Kelly menangis tersedu-sedu sambil menjawab, “Aku nggak apa-apa, nek. Mataku hanya perih kemasukan angin.”

Saat dia berbicara dengan nenek itu, sebuah mobil sedan hitam melintas. Jimmy yang duduk di kursi penumpang depan langsung mengenali Kelly.

Dia adalah gadis yang bersama bos malam itu.

Melihat lembaran kertas di tangannya yang mirip dengan laporan medis dan papan nama rumah sakit di belakangnya, Jimmy pun mengernyit. Dia segera meminta sopir untuk menghentikan mobil.

Begitu mobil berhenti, dia turun dan berjalan menuju halte. Nenek tadi sudah pergi, meninggalkan Kelly duduk termenung seorang diri.

Jimmy berdiri di samping dan melirik hasil USG yang digenggam Kelly.

Hamil delapan minggu??

Jimmy terkejut!

Dua bulan?! Bukankah itu persis waktu kejadian dengan bos?

Melihat mata bengkak dan kemerahan karena menangis, Jimmy tak berani mengganggu. Dia segera kembali ke mobil dan menelepon pengawal untuk datang.

Bus sudah lewat berkali-kali, tapi Kelly tak kunjung naik. Dia hanya duduk di sana dan melamun.

Dia benar-benar putus asa sekarang. Setiap hari harus membagi waktu untuk kerja paruh waktu dan belajar demi mendapatkan beasiswa, karena semua biaya kuliah dan hidupnya harus dia tanggung sendiri. Bahkan setiap bulan, dia harus mengirim uang untuk biaya hidup ibu dan adiknya.

Uang makan seharinya tak boleh lebih dari dua puluh ribu. Sarapan satu buah roti dan satu butir telur di kantin kampus hanya empat ribu. Siang dan sore, dia makan di tempat makan khusus bantuan mahasiswa, hanya enam ribu sekali makan.

Sehari totalnya hanya sekitar enam belas ribu. Hidupnya sangat hemat, demi menyisihkan uang untuk biaya hidup ibu dan adiknya.

Sekarang dirinya hamil, tak mungkin lagi bekerja paruh waktu. Lalu bagaimana dirinya membesar anak ini ke depannya? Bagaimana menjelaskannya pada keluarga? Bagaimana dengan pendidikannya?

Jika menggugurkannya, kemungkinan besar dirinya tak akan bisa hamil lagi seumur hidup…

Satu demi satu beban menghantam dadanya, membuatnya sesak napas. Dia pun kembali menangis dan air mata mengalir deras.

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Hamil Kembar, Aku Disayang Bos Dingin!   Bab 100

    Jimmy membalas, [Pak Yoga, semua pakaian Nona Kelly dipilih langsung oleh staf toko sesuai dengan bentuk tubuh dan karakternya.]Saat membeli pakaian, Kelly tidak memilih sendiri dan merasa tidak ada yang cocok.Akhirnya, staf toko yang memilihkan untuknya.Kemudian, beberapa kali pakaian dikirim ke Vila juga dibuat sesuai ukuran tubuh Nona Kelly.Semua pakaian itu normal saja, Jimmy tidak mengerti maksud bosnya menanyakan hal itu.Dia pun menatap foto itu beberapa kali, tetap tidak melihat ada yang aneh.Yoga pun tidak membalas pesannya.…Kelly tiba di asrama.Hari ini tidak ada kelas pagi, tapi karena Yoga mau ke kantor dan sekalian mengantarnya, Kelly pun berangkat lebih awal.Melihat penampilan Kelly, Tasya langsung terpesona.Asrama itu kosong, tidak ada orang.Tasya berkata, “Kelly, gaunmu cantik sekali!“Dan menutupi perutmu juga, nggak kelihatan perut buncitnya.”Kelly tersenyum dan berkata, “Iya, ‘kan? Aku juga merasa cantik dan bahannya juga enak dipakai.”Benar-benar ada ha

  • Hamil Kembar, Aku Disayang Bos Dingin!   Bab 99

    Namun, Yoga tidak menganggapnya begitu.Dari hasil penyelidikan, gadis kecil ini keras kepala dan punya tekad kuat.Sikap patuh hanyalah tameng perlindungan di hadapannya.Namun, dia juga gadis yang polos dan tangguh.Yoga berkata, “Mulai sekarang, kalau bicara denganku, angkat kepala. Jangan menunduk.”Mendengar itu, Kelly benar-benar menurut, mengangkat kepala dan menatapnya.“Pak Yoga, kalau nggak ada hal lain lagi, aku naik dulu.”Yoga pun mengangguk.Kelly pun berdiri dan naik ke lantai atas.Saat melewati Yoga, Kelly tidak lagi menunduk.Sebaliknya, dia mengangkat dagu, berjalan dengan tegap dan dengan sorot mata penuh keteguhan melewati pria itu.Yoga menoleh, memandang punggung gadis itu. Hatinya mendadak dipenuhi rasa yang sulit dijelaskan.…Keesokan paginya, seperti biasa, Yoga yang mengantar.Kelly masuk ke mobil, duduk di tempatnya, lalu mengeluarkan tablet pemberian Yoga. Lalu menyambungkan earphone bluetooth dan mulai mendengar siaran berbahasa inggris.Kelly sudah memi

