Share

Hasrat Liar Suami Wasiatku
Hasrat Liar Suami Wasiatku
Author: Mommykai22

Suami Wasiat

Author: Mommykai22
last update Last Updated: 2025-06-14 11:57:30

"Lihat wanita miskin itu tidak merasa bersalah!" bisik seorang wanita paruh baya. "Baru dua tahun menikah, sudah membawa malapetaka!"

"Kudengar mereka sering bertengkar karena keluarga istrinya terus minta uang! Pantas saja suaminya stres sampai meninggal! Dasar tidak tahu diri!" 

"Katanya ibu kandungnya juga meninggal karena dia!" Suara lain menyusul. "Benar-benar pembawa sial!" 

Laura masih bersimpuh di tanah makam suaminya. Hujan turun dengan deras hari itu. Namun, derasnya hujan tidak cukup meredam suara-suara bergunjing di sekelilingnya. 

Laura bisa mendengar semuanya. Setiap kata menancap dalam seperti duri yang tidak bisa dicabut. Tapi ia tetap diam menatap batu nisan suaminya, sampai suara yang paling menusuk datang dari Wanda, ibu mertuanya yang memang tidak pernah menyukainya. 

"Sejak awal aku tidak pernah setuju Yusak menikah denganmu!" Wanda menunjuk Laura sambil melotot dengan wajahnya yang memerah penuh amarah. 

"Harusnya kau yang mati, bukan Yusak! Sejak menikah denganmu, hidupnya menjadi kacau!" bentak Wanda yang terus memberontak saat beberapa orang menenangkannya. 

Laura mengepalkan jemarinya. Pakaiannya basah oleh hujan dan tubuhnya menggigil, tapi ia bertahan tetap diam, walau hatinya berkecambuk mendengar semua tuduhan yang mengiris hati.

Benarkah ia pembawa sial? Ibunya meninggal, ayahnya tidak menginginkannya dan memilih selingkuhannya. Lalu sekarang suaminya juga meninggal. Apa itu salahnya? 

Padahal mereka tidak pernah tahu bagaimana Laura bertahan dalam pernikahan ini. Ia melepaskan pekerjaannya demi merawat ayah Yusak sampai akhir hayatnya. Ia memasak, mencuci, melayani keluarga suaminya yang tidak pernah menganggapnya ada. Ia diam ketika dimaki. Ia bertahan dalam sunyi dan luka yang tidak pernah dimengerti siapa pun. 

Tangan Laura gemetar saat melemparkan segenggam mawar putih ke makam suaminya. Bahkan tindakan sederhana itu saja membuat beberapa orang mencibir.

"Bisa-bisanya dia berpura-pura sedih,” gumam seseorang.

Laura memejamkan mata, menahan air mata yang mulai menggenang, sampai akhirnya ucapara itu selesai dan satu per satu orang mulai meninggalkan makam. 

Wanda sempat melempar tatapan penuh kebencian, sebelum ia ikut pergi dari sana, menyisakan Laura sendirian di bawah hujan. 

Sampai suara berat seseorang terdengar di belakangnya. "Ayo kita pergi dari sini! Kau harus pulang!" 

Laura mendongak dan tatapannya bertemu dengan pria itu. 

Darren Pratama.

Pria muda yang selalu terlihat dingin itu mengulurkan tangan padanya. Sahabat Yusak sekaligus bos di tempat Yusak dan kakaknya bekerja. Pria kaya raya yang dihormati dan disegani oleh seluruh anggota keluarga Yusak.

Tatapan Laura goyah menatap pria itu, seolah ada rasa bersalah yang terpendam, tapi akhirnya ia menyambutnya, satu-satunya tangan yang terulur padanya hari itu. 

Perjalanan panjang kembali ke rumah tidak mengubah suasana hatinya. Darren tidak banyak bicara. Bahkan, saat mereka tiba di rumah dan Wanda mengusir Laura, pria itu tetap hanya berdiri diam.

"Anakku sudah meninggal! Tidak ada alasan lagi kau tinggal di sini!" 

Wanda melempar koper kecil milik Laura. 

"Pergi dari rumah ini dan jangan pernah menunjukkan wajahmu lagi di depan keluarga kami!"

Laura menunduk, memeluk koper kecil berisi baju dan sisa martabatnya. Ia bahkan tidak diberi kesempatan bicara.

Belum sempat ia melangkah, mobil hitam lain berhenti di depan pagar. Seorang pria tua keluar, membawa map cokelat dan mengenalkan diri sebagai pengacara Yusak. 

Suasana seketika tegang saat Laura akhirnya diijinkan masuk kembali ke dalam rumah. Semua orang menatap sang pengacara tua itu dengan penuh tanya. 

Yusak masih muda dan bukan miliarder, mustahil ia membuat wasiat. Tapi semuanya terdengar nyata saat pengacara itu mulai berbicara.

Bahkan, mereka tidak mengijinkan Darren pulang karena ada nama Darren di surat wasiat Yusak. 

"Pak Yusak datang kepadaku dalam keadaan yang kacau bulan lalu. Beliau menderita gangguan kecemasan yang tidak dijelaskan secara detail, tapi Beliau membuat wasiatnya." 

"Ada dua hal yang disebutkan dalam wasiatnya. Pak Yusak punya sebidang tanah yang diwariskan pada ibunya, termasuk hutangnya karena tanah itu masih menyicil." 

Wajah Wanda yang tadinya sumringah pun kembali cemberut saat harus melunasi hutang anaknya juga.

"Lalu ada wasiat penting juga untuk Bu Laura. Dan wasiat ini berhubungan dengan Pak Darren." 

Jantung Laura mencelos. Ia melirik Darren. Tatapan mereka sempat bertemu sejenak, dan Laura buru-buru memalingkan wajah seolah takut akan sesuatu. 

"Pak Yusak ingin agar Pak Darren mengambil tanggung jawab atas Bu Laura dan menikahinya."

Terdengar suara napas tertahan.

"Apa maksudnya? Ini tidak masuk akal! Wasiat macam apa ini?" pekik Wanda tidak terima. 

Laura menggeleng cepat. Apa ini bisa disebut wasiat? Memberikannya pada orang lain layaknya barang?

"Ini bercanda kan? Aku tidak mungkin menikah dengan orang lain!" pekiknya.

Laura kembali menatap Darren, berharap Darren sama sepertinya, menolak wasiat gila ini. Tidak mungkin pria kaya dan terhormat seperti Darren bersedia mengambil janda sahabatnya sebagai istrinya sendiri.

"Anda juga tidak mungkin setuju dengan wasiat ini kan?" 

**

Mommykai22

Halo semua, selamat datang di novel baru author. Novel ini menceritakan tentang Darren Pratama, anak dari Diego dan Anna di novel Gairah Liar Mantan Suamiku yaa. Selamat membaca semua. Semoga suka 🩷🩷

| 7
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Wiwi Yuningsih
ooh daren si kecil yg pinter, udah gede aje dia ,tp kenapa pasangannya janda Thor iiih minimal cewe miskin gpp GT......
goodnovel comment avatar
Marlien Cute
Aku pembaca setia cerita Mommykai22... Sebenarnya Sayang sekali ya Darren dapat perempuan ex Alm Sahabatnya. Tapi Saya tetap baca sepertinya seru,semoga tidak bertele². Semangat Kak Author...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Mimpi yang Menjadi Nyata

    Laura menggeliat gelisah saat merasakan bibir Darren menciumi lehernya. Tubuhnya terasa hangat seperti ada yang menimpanya. Tiupan juga terasa di telinganya, begitu dekat, begitu nyata, sampai Laura menahan napasnya sejenak merasakan sensasi yang membuat tubuhnya merinding. Hingga perlahan, kesadaran menyentaknya. Kelopak matanya terbuka nyalang, dan jantungnya langsung menghentak keras.Itu bukan mimpi.Darren sedang berada di atasnya. Satu tangannya menopang tubuh di samping kepala Laura, sementara tangan satunya membelai pipi dan leher Laura. Bibir pria itu bergerak, menciumi telinga, pipi, hingga dagu Laura dengan intensitas yang membuat napas Laura tercekat."D-Darren ...." Laura terkejut, ingin mendorong dada bidang pria itu, tapi tangannya malah tertahan di sana. Darren berhenti sejenak, menatap matanya dalam-dalam."Kau memimpikan ini, Laura? Kau memimpikan sentuhanku sampai kau mendesah dalam tidurmu?" bisiknya, suaranya rendah dan bergetar karena hasratnya. Laura panik,

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Desahan dalam Tidurnya

    Darren mengguyur kepalanya dengan shower sambil memejamkan matanya. Entah apa ia akan sanggup menahan hasratnya berada satu kamar dengan istri yang sangat diinginkannya. Bayangan Laura dengan piyamanya menari-nari di otak Darren. Bukan piyama yang seksi. Laura tidak pernah berusaha terlihat seksi, tapi sialnya, bagaimanapun penampilan Laura, wanita itu selalu terlihat seksi di mata Darren. Cukup lama, ia mengguyur dirinya, sebelum ia menyelesaikan mandinya, mengeringkan tubuhnya, dan melilitkan handuk di pinggangnya begitu saja karena ia tidak membawa baju apa pun ke kamar mandi. Darren segera keluar dan berusaha meredam hasratnya, tapi apa yang menyambutnya di kamar membuat hasratnya makin menyentak. Suara desahan dan erangan wanita terdengar begitu keras sedang melakukan aktivitas ranjangnya dengan menggebu.Seketika Darren menegang dan menatap layar TV dengan tidak percaya. Darren pun mengalihkan tatapannya pada Laura yang sedang begitu sibuk menatap sekelilingnya mencari sesu

