Share

Bab 3

Penulis: Melati
"Ckckck, memang pantas disebut putra Keluarga Danantya, kalau memberi hadiah pasti selalu mewah." Aku terkekeh pelan. "Jepit rambut itu dibuat dari bahan baku safir yang dibeli sesepuh Keluarga Danantya sepuluh tahun yang lalu dalam sebuah lelang dengan harga yang sangat tinggi."

"Aslinya, benda itu ditujukan untuk dikenakan oleh menantu perempuan Keluarga Danantya. Sepertinya, Evan benar-benar menyukaimu."

Untuk sesaat, seluruh ruang VIP itu menjadi sunyi senyap. Bagaimanapun, aku masih merupakan tunangan sah dari Evan.

Lena yang pertama bereaksi. Matanya langsung memerah saat dia mengulurkan tangan untuk melepas jepit rambut itu. "Maafkan aku, Kak Amanda. Aku tahu, aku nggak pantas menerima sesuatu yang begitu berharga. Aku akan mengembalikannya padamu sekarang juga."

Lena mencabut jepit rambut itu dengan paksa, sampai beberapa helai rambutnya ikut tercabut. Air mata tampak menggenang di sudut matanya.

Evan dengan tidak sabar menahan tangan Lena. "Nggak ada alasan untuk mengembalikan sesuatu yang sudah diberikan. Karena aku sudah memberikannya padamu, kamu terima saja!"

"Aku mau lihat, siapa yang berani komplain?"

Saat Evan menatapku, wajahnya kembali dipenuhi rasa jengkel. "Amanda, apa kamu harus banget ngeributin hal-hal sepele kayak gini?"

"Belum menikah saja, kamu sudah bersikap seperti istriku. Apa kamu masih menghormatiku?"

Aku mencibir dan berdiri. "Aku cuma asal ngomong. Lagian, aku juga nggak bilang kalau barang itu mesti jadi milikku. Kenapa kamu jadi panik begitu?"

Lena menatapku dengan wajah serba salah. "Kak Amanda, aku suka banget jepit rambut ini. Boleh nggak, aku pinjam sebentar saja? Setelah selesai konser, aku balikin ke Kakak."

Teman baik Evan yang barusan mendukung mereka berdua, tidak tahan untuk ikut angkat bicara, "Amanda, kamu nggak bisa sedikit lebih berjiwa besar? Bagaimanapun, kamu itu putri Keluarga Laksita."

"Lena tadi bilang, cuma mau pinjam sebentar. Kenapa kamu pelit banget sih?"

"Makanan enak begini jadi nggak selera gara-gara kamu."

Aku menarik kursi dengan wajah datar. "Kalau begitu, aku pergi. Kalian nikmati saja makanannya."

Mungkin, sikapku membuat Evan marah. Dia langsung menggebrak meja dan berdiri. "Amanda, ngapain bersikap seperti itu?"

"Suatu hari nanti, kamu bakal jadi istriku. Apa kamu nggak ngerti etika dasar menghadapi orang?"

"Cepat, minta maaf pada Lena!"

Aku hampir tertawa. "Kita saja belum nikah. Apa masih ada yang perlu kita bicarakan?"

"Maaf, sebutan sebagai istrimu ini, boleh diberikan pada siapa pun yang menginginkannya."

Raut wajah Evan berubah. Dia langsung menginterogasiku, "Apa maksudmu? Cuma karena masalah sepele seperti ini, kamu mau membatalkan pertunangan? Amanda, kamu masih punya rasa tanggung jawab terhadap perjanjian nggak?"

Aku menepis tangan Evan dan membuka pesan suara yang dikirim Adrian. "Amanda, kamu mau bunga lili atau mawar untuk buket pertunanganmu?"

"Lili saja," jawabku. "Lebih cocok dengan desain gaun pengantinnya."

"Gaun pengantin apa?" Evan yang mendengarku merekam suara membalas Adrian, terus mendesak. "Amanda, kamu sudah memesan gaun pengantin tanpa sepengetahuanku?"

"Apa perlu sampai sejauh itu kamu mengejarku? Apa kamu nggak punya harga diri?"

Aku hampir tertawa karena kesal. "Tolong diluruskan dulu. Yang mau menikah itu aku, bukan kamu!"