  • Hamil Kembar, Aku Disayang Bos Dingin!   Bab 98

    Kelly terlihat seperti gadis yang penurut dan pengertian.Yoga malah bilang dia sering menangis, bukankah itu artinya dia merasa tertekan?Yoga bergumam dalam hati, perhatian?Bagaimana caranya memberi perhatian?Dia sudah memberinya makanan enak, minuman enak, dilayani dengan baik, uang pun tidak pernah kurang. Bukankah itu sudah cukup perhatian?Yoga pun bertanya, “Bagaimana caranya perhatian?”Bagaimana caranya perhatian pada Kelly?Selama hidupnya, dia belum pernah berinisiatif memberi perhatian pada orang lain.Kalau soal uang, selama tidak berlebihan, dirinya bisa memenuhinya.Namun selain uang, hal-hal material, Yoga benar-benar tidak tahu bagaimana caranya.Bagi Felix, pertanyaan semacam itu dari Yoga sama sekali tidak mengejutkan.Sejak kecil, dia memang seperti putra mahkota yang selalu dikelilingi orang lain.Yoga mungkin bahkan tidak bisa menuliskan kata perhatian!“Jawabannya hanya satu, yaitu hibur.”“Perempuan itu makhluk yang sensitif. Kalau suasana hatinya baik, semuan

  • Hamil Kembar, Aku Disayang Bos Dingin!   Bab 97

    Seketika, Yoga sendiri bahkan tidak bisa membedakan, dia khawatir pada Kelly atau hanya khawatir pada bayi di perutnya.Bibi Minah menatap punggung Yoga yang tegas dan penuh amarah, lalu hanya bisa menghela napas tak berdaya.Nona Kelly juga tidak ingin jatuh, kenapa Pak Yoga malah begitu marah?Apa karena cemas dan peduli?Bibi Minah berusaha menenangkan Kelly.“Nona, jangan menangis. Lain kali lebih hati-hati saja.”“Besok aku menyuruh orang untuk ganti karpet yang baru.”Jika memang beresiko, pindah saja ke lantai satu!Dia berpikir untuk membicarakannya dengan Pak Yoga, membiarkan Nona Kelly tinggal di lantai satu. Lebih aman, tidak perlu naik turun tangga.Awalnya, Nyonya Sherly memang sengaja menempatkan Kelly di kamar sebelah Pak Yoga, supaya kalau ada apa-apa, Pak Yoga bisa langsung menjaga.Namun sekarang, rasanya pindah ke lantai satu jauh lebih aman.“Jangan terlalu dipikirkan kata-kata Pak Yoga, dia nggak ada maksud buruk.”“Dia itu sebenarnya khawatir padamu.”“Hanya saja,

  • Hamil Kembar, Aku Disayang Bos Dingin!   Bab 96

    Jelas-jelas menangis karena merasa tertekan, tapi masih saja mencari alasan bilang matanya alergi.Kenapa mulutnya setajam itu?!Hanya karena masalah sepele, kenapa dirinya harus sampai membuat Kelly menangis?Yoga tahu betul kalau hati Kelly sedang rapuh, tapi mulutnya tetap saja begitu pedas.Hanya gara-gara Kelly minta bantuan Jimmy, bukan dirinya.Yoga tidak terima, lalu menjadikannya bahan sindiran.Dan membuatnya menangis.Seumur hidup, baru kali ini Yoga sadar dirinya ternyata bisa sekecil hati seperti itu.Bahkan sekecil sebuah jarum.…Beberapa menit kemudian, Kelly keluar dari apotek dengan membawa kantong plastik bening.Dia sudah berusaha menenangkan emosinya.Meski matanya masih merah, tapi tangisannya sudah berhenti.Begitu masuk ke mobil, dia pelan berkata, “Maaf, sudah membuatmu menunggu lama.”Setelah memasang sabuk pengaman, Kelly mengeluarkan obat tetes mata, lalu menunduk serius membaca petunjuk di kotaknya.Tadi dia bilang matanya tidak nyaman, agak kering, jadi pe

  • Hamil Kembar, Aku Disayang Bos Dingin!   Bab 95

    …Saat pulang kuliah, Yoga menyetir sendiri untuk datang menjemput Kelly.Kelly mengira sopir yang menyetir, jadi dia langsung masuk ke kursi belakang.Begitu melihat jelas Yoga yang duduk di kursi pengemudi, dia langsung terbengong.Jika dirinya duduk belakang, bukankah memperlakukan Yoga seolah sopir?Ketika ragu apakah harus pindah ke depan atau tidak, Yoga sudah lebih dulu berkata, “Duduk di belakang? Anggap aku sopir?”Kelly panik bukan main, buru-buru keluar dan pindah ke kursi penumpang depan.Begitu duduk rapi, dia buru-buru minta maaf, “Maaf, aku nggak tahu kalau kamu yang menyetir.”Yoga menyalakan mobil, memutar setir untuk berbalik arah.“Sekarang sudah semakin berani ya? Ada urusan langsung melewatiku dan cari Jimmy!”Menghadapi nada sindiran pria itu, Kelly jadi canggung.“Maaf, aku…”Kelly ingin menjelaskan, tapi merasa tak ada yang perlu dijelaskan. Bagaimanapun, dirinya memang salah.Seharusnya tidak melewati Yoga begitu saja dan langsung mencari Jimmy.Bagaimanapun,

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status