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Menonton Film Panas

    Laura melangkahkan kakinya dengan enggan mengikuti Darren. Otaknya masih memikirkan cara agar ia tidak perlu sekamar dengan pria itu. Namun, begitu ia masuk ke kamar, mendadak ia melupakan segalanya. Ia langsung mematung melihat kamar yang begitu rapi. Kamar itu langsung menyambut dengan aroma segar khas hotel bintang lima, lembut dan menenangkan. Lantainya dilapisi karpet tebal berwarna krem yang terasa empuk di bawah kaki.Di tengah ruangan, sebuah ranjang king size berdiri megah dengan sprei putih bersih dan empat bantal besar yang tersusun rapi.Di sisi kanan, ada sofa single berbalut kulit krem dengan meja kaca kecil di depannya, sedangkan di seberang ranjang, televisi layar datar besar menempel di dinding. Kamar mandinya pun dindingnya dilapisi marmer putih dengan urat emas samar. Bathtub besar terletak di sudut, menghadap kaca besar yang bisa dibuka tutup tirainya dan langsung menghadap ke arah ranjang. Laura sampai merinding sejenak membayangkan hal absurd, ia berendam dan

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Terpaksa Sekamar Berdua

    Siang itu, Darren dan Laura akhirnya berangkat ke luar kota dengan menggunakan mobil. Mereka akan menempuh perjalanan selama tiga jam dan Laura tidak tahu harus melakukan apa selama berada di dalam mobil berdua dengan Darren. "Kau sudah membawa semua dokumen yang tadi kuminta kan?" tanya Darren memecah keheningan. "Sudah.""Bagus! Begitu tiba di sana kita akan langsung bertemu klien sekaligus makan malam." "Aku tahu." Darren mengangguk dan kembali menyetir sambil mengangkat teleponnya yang berdering. Oscar meneleponnya. Mereka membicarakan bisnis dengan begitu serius dan Laura pun bernapas lega karena ia tidak harus berbasa-basi dengan pria itu. Laura sendiri memilih memalingkan wajahnya ke jendela, sampai sebuah pesan masuk ke ponselnya. Itu pesan dari Darwis. Darwis: "Aku tidak melihatmu di kantor, katanya kau pergi perjalanan dinas dengan Darren." Laura melirik Darren yang masih sibuk menelepon dan ia pun membalas pesan Darwis. Laura: "Iya, aku pergi dengan Darren." Darwis:

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Hanya Pergi Berdua

    "Pangsit rebusnya sebanyak apa? Aku akan menambahkan setengah porsi pangsitnya di setiap mangkuknya ya. Mie ayamnya segera datang. Tunggu sebentar!" seru sang penjual dengan antusias. Namun, Laura tidak mendengarnya karena tatapannya masih terpaku pada Darren. "K-kau ...." Laura menelan saliva dan menghapus air matanya. "Bagaimana kau tahu ...." Darren hanya diam menatap Laura, menunggu apa yang akan wanita itu katakan. Namun, mendadak Laura menggeleng, mengurungkan niatnya untuk bicara. "Bagaimana aku tahu apa?" tanya Darren hati-hati. Laura kembali menggeleng. "Tidak. Lupakan saja! Aku ... aku hanya sedang lapar. Aku sangat ingin makan mie ayam." Darren terdiam, menatap ekspresi Laura sedikit lebih lama, sebelum penjual mie ayam datang dengan cepat dan memecah keheningan di antara mereka. "Mie ayamnya datang! Silakan makan!"Satu mangkuk mie ayam favoritnya tersaji di hadapan Laura dan aromanya membuatnya terharu. Perlahan ia mengambil sumpitnya dan saat ia merasakan mie aya

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Mie Ayam Favoritnya

    Seorang wanita paruh baya berkacamata hitam melangkah masuk ke gedung perusahaan. Penampilannya cukup anggun dan gayanya modis, tapi tatapannya begitu waspada mencari ke sekelilingnya. Dan wanita itu adalah Ayudia yang sengaja ke Luxterra untuk menemui anak tirinya. Ayudia pun langsung duduk di lobby sambil menelepon Claudia. "Ibu sudah di lobby. Mana dia, Claudia?" "Tunggu saja! Saat jam pulang kantor tiba, Ibu akan melihatnya." Ayudia menyeringai. "Akhirnya kita menemukan wanita sialan itu dan kita bisa segera menyerahkannya pada Pak Bono." "Tapi Ibu harus hati-hati! Jangan sampai Pak Darren tahu aku terlibat atau dia akan memecatku." "Ibu bukan pemain amatiran, Claudia. Kau tenang saja! Tapi cepat kau turun duluan dan arahkan Laura pada Ibu." "Baiklah, tunggu di sana, Ibu!" Claudia langsung bergerak untuk mengintip ke ruangan Laura, tapi ia baru tahu kalau Laura pergi menemani Darren bertemu klien sejak sore. "Apa? Laura tidak ada? Lalu mengapa kau menyuruh Ibu ke sini, h

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status