Share

Bab 6

Penulis: Lynette
Dilihat dari pembawaannya dan deretan pengawal di luar, sepertinya pria ini memang sangat kaya.

Otak Kelly langsung berputar cepat.

Kalau dia benar-benar mau memberikan seratus miliar padanya, maka masalah biaya pengobatan ibu dan sekolah adiknya tidak akan menjadi beban lagi.

Uang kuliah dan biaya hidupnya pun akan teratasi, sehingga dirinya bisa fokus kuliah dengan tenang.

Dirinya bahkan bisa membelikan rumah untuk keluarganya, memperbaiki lingkungan tempat tinggal mereka.

Selama tidak boros, uang seratus miliar cukup untuk dirinya hidup berkecukupan sampai tua.

Hanya saja, sebagai gantinya adalah harus melahirkan anak itu.

Dirinya masih kuliah, tentu kehamilan akan sangat memengaruhi pendidikannya.

Belum lagi, saat perutnya semakin membesar, bagaimana dirinya harus menghadapi pandangan teman-temannya…

Namun, menggugurkan juga bukan pilihan, karena operasi akan memberi dampak buruk bagi kesehatannya.

Sepertinya dia benar-benar tidak punya pilihan.

Kelly menunduk, menatap perutnya yang masih rata dengan perasaan campur aduk.

Setelah terdiam lama, dia mengangkat kepala dan menatap Yoga, “Kamu serius?”

Yoga mengangguk, “Iya, tapi syaratnya anak itu memang anakku.”

Kelly tidak tahu bagaimana mulut bersuhu 37 derajat itu bisa mengucapkan kata-kata sedingin belasan derajat di bawah nol.

Rasa terhina dan tertekan kembali menyeruak, matanya langsung berkaca-kaca.

“Bagaimana bisa kamu mengatakan hal seperti itu?”

“Kamu yang memperkosaku, nggak ada sedikitpun rasa bersalah, malah dengan dingin mengucapkan kata-kata yang merendahkan.”

Lebih baik mati, daripada dihina. Kelly tidak mau uangnya lagi.

Harus melawannya habis-habisan.

Namun, rasa sedihnya sama sekali tidak meluluhkan hati pria itu.

Yoga tetap sekeras baja, “Aku minta maaf soal malam itu. Aku akan memberimu kompensasi, tapi dua hal ini harus dipisahkan.”

“Selanjutnya akan ada pemeriksaan yang membutuhkan kerja samamu.”

“Begitu hasil DNA keluar, aku akan mengirim lima puluh miliar ke rekeningmu. Sisa lima puluh miliarnya akan kuberikan sekaligus setelah anak itu lahir.”

“Kebutuhan sehari-harimu akan kuurus.”

“Selain itu, aku akan memberimu dua puluh juta setiap bulan sebagai uang saku. Uang dua miliar untuk ganti rugi mental yang kubicarakan sebelumnya akan kukirim sebentar lagi.”

“Tapi syaratnya, kamu harus menjaga kesehatanmu baik-baik. Jangan sampai terjadi sesuatu pada anak ini.”

Maksudnya jelas, kalau anak ini sampai hilang, semua janji akan batal.

Tawaran itu memang terlalu menggiurkan, uang muka lima puluh miliar, bonus dua miliar, ditambah dua puluh juta uang jajan bulanan

Kelly menghapus air mata, matanya yang sembab seperti kelinci yang menyedihkan, “Lalu, bagaimana dengan kuliahku?”

Yoga menjawab dengan tanpa ekspresi, “Kamu bisa tetap kuliah seperti biasa, aku akan mengatur semuanya.”

Kelly terdiam.

Seratus miliar benar-benar godaan besar.

Dia sangat membutuhkan uang itu.

Dia hanyalah orang biasa. Dia tidak akan mampu menghasilkan uang sebanyak itu seumur hidupnya.

Hanya dengan melahirkan anak, dirinya bisa mendapat seratus miliar. Kelly tak sanggup menolak tawaran itu.

Dia sudah trauma hidup miskin.

Dengan pelan, dia menjawab, “Iya.”

Yoga langsung memanggil orang untuk membawanya melakukan pemeriksaan.

Setelah keluar dari ruang pemeriksaan, Jimmy menyerahkan sebuah perjanjian untuk dia tanda tangani.

Kelly membaca sekilas, isinya sesuai dengan apa yang sudah disampaikan pria tadi.

