*
Di tempat lain.di sebuah tempat perbelanjaan yang sangat besar di kota itu terlihat dua orang gadis, ditemani dua orang pria tampan, mengenakan setelan pakaian yang begitu mahal, tengah asik memilih milih barang, entah apa yang mau mereka beli saat itu namun mereka terlihat begitu menikmati hari hari mereka."Laura, mengapa kamu tidak memilih baju yang kamu suka ? kamu tenang saja disini saya yang akan membayar semua belanjaan kalian." terlihat senyum licik di wajah Anton ketika berbicara dengan Laura.
berbeda dengan Anggi, dia merasa seolah olah Anton laki laki yang sempurna, selain tampan Anton juga keturunan dari keluarga kaya, apalagi Anton seperti begitu menyukai Laura semenjak perkenalan mereka tadi.
" Ah...... tidak makasih, saya tidak suka meminta barang kepada orang yang baru saya kenal."
deny, melirik sinis interaksi Anton dengan Laura, sebenarnya Dany juga menyimpan perasaan pada Laura sejak lama.
Dany, Laura, dan Anggi mereka berteman sejak mereka SMA, sedangan Anton sendiri baru bertemu hari ini, Anton masih kerabat Anggi,sebelumya Anggi memang berniat mendekatkan Laura -dengan Anton, sehingga mereka memutuskan untuk bertemu di salah satu mall biasa tempat mereka menghabiskan akhir pekan mereka.
"Eh......, aku lapar, ! bagaimana kalau kita cari tempat makan dulu" tiba tiba suara Anggi memecah kecanggungan mereka.
kemudian mereka pergi ke restoran yang berada di mall itu.setelah menemukan tempat makan yang cocok dengan selera mereka, laura beserta temanan temanya mencari meja kosong untuk mereka duduk.kebetulan restoran saat itu terlihat ramai pengunjung jadi mereka agak kesusahan mencari meja kosong. setelah beberapa menit akhirnya mata anggi menemukan meja yang masih kosong yang mereka cari, lalu mereka berjalan menghampiri meja itu, belum sempat anggi dan teman temanya duduk tiba tiba ada tiga orang wanita seumuran mereka merebut meja tersebut, anggi nampak begitu kesal melihat tingkah ketiga wanita itu." Hay..... J**** Ng.! berani beraninya kalian merebut meja kami." kata anggi penuh emosi.
"Be***k, berani beraninya kamu menyebut kami J***Ng, kata salah satu wanita itu sambil memberikan tatapan membunuh kepada anggi.
"Rita....!, "belum sempat anggi melontarkan kata kata pedas untuk membalas ucapan wanita itu tiba tiba suara anton terdengar di sebelah anggi.
"Anton...!, Ka....kamu anton kan. " kata rita tergagap sambil menunjuk jarinya ke arah anton merasa seolah tak percaya
Anton hanya mengangguk, tanda membenarkan tebakan rita, sedangkan yang lain hanya diam sambil melempar pandangan ke teman teman yang lainya pertanda tidak tahu apa apa.
"Oke... karena kita semua teman bagaimana kalau kita duduk bersama saja," setelah diam sejenak akhirnya anton mulai bicara lagi,
setelah menimbang - nibang sebentar akhirnya mereka menyetujui ajakan anton, mereka mulai mencari kursi kosong untuk mereka duduk.Dany tiba tiba mengambilkan kursi kosong untuk Laura duduk, anton yang melihatnya merasa tidak puas, tatapan kemarahan di tunjukan pada Dany, namun ketika sorot matanya mengarah ke Dany tiba tiba sebuah tangan lembut menarik nya untuk duduk. dengan terpaksa anton pun mulai mendudukkan bokongnya di samping rita, namun matanya taklepas dari interaksi antara laura dengan Dany.
berbeda dengan anggi ia mulai merasa gerah dengan kecentil an rita, anggi merasa bahwa rita dengan anton pernah ada ikatan sepesial antara mereka, meskipun anggi sendiri tidak tau itu. sedangkan teman teman rita yang lain hanya diam karena mereka memang belum kenal satu sama lain.
