"Ruel ... Maukah kamu menjadi pacarku?"
"...Maaf Kristian, aku tidak bisa karena aku sudah berkencan dengan Frans.""Tapi Ruela, Frans bukan laki-laki baik!""Aku yakin suatu saat dia pasti berubah."___&&&___Aku masih mengingatnya dengan jelas saat Kris mengatakan perasaannya dulu kepadaku. Mungkin aku menyesal tapi bukan karena menolak Kris, baik Kris maupun Frans mereka bagiku tetap sama-sama pria bajing4n.Sesuai keinginannya, dengan di antar oleh Calista aku pergi ke hotel tempat yang di janjikan."Kamu yakin, Ruela?" tanya Calista ia menatapku dengan cemas.Sebenarnya banyak keraguan di dalam hatiku, tapi kali ini aku berada dalam posisi yang tidak memiliki pilihan untuk mundur.Aku turun dari mobil dan memasuki hotel tersebut, sepanjang perjalanan aku terus berpikir kenapa di dunia ini banyak laki-laki berengsek. Bukan hanya Frans tapi juga Kris, dia adalah rekan kerja Frans juga suami dari sahabatku Viona seorang pramugari.Kamar xxAku mengetuk pintu, tidak lama kemudian pintu itu terbuka. Terlihat Kris yang menggunakan jubah handuk dengan rambut setengah basah membukakan pintu untukku."Ruela ... Masuklah," ajaknya, ujung bibir yang menyeringai saat ia tersenyum licik.Langkah kakiku terasa berat saat memasuki kamar hotel."Aku pikir kamu tidak akan datang," ucapannya.Kristian mencoba mendekatiku dan ingin memelukku tapi tanganku langsung mencegatnya."Berikan bukti yang kamu maksud terlebih dahulu!""Ckk, apa kamu tidak percaya?" tanyanya."Apa setelah yang aku dapatkan dari orang yang aku cintai, aku masih bisa percaya terhadap orang lain? Bahkan kamu juga membohongiku, bukan?""Dengar Ruela, berkali-kali aku memberi tahumu, tapi kamu terlalu buta akan cintamu terhadap b4jingan itu!" ujarnya sembari mencengkram erat bahuku dengan kedua tangannya.Ya, aku memang buta dan bodoh karena cintaku begitu besar terhadap Frans sehingga tidak menyadari bahwa aku telah di tipu olehnya selama bertahun-tahun lamanya.Kris berjalan kearah lemari dan mengambil sesuatu di dalam jasnya, rupanya ia mengambil ponselnya.TringKris (gambar)"Anggap saja itu permulaan, jika kamu bisa memuaskanku malam ini aku akan memberikan kamu semua informasi yang kamu butuhkan!"Gil*, apa dunia benar-benar sekejam ini. Padahal Kris dan Frans sangat lengket aku tidak menyangka dia terobsesi dengan tubuh istri sahabatnya sendiri."Apa kamu tidak merasa bersalah terhadap istrimu, Viona?""Kenapa? aku menikahinya karena kamu, Ruela ..."Degh"Dia adalah sahabat kamu yang paling dekat, agar bisa terus melihatmu aku menikahinya."Benar-benar gil*! Pernikahan macam apa itu?Padahal Viona sangat mencintai Kris bahkan dia sanggup melakukan apapun demi Kris tapi lihat apa yang di lakukan b4jing4n ini, dengan gampangnya ia mengabaikan itu.Aku berjalan ke arah meja dan ada sebotol anggur bersama dua gelas kosong aku menuangkanya lalu memasukkan obat ke dalamnya.Aku menggoyang-goyangkan gelas tersebut tapi obat itu tidak cepat larut tidak ada Pilihan selain menjalankan rencana cadangan.Aku meminum anggur tersebut dan memasukkan obat itu ke dalam mulutku lalu berjalan ke arah Kris.Aku menyerangnya dan menempelkan bib*rku dengan bib*rnya kemudian memberikan anggur itu melalui mulutku dan menyelipkan obat yang tinggal sedikit itu.GlekKris begitu buas dan menyerangku dengan buas ia melumat bibirku lalu mendorongku ke atas kasur.Brugh"Ada apa, Ruela ...?"Dad* ini naik turun saat bernafas, aku tidak yakin bahwa ini akan selesai hanya dengan sebuah ciuman.Kris balik ke atas kasur lalu kembali menyerangku dengan melumat bib*rku kemudian tangannya mulai melepas blezer yang aku kenakan.Jijik dan rasanya aku sangat ingin muntah, saat ia menyentuh tubuhku, bukan hanya demi bukti tapi aku ingin membalas Frans dengan perbuatannya yang telah tidur dengan sahabat dekatku.'Kenapa obatnya masih belum bekerja?'Ah si*l, aku harus menghentikan tangannya yang terus menggerayangi tubuhku.Aku mendorongnya kemudian mengambil dasi yang aku lihat tadi di dalam lemari."Uhhhhh ... Rupanya, wanita ini telah tumbuh menjadi wanita buas," ucap Kris sembari menatapku.Aku kembali naik ke atas kasur lalu duduk di atas tubuh Kris meraih tangannya lalu mengikat dengan dasi, Kris mengikuti permainanku dan tidak lama ia kehilangan kesadaran."Cih ..."Aku mengambil ponsel Kristian lalu membukanya dengan sidik jari milik Kristian dan mencari bukti tentang perselingkuhan Frans, tapi di luar dugaan bukan hanya tentang Kristian tapi juga video-video perselingkuhanya dengan perempuan-perempuan lain."Brengs*k kau Kristian ..." Aku beranjak dari kasur dan bergegas kekamar mandi berkali-kali aku membasuh mulutku dengan air dan sabun, kemudian menatap bayanganku di cermin."Kau gil* Ruela ..."Aku tidak gila, aku hanya ingin mereka merasakan sakit yang sama denganku bahkan lebih parah.Tok ... TokTerdengar suara seseorang mengetuk pintu, aku bergegas melepaskan pakaianku dan menggantinya dengan jubah handuk lalu membasahi rambutku seperti baru selesai mandi.Keriettt"Ada apa kamu memanggilku ..." Ucapannya langsung terhenti, matanya terbelalak saat melihat suaminya tertidur pulas di atas kasur.Viona menerobos masuk dan berjalan ke arah kasur, tapi Kris di bawah pengaruh obat tidur sehingga ia tidak akan mudah terbangun."Kris ... Kristian!""Percuma saja, dia terlalu mabuk sehingga tidak akan mendengar ucapanmu," Selaku.Dengan tatapan penuh amarah Viona layangkan kepadaku, ia mengakat tinggi-tinggi tangannya tapi aku segera mencekalnya saat ia hendak melayangkan tamparannya kepadaku.Aku menghempaskan tanganya dengan kasar, kemudian tersenyum licik."Bagaimana rasanya? Sakit bukan?""Melihat suamimu tidur dengan sahabatmu sendiri?""Oh ... Kemarin kamu bilang apa? Aku harus memaklumi kalian?""Jadi aku harap kamu juga dapat memaklumiku kali ini … Seperti yang kamu katakan kemarin terhadapku," ucapku.Aku berbalik dan berjalan menuju kamar mandi, tapi tiba-tiba Viona menyerangku dengan menjambak rambutku."Dasar J4lang! Bisa-bisanya kau menusukku!" pekik Viona dengan nafas yang memburu.Aku mencoba melepaskan diri dengan mendorongnya ke atas kasur lalu membuatnya berada di bawah kekunganku."Sakit ...?" tanyaku sembari menyeringai."Tanamkan rasa itu di dalam kepala dan hatimu, bencilah aku sesukamu tapi ingat jika Frans tahu bahwa aku sudah mengetahuinya maka aku akan memberitahu kebusukanmu saat menjerat Kris untuk menikahimu!" ancamku membuat Viona pucat pasi.Ini sebuah kemenangan bagiku, aku berjalan menuju kamar mandi lalu tersenyum lebar. Membiarkan Viona merenungi ucapanku barusan."Ruela! Dasar Jal4ng!" umpatnya.Tapi aku tidak peduli dengan umpatan-umpatan yang keluar dari mulutnya….Tanpa sadar aku menikmati kesedihan Viona, dengan santainya aku membersihkan diri lalu keluar dari kamar hotel.Tiba-tiba kepalaku terasa pusing, mataku merasakan ngantuk yang teramat sangat.“Ah, si4l! Apa ini efek dari obat itu?”Pandanganku mulai kabur, aku terjatuh lemas tapi sebelum keasadaranku sepenuhnya hilang, aku melihat ada sepasang sepatu kulit menghampiriku."Semoga bukan orang jahat .."Setelah itu aku tidak sadarkan diri.Rupanya bujukanku berhasil, Renata melepaskan ikatan kakiku. Tentu saja aku tidak membuang waktu dan langsung keluar dari sana.Dengan kaki pincangku, aku terus berlari menyusuri jalan. Sebelum Frans menyadari pelarianku.Desa ini benar-benar terpencil dan sepi, tidak ada mobil ataupun sepeda