Share

Bab 18. Debat di Kamar

Dengan cepat tetapi hati-hati, dibawanya nampan berisi satu mangkuk kecil bubur ayam dan segelas besar madu jahe. Jeta melangkah menuju kamar di pojok ruang tengah. Mbah Ranti meminta mengantar itu ke tempat Faqih tidur.

"Masuk," sahut lelaki di dalam yang tak lain adalah Faqih setelah pintu diketuk keras.

Meski rasa hati dongkol dan merasa berat, diseret paksa kaki kembali melangkah. Memasuki kamar lelaki yang ingin dia cekik saja rasanya.

Bagaimana tidak, sebab Mbah Ranti sudah menyebutnya calon mantu, kini juga diminta mengantar baki ke kamar lelaki ltu. Geram bukan main rasa hati di dada.

"Faqih, kamu ini sakit kepala karena sudah banyak dosa!" seru Jeta menyongsong saat dalam kamar.

Gadis itu mengomel sambil mendekati ranjang. Mencari di mana adanya meja. Lelaki pemilik kamar sedang mengompres sendiri kepalanya dengan selembar kecil sapu tangan.

"Kenapa kamu ke mari?" Lelaki itu justru bertanya yang terdengar sangat tidak mengenakkan.

"Kenapa aku ke mari?! Sebab mulut culasmu! K
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status