"Ton, kenapa kamu tida mengenalkan teman teman kamu, siapa mereka?" kata tita manja sambil memegang lengan anton,
"Oh.... ya aku lupa mereka teman teman adik ku, kamu bisa berkenalan sendiri kalau mau." jawan anton penuh penekanan. ketika mereka sedang asik ngobrol salah satu pramusaji datang menghampiri mereka memberikan daftar menu pesanan, mereka kemudian memesan makanan yang cocok dengan perut mereka,
selesai makan akhirnya mereka harus pulang ke rumah masing masing, anton sempat ingin mengantarkan laura pulang namun laura menolak nya, membuat anton sangat kecewa akibat penolakan itu,
laura pulang diantar oleh anggi.
sesampainya di rumah laura bermaksud ingin menuju ke kamarnya yang berada di lantai 2 rumah itu, laura berjalan melewati ruangan ruangan yang ada di rumah itu namun ketika sampai di ruang kluarga mata laura menangkap sosok pria yang tengah berdiri menghadap ke arah sofa, di sofa nampak Dady nya tengah berbicara dengan pria yang sedang berdiri itu,laura tidak mau menguping pembicaraan mereka ia kemudian berjalan santai menuju anak tangga sambil melirik sekilas kearah Dady nya."laura...,! darimana kamu kenapa jam segini baru pulang,? belum ada dua langkah laura melangkahkan kakinya ke anak tangga terdengar suara sang Dady memangil namanya."laura habis nganterin anggi belanja dad," jawab laura sambil memutar badannya menghadap sang Dady.
di sisi lain lintang ikut mengarahkan pandanganya menatap gadis cantik yang akan menjadi majikanya itu." cantik banget nona laura.! oh tuhan bisa jatuh cinta ni aku lama lama melihat non laura,. Ah.... gak....gak... jangan banyak berharap kamu lintang ingat nona laura siapa sedangkan kamu siapa, " pikir lintang sambil menggeleng geleng kan kepalanya.melihat tingkah aneh lintang yang sambil menatapnya, laura melotot kan matanya seakan akan ingin menerkam lintang mentah mentah,
"Be***k, pasti sopir itu memikirkan yang gak gak tentang aku, dasar mesum, " umpat laura lirih nyaris tak terdengar."Ya sudah kamu keatas sekarang, Dady masih ada urusan sama lintang. mulai besok lintang yang akan atar jemput kamu jika kamu mau pergi, "
"Baik Dady, kalau gitu aku keatas dulu " kata laura kemudian berjalan menuju kamar pribadinya.
*
Pagi harinya lintang mulai melakukan pekerjaan dari mencuci mobil, hingga menyiapkan kebutuhan perjalanan nona laura.Karena hari ini hari pertama lintang bekerja di rumah pak Surya, lintang belajar disiplin dalam bekerja, ia bangun pagi pagi sekali, supaya tidak terlambat mengantarkan nona laura ke kampus."HE..,, kamu, mobilnya udah siap belum,?" kata laura sambil menatap sinis lintang.
lintang yang tak menyadari kehadiran laura pun kaget ketika mendengar suara bentakan dari laura."Su......sudah non,! apa kita mau jalan sekarang." kata lintang tergagap.
"Ya..sekarang memangnya mau nungguin bulan depan." ucap laura sambil berjalan menuju pintu penumpang.