"Bukankah pernikahanmu juga pernikahanku? Semua orang di ibu kota tahu kalau impianmu itu menikah denganku."

Wajahku langsung menjadi dingin. "Evan, apa nggak ada yang pernah mengajarimu cara menghormati orang lain?"

Tiba-tiba, pintu ruang VIP di dorong dengan keras. Suara laki-laki yang rendah dan dalam langsung menggema.

"Pak Evan, tolong lepaskan tunanganku!"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Hanya Pernah Mencintaimu   Bab 8

    Dua lajur air mata mengalir di wajah Lena saat dia memelototiku dengan penuh kebencian. "Semua ini salahmu, Amanda. Semua ini salahmu!""Kalau bukan karenamu, Evan mana mungkin meninggalkanku! Kenapa kamu mencoba merebutnya dariku? Kenapa?!"Aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa. "Tolonglah, siapa yang mau merebutnya darimu?""Cuma kamu yang masih menganggap orang nggak guna kayak Evan begitu berharga. Aku mohon, bawalah dia pergi dari hidupku, oke?"Namun, pada saat itu, Evan muncul.Evan pasti juga mendengar rumor tersebut. Itu sebabnya, dia juga datang ke sini."Amanda, Amanda!" Evan terus berusaha mendekat ke arahku. "Dengarkan dulu penjelasanku, oke? Aku sudah nggak ada hubungan apa pun lagi dengan wanita ini."Lena berteriak sambil menggertakkan gigi, "Kak Evan, kenapa kamu jadi seperti ini?! Aku sedang mengandung anakmu!""Itu darah dagingmu sendiri! Apa kamu benar-benar mau meninggalkannya?!"Semua orang menjadi terpaku untuk sesaat. Aku tidak bisa menahan diri untuk tid

  • Hanya Pernah Mencintaimu   Bab 7

    Akan tetapi, aku tidak peduli dengan semua itu. "Kalau kamu nggak terus saja kasih dia kesempatan, apa dia bisa seenaknya muncul di hadapanku untuk membuatku mual seperti ini?""Bukankah kamu cuma ingin menikmati sensasi dikelilingi dua orang wanita, satu di rumah, satu lagi di luar sana? Menurutku, justru kamu-lah yang paling bikin mual!"Di sisi lain, Lena menangis tersedu-sedu. Air matanya jatuh seperti hujan. "Maafkan aku, maafkan aku. Semua ini salahku. Nggak seharusnya aku muncul di depanmu dan Evan. Aku akan pergi sekarang juga."Aku mengerutkan kening dengan tidak sabar. "Kalau mau pergi, cepat pergi. Pergilah ke mana pun. Nggak ada yang peduli kamu mau kemana.""Keluarga Mahendra sudah mengalami kemerosotan selama tiga generasi. Sampai pada dirimu, mereka benar-benar sudah hancur total.""Aku sarankan, kamu pegangi Evan erat-erat. Nanti, kalau kesempatan ini lewat, nggak akan ada lagi kesempatan kedua."Dengan perasaan malu dan marah yang tidak bisa lagi ditahan, Lena pun berl

  • Hanya Pernah Mencintaimu   Bab 6

    Evan menerobos masuk ke pesta pertunangan, tepat di saat aku sedang bertukar cincin dengan Adrian.Evan lalu dengan mata merah, bergegas menghampiriku dan menggenggam tanganku erat-erat. "Amanda, jangan bikin masalah lagi. Ayo, ikut aku pulang."Adrian mengerutkan kening dan mendorongnya. "Pak Evan, aku nggak ingat pernah mengundangmu.""Kalau kamu mau buat onar, jangan salahkan aku kalau aku nggak sopan."Orang tua Evan juga terkejut. Tidak ingin mendapat malu di depan semua orang, mereka pun buru-buru menarik Evan pergi."Apa yang kamu lakukan? Hari ini ada begitu banyak orang di sini. Kamu masih mau merusak acara ini?"Akan tetapi, Evan tidak mau dengar. Dengan keras kepala, dia terus berusaha menarikku untuk pergi bersamanya."Pertunangan apa? Aku nggak setuju!""Bukankah dia tunanganku? Kami belum putus. Apa hak Adrian jadi calon mempelai prianya?""Amanda, sebelum aku benar-benar marah, cepat ikut aku pulang!"Lena yang berdiri di samping membela Evan dengan wajah tanpa dosa, "Be