Setahun kemudian, dia akan menerima sisa lima puluh miliar dan boleh pergi.

Tanpa ragu, Kelly pun langsung tanda tangan.

Tidak ada orang yang tidak suka uang.

Terlebih bagi anak dari keluarga miskin seperti dirinya.

Dia tak akan pernah mendapat harta sebesar itu seumur hidupnya.

Tak lama kemudian, uang dua miliar langsung masuk ke rekeningnya. Kelly menatap deretan angka itu dan agak bingung.

Dirinya benar-benar mendapatkan dua miliar begitu saja?

Orang tuanya seumur hidup pun tak pernah menghasilkan uang sebanyak ini.

Hanya dalam semalam, dirinya malah mendapatkan begitu banyak?

Kelly tak tahu harus merasa apa, bukan bahagia, malah ada sedikit rasa sedih.

Dia bahkan merasa dirinya begitu rendahan…

Semakin dipikirkan, air matanya pun tak bisa dihentikan.

Jimmy langsung panik melihatnya menangis.

Jangan sampai dia terus menangis, nanti kalau sampai sesak napas, bisa membahayakan anaknya.

Jimmy panik sampai tidak tahu harus berbuat apa.

Dia melembutkan nada suaranya dan bertanya, “Bu Kelly, ada bagian yang kamu nggak puas dari isi perjanjian ini?”

“Kalau menurutmu ada yang kurang, kita bisa membicarakannya lagi dengan Pak Yoga.”

Asal kamu jangan menangis lagi.

Kelly menghapus air matanya, lalu berkata dengan sungkan, “Maaf, kelenjar air mataku memang terlalu aktif. Aku nggak ada keberatan dengan perjanjiannya.”

Yoga selesai menelepon dan masuk dari luar, melihat mata Kelly kembali berkaca-kaca, jelas habis menangis lagi.

Kenapa dia menangis lagi? Perempuan benar-benar terbuat dari air?!

Dia melirik Jimmy dan Jimmy mengangkat bahu, memberi isyarat bukan dirinya yang membuatnya menangis.

Yoga mengulurkan tangan pada Jimmy. Jimmy segera menyerahkan kontrak perjanjian itu.

Yoga menunduk, sekilas melihat tanda tangan dan rapi, lalu mengembalikan kontrak itu pada Jimmy.

Lalu, dia berkata pada Jimmy, “Antar Bu Kelly kembali ke kampus.”

Kemudian, dia menoleh melihat Kelly dan berkata, “Berikan nomormu pada Jimmy. Kalau hasil pemeriksaan sudah keluar, dia akan memberitahumu.”

Jika memang anak itu miliknya, Yoga akan mengurus semuanya.

Jika bukan, semuanya berakhir sampai sini.

Kelly mengangguk. Setelah saling menambahkan nomor Whatsapp dengan Jimmy, dia pun mengikuti Jimmy keluar dari rumah sakit.

Sebuah mobil van berhenti di depan pintu masuk rumah sakit. Sopir turun dan membukakan pintu untuknya.

Kelly melirik Jimmy. Jimmy memberi isyarat mempersilakan, “Silakan, Bu Kelly.”

Kelly berkata, “Aku bisa naik taksi sendiri.”

Dia sudah trauma naik mobil yang sama dengan pria asing.

Jimmy tampak ragu, “Bu Kelly, kamu sedang hamil, naik taksi sendiri nggak aman.”

Mendengar itu, Kelly pun tak enak hati untuk menolak lagi. Jadi, hanya bisa naik mobil saja.

Lagipula benar yang dikatakannya, dirinya sedang hamil. Jadi, harus memikirkan keselamatan bayi.

Dua jam kemudian, hasil pemeriksaan keluar dan anak itu benar milik Yoga.

Hasil pemeriksaan tubuh Yoga sendiri juga sudah keluar. Ternyata dirinya masih dalam kondisi oligospermia, artinya masih mungkin punya anak, hanya saja peluangnya kecil. Tapi nyatanya, masih bisa menghamili.

Jimmy yang berdiri di samping melirik hasil tersebut, lalu tanpa sadar memberi jempol pada bosnya dalam hati, hebat!!!

Oligospermia saja bisa langsung mendapatkan dua.

Entah bosnya yang hebat atau Bu Kelly yang sangat subur.

Yoga menyerahkan laporan pemeriksaan itu pada Jimmy. Jimmy menerimanya, lalu memasukkan laporan tersebut bersama perjanjian ke dalam map dokumen.

“Cari rumah yang agak besar di dekat kampus, yang lingkungannya bagus. Siapkan pembantu dan sopir, secepatnya pindahkan Kelly ke sana.”

Jimmy mengangguk, “Baik, Pak Yoga.”

Keluar dari rumah sakit, Jimmy bertanya apakah Yoga mau pergi ke kantor.

Yoga melihat jam di pergelangan tangannya.

Jam segini kalau ke kantor pun sudah waktunya pulang kerja.

Alisnya berkerut, urusan sepele seperti ini saja sudah menghabiskan seharian penuh waktunya.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Hamil Kembar, Aku Disayang Bos Dingin!   Bab 100

    Jimmy membalas, [Pak Yoga, semua pakaian Nona Kelly dipilih langsung oleh staf toko sesuai dengan bentuk tubuh dan karakternya.]Saat membeli pakaian, Kelly tidak memilih sendiri dan merasa tidak ada yang cocok.Akhirnya, staf toko yang memilihkan untuknya.Kemudian, beberapa kali pakaian dikirim ke Vila juga dibuat sesuai ukuran tubuh Nona Kelly.Semua pakaian itu normal saja, Jimmy tidak mengerti maksud bosnya menanyakan hal itu.Dia pun menatap foto itu beberapa kali, tetap tidak melihat ada yang aneh.Yoga pun tidak membalas pesannya.…Kelly tiba di asrama.Hari ini tidak ada kelas pagi, tapi karena Yoga mau ke kantor dan sekalian mengantarnya, Kelly pun berangkat lebih awal.Melihat penampilan Kelly, Tasya langsung terpesona.Asrama itu kosong, tidak ada orang.Tasya berkata, “Kelly, gaunmu cantik sekali!“Dan menutupi perutmu juga, nggak kelihatan perut buncitnya.”Kelly tersenyum dan berkata, “Iya, ‘kan? Aku juga merasa cantik dan bahannya juga enak dipakai.”Benar-benar ada ha

  • Hamil Kembar, Aku Disayang Bos Dingin!   Bab 99

    Namun, Yoga tidak menganggapnya begitu.Dari hasil penyelidikan, gadis kecil ini keras kepala dan punya tekad kuat.Sikap patuh hanyalah tameng perlindungan di hadapannya.Namun, dia juga gadis yang polos dan tangguh.Yoga berkata, “Mulai sekarang, kalau bicara denganku, angkat kepala. Jangan menunduk.”Mendengar itu, Kelly benar-benar menurut, mengangkat kepala dan menatapnya.“Pak Yoga, kalau nggak ada hal lain lagi, aku naik dulu.”Yoga pun mengangguk.Kelly pun berdiri dan naik ke lantai atas.Saat melewati Yoga, Kelly tidak lagi menunduk.Sebaliknya, dia mengangkat dagu, berjalan dengan tegap dan dengan sorot mata penuh keteguhan melewati pria itu.Yoga menoleh, memandang punggung gadis itu. Hatinya mendadak dipenuhi rasa yang sulit dijelaskan.…Keesokan paginya, seperti biasa, Yoga yang mengantar.Kelly masuk ke mobil, duduk di tempatnya, lalu mengeluarkan tablet pemberian Yoga. Lalu menyambungkan earphone bluetooth dan mulai mendengar siaran berbahasa inggris.Kelly sudah memi

  • Hamil Kembar, Aku Disayang Bos Dingin!   Bab 98

    Kelly terlihat seperti gadis yang penurut dan pengertian.Yoga malah bilang dia sering menangis, bukankah itu artinya dia merasa tertekan?Yoga bergumam dalam hati, perhatian?Bagaimana caranya memberi perhatian?Dia sudah memberinya makanan enak, minuman enak, dilayani dengan baik, uang pun tidak pernah kurang. Bukankah itu sudah cukup perhatian?Yoga pun bertanya, “Bagaimana caranya perhatian?”Bagaimana caranya perhatian pada Kelly?Selama hidupnya, dia belum pernah berinisiatif memberi perhatian pada orang lain.Kalau soal uang, selama tidak berlebihan, dirinya bisa memenuhinya.Namun selain uang, hal-hal material, Yoga benar-benar tidak tahu bagaimana caranya.Bagi Felix, pertanyaan semacam itu dari Yoga sama sekali tidak mengejutkan.Sejak kecil, dia memang seperti putra mahkota yang selalu dikelilingi orang lain.Yoga mungkin bahkan tidak bisa menuliskan kata perhatian!“Jawabannya hanya satu, yaitu hibur.”“Perempuan itu makhluk yang sensitif. Kalau suasana hatinya baik, semuan

  • Hamil Kembar, Aku Disayang Bos Dingin!   Bab 97

    Seketika, Yoga sendiri bahkan tidak bisa membedakan, dia khawatir pada Kelly atau hanya khawatir pada bayi di perutnya.Bibi Minah menatap punggung Yoga yang tegas dan penuh amarah, lalu hanya bisa menghela napas tak berdaya.Nona Kelly juga tidak ingin jatuh, kenapa Pak Yoga malah begitu marah?Apa karena cemas dan peduli?Bibi Minah berusaha menenangkan Kelly.“Nona, jangan menangis. Lain kali lebih hati-hati saja.”“Besok aku menyuruh orang untuk ganti karpet yang baru.”Jika memang beresiko, pindah saja ke lantai satu!Dia berpikir untuk membicarakannya dengan Pak Yoga, membiarkan Nona Kelly tinggal di lantai satu. Lebih aman, tidak perlu naik turun tangga.Awalnya, Nyonya Sherly memang sengaja menempatkan Kelly di kamar sebelah Pak Yoga, supaya kalau ada apa-apa, Pak Yoga bisa langsung menjaga.Namun sekarang, rasanya pindah ke lantai satu jauh lebih aman.“Jangan terlalu dipikirkan kata-kata Pak Yoga, dia nggak ada maksud buruk.”“Dia itu sebenarnya khawatir padamu.”“Hanya saja,

  • Hamil Kembar, Aku Disayang Bos Dingin!   Bab 96

    Jelas-jelas menangis karena merasa tertekan, tapi masih saja mencari alasan bilang matanya alergi.Kenapa mulutnya setajam itu?!Hanya karena masalah sepele, kenapa dirinya harus sampai membuat Kelly menangis?Yoga tahu betul kalau hati Kelly sedang rapuh, tapi mulutnya tetap saja begitu pedas.Hanya gara-gara Kelly minta bantuan Jimmy, bukan dirinya.Yoga tidak terima, lalu menjadikannya bahan sindiran.Dan membuatnya menangis.Seumur hidup, baru kali ini Yoga sadar dirinya ternyata bisa sekecil hati seperti itu.Bahkan sekecil sebuah jarum.…Beberapa menit kemudian, Kelly keluar dari apotek dengan membawa kantong plastik bening.Dia sudah berusaha menenangkan emosinya.Meski matanya masih merah, tapi tangisannya sudah berhenti.Begitu masuk ke mobil, dia pelan berkata, “Maaf, sudah membuatmu menunggu lama.”Setelah memasang sabuk pengaman, Kelly mengeluarkan obat tetes mata, lalu menunduk serius membaca petunjuk di kotaknya.Tadi dia bilang matanya tidak nyaman, agak kering, jadi pe

  • Hamil Kembar, Aku Disayang Bos Dingin!   Bab 95

    …Saat pulang kuliah, Yoga menyetir sendiri untuk datang menjemput Kelly.Kelly mengira sopir yang menyetir, jadi dia langsung masuk ke kursi belakang.Begitu melihat jelas Yoga yang duduk di kursi pengemudi, dia langsung terbengong.Jika dirinya duduk belakang, bukankah memperlakukan Yoga seolah sopir?Ketika ragu apakah harus pindah ke depan atau tidak, Yoga sudah lebih dulu berkata, “Duduk di belakang? Anggap aku sopir?”Kelly panik bukan main, buru-buru keluar dan pindah ke kursi penumpang depan.Begitu duduk rapi, dia buru-buru minta maaf, “Maaf, aku nggak tahu kalau kamu yang menyetir.”Yoga menyalakan mobil, memutar setir untuk berbalik arah.“Sekarang sudah semakin berani ya? Ada urusan langsung melewatiku dan cari Jimmy!”Menghadapi nada sindiran pria itu, Kelly jadi canggung.“Maaf, aku…”Kelly ingin menjelaskan, tapi merasa tak ada yang perlu dijelaskan. Bagaimanapun, dirinya memang salah.Seharusnya tidak melewati Yoga begitu saja dan langsung mencari Jimmy.Bagaimanapun,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status