melihat laura mendekati pintu penumpang , lintang kemudian berlari menyusul, kemudian membukakan pintu itu. serta mempersilahkan laura masuk ke dalam." Silahkan non."laura tak membalas ucapan lintang ia melangkah masuk kemudian duduk di kursi penumpang itu,setelah memastikan laura masuk lintang menutup pintu itu kemudian dia menuju ke kursi kemudi dan menjalankan mobil itu.Di dalam perjalanan nampak begitu hening, tak ada percakapan antara lintang dengan majikannya. hanya suara deru mesin yang terdengar sat itu. " Maaf non, kita lewat mana ya ? " kata lintang ketika ia tak tau arah mana yang harus ia lewati, "Ambil jalur kiri.! " jawab laura sekenanya.suasana nampak hening beberapa saat sebelum akhirnya laura bicara lagi. "He... supir .! siapa namamu, aku lupa kemarin. aku juga masih punya hati gak enak kalau harus manggil kamu dengan sebutan supir tiap hari." "Nama saya lintang non." jawab lintang singkat masih fokus menatap jalan yang ada di depannya, "Oh...., ok karena usia kita seumuran bagaimana kalau saya panggil kamu nama saja. "itu terserah non laura saja.saya sih gak keberatan mau di panggil dengan sebutan apa aja. "ya iya lah masak aku harus panggil kamu mas, bang , sayang, cin,! ih... amit amit deh, gak level banget
mendengar ocehan Naomi dan Lisa hati lintang terasa panas ia mengepalkan kedua tangannya, ingin sekali rasanya lintang menampar kedua wanita itu sekarang juga,tapi untungnya lintang masih bisa menahan emosinya jadi dia hanya tenang, dan sesekali tersenyum kecil menguatkan dirinya sediri." sabar lintang ini hari pertama kamu kerja, biarkan saja kedua wanita ja***Ng itu mengoceh, kamu jangan terpancing lintang. " batin lintang dengan sesekali tersenyum kecil. " sial... tebal sekali muka ni pria miskin, dasar cowok gila, " gerutu Naomi merasa tak puas karena lintang tidak terbakar emosi, ketika dihina mereka berdua. " Oke.! karena kalian kelihatanya sudah merasa puas menghinaku, jadi aku rasa aku harus pergi sekarang. sampai bertemu lain waktu." kata lintang tegas penuh dengan penekanan, meskipun hatinya saat ini terasa sangat rapuh. baru saja lintang memutar tubuhnya hendak melangkah kelu
*setelah semua orang pergi kini tinggal lintang sendiri di dalam mobil. ketika ia ingin mengatur sandaran kursi mobil yang ia duduki tiba tiba suara benturan keras terdengar dari belakang mobil lintang." Duarrr......" suara benturan mobil menabrak pembatas jalan yang tak jauh dari mobil lintang terparkir saat itu. lintang yang menyaksikan kejadian itu kemudian berlari menghampiri sebuah mobil mewah berlogoMaserati yang bagian kap depannya sudah terangkat ke atas disertai kumpulan asap putih tebal menyelimuti bagian depan mobil itu. di dalam nampak seorang pria setengah baya duduk di kursi kemudi dengan kening yang sudah mengeluarkan carian merah, namun masih sadarkan diri, aura pria itu terlihat sangat berwibawa, dengan setelan jas hitam yang ia kenakan saat itu. lintang yang menghampiri terlebih dulu kemudian mencoba membuka pintu kemudi itu lalu memapah sang pemilik mobil itu keluar dari dalam mobil.