  • Hanya Pernah Mencintaimu   Bab 5

    Meski masih muda, Adrian sudah menjadi pilar utama Keluarga Abimanyu. Dengan sedikit tindakannya saja, separuh ibu kota bisa gempar. Oleh karena itu, upacara pertunangannya tentu saja dibuat semegah mungkin.Lokasinya dipilih di hotel terbesar di seluruh ibu kota. Bahkan, mereka sengaja mengundang orang untuk melakukan siaran langsung.Orang tuaku sama sekali tidak keberatan dengan hal ini. Mereka malah dengan senang hati menunggu untuk menikahkan aku.Aku tahu, mereka selalu punya pendapat buruk mengenai Evan. Hanya saja, karena aku sebelumnya begitu terpikat pada Evan, mereka memilih menahan diri.Sekarang, setelah aku putus dengan Evan, tentu saja mereka tidak punya alasan untuk menahan diri lagi.Ibuku berkata sambil tersenyum, "Kamu masih ingat nggak? Waktu kecil dulu, kamu selalu mengikuti Adrian ke mana-mana dan memanggilnya Kakak?""Entah kenapa, begitu masuk usia remaja, kamu malah jatuh hati pada anak Keluarga Danantya itu.""Waktu itu, aku dan ayahmu sudah bilang, anak itu b

  • Hanya Pernah Mencintaimu   Bab 4

    Semua orang langsung menoleh. Adrian berdiri di sampingku. Dengan tinggi 190 sentimeter, dia menatap sekeliling dengan aura yang terasa begitu menekan."Kamu nggak apa-apa?" tanya Adrian dengan lembut, sambil menarikku ke dalam pelukannya. "Dia nggak ngelakuin apa pun padamu, 'kan?""Nggak." Aku menggelengkan kepala.Adrian menempatkanku di belakang punggungnya dengan aman untuk melindungiku. Kemudian, dia menoleh ke arah Evan dan berkata dengan dingin, "Pak Evan, gaun pengantin seperti apa yang akan dikenakan tunanganku adalah urusan kami berdua.""Sebagai orang luar, nggak pantas bagimu untuk terlalu banyak ikut campur.""Apa maksudnya aku orang luar?" Wajah Evan langsung menjadi muram. "Amanda, apa maksud dia?"Wajah Adrian langsung menjadi dingin dan menahan Evan dengan satu tangannya.Aura Adrian biasanya sudah dingin dan menekan. Pergelangan tangannya juga kuat, sehingga siapa pun di ibu kota yang melihatnya, pasti akan sedikit menunduk untuk menghormatinya.Kini, dengan penampil

  • Hanya Pernah Mencintaimu   Bab 3

    "Ckckck, memang pantas disebut putra Keluarga Danantya, kalau memberi hadiah pasti selalu mewah." Aku terkekeh pelan. "Jepit rambut itu dibuat dari bahan baku safir yang dibeli sesepuh Keluarga Danantya sepuluh tahun yang lalu dalam sebuah lelang dengan harga yang sangat tinggi.""Aslinya, benda itu ditujukan untuk dikenakan oleh menantu perempuan Keluarga Danantya. Sepertinya, Evan benar-benar menyukaimu."Untuk sesaat, seluruh ruang VIP itu menjadi sunyi senyap. Bagaimanapun, aku masih merupakan tunangan sah dari Evan.Lena yang pertama bereaksi. Matanya langsung memerah saat dia mengulurkan tangan untuk melepas jepit rambut itu. "Maafkan aku, Kak Amanda. Aku tahu, aku nggak pantas menerima sesuatu yang begitu berharga. Aku akan mengembalikannya padamu sekarang juga."Lena mencabut jepit rambut itu dengan paksa, sampai beberapa helai rambutnya ikut tercabut. Air mata tampak menggenang di sudut matanya.Evan dengan tidak sabar menahan tangan Lena. "Nggak ada alasan untuk mengembalikan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status