lintang dengan langkah santai menghampiri laura, naomi dan yang lainya. "cepat antar kita pulang" laura berkata dengan kedua tangan ber sedekap di dada.lintang tidak membalas ucapan laura ia langsung menuju mobil kemudian memasukan kuncinya . setelah memakan waktu hampir setengah jam, akhirnya lintang sampai di rumah laura. *sudah hampir satu minggu lebih lintang bekerja di rumah kluarga Surya,namun kebencian Laura terhadap lintang semakin menggila. namun karena lintang membutuhkan pekerjaan itu lintang harus bertahan sampai dia benar benar sudah tidak tahan lagi dengan hinaan dari laura dan teman temanya. "laura... ". panggil naomi dengan melambaikan tangannya. " nanti malam kita ke Bar yuk, dah lama nih gak ngumpul bareng ,bagaimana apa kamu mau ,?" "Eeeeemm..... !!!" laura tampak menimbang nibang , "Boleh kebetulan aku juga lagi bosen di rumah." "oke kalau gitu
mendengar ada keributan sang manajer club itu kemudian turun untuk melihat kejadian itu "Ada apa ini,! siapa yang telah berani membuat keributan di tempatku," kata sang manajer berjalan santai membelah keramaian para penonton dengan kedua tangan dimasukan di dalam celana. "ba****an cilik itu telah berani menendang ku manager Tio.cepat kau panggil orang orang mu patahkan kedua kakinya" kata ramon ketika mencoba berdiri sambil menunjuk ke arah lintang . kedua penjaga yang tadi menghadang lintang kemudian berlari ke arah Tio " cepat kalian atasi orang itu" kata Tio pada para penjaga.namun ketika penjaga itu melihat lintang mereka panik, tuan Alex yang setatusnya di atas Tio saja tunduk kenapa Tio malah ingin mematahkan kakinya." kelihatanya manajer Tio belum tau siapa pemuda ini" batin salah satu penjaga itu. "manager Tio sebaiknya kita bicara sebentar" bisik salah satu penjaga keamanan itu. kemudian manager Tio dan salah sat
*di ruang lain pak Surya dengan sang istri terbangun ketika mendengar suara gaduh di lantai atas tepatnya di kamar laura." pak,... pak... pak,." Bu sonya menggoyangkan lengan suaminya yang masih tertidur pulas ketika mendengar suara benda jatuh dari lantai atas."ada apa sih buk ? " jawab pak Surya memalas sambil memaksa membuka matanya." di atas kenapa brisik sekali ya pa, .? jangan jangan ada maling pa, ayok pa bangun dulu takut kenapa kenapa sama laura. " "Allah ibu ini kaya gak biasa denger laura jam segini baru pulang aja, paling dia juga baru pulang sama anggi juga nginap di sini Bu. "tapi pa,,! " belum sempat Bu sonya melanjutkan kata katanya tiba-tiba terdengar suara teriakan laura begitu kencang, membuat pak Surya langsung menarik selimut sebelum akhirnya berjalan keluar menuju kamar laura di ikuti sang istri *di kamar laura lintang yang sudah mulai kelelahan menghadapi la
* pagi ini lintang bangun pagi pagi sekali, ia berjalan menuju ruang kluarga rumah pak Surya dengan membawa sebuah tas warna hitam yang ia sangkut kan di sebelah bahunya.dengan berat hati lintang melangkahkan kakinya untuk menghadap sang majikan,sesampainya di ruang keluarga lintang melihat pak Surya di temani Bu sonya sang istri sedang menikmati secangkir kopi di ruangan itu. dengan menundukkan kepala lintang berjalan mendekati kedua majikanya itu sebelum akhirnya ia memutuskan untuk berpamitan. "lho kok kamu membawa tas ? memangnya mau kemana kamu tang ?" tanya Bu sonya yang tak sengaja melihat lintang berjalan ke arah mereka dengan sebuah tas yang menyangkut di bahunya.pak surya yang ketika itu sedang menyesap kopinya kemudian menjauhkan ujung cangkir dari bibirnya sebelum mendongakkan kepala hendak menatap seseorang yang baru saja di sapa oleh sang istri. mendengar namanya di sebut lintang kemudian menatap Bu sonya da
di salah satu kamar seorang wanita cantik tengah menggeliat tubuhnya mencoba mengumpulkan nyawa setelah bangun dari tidurnya,laura berlahan membuka kelopak matanya mengamati setiap sudut ruangan yang selama ini menjadi salah satu tempat favoritnya selama menghabiskan waktu di rumah, "siapa yang membawaku pulang semalam, kenapa pakaianku telah berubah siapa yang menggantikan bajuku. aduh..... kenapa aku tidak ingat sama sekali sih." gumang laura dalam hati,"oh..... astaga jangan-jangan sopir sialan itu yang melakukanya., bed**"h kalau sampai dia yang melakukan akan ku buat perhitungan sama dia nanti. awas kau.!" lanjut pikir laura sambil menonjok telapak tangannya sendiri penuh emosi. " oh.... sudah bangun rupanya" kata Bu sonya yang tiba tiba masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu terlebih dulu. hingga membuat laura kaget sambil menatap ibunya yang berlahan mendekatinya." kamu semalam pulang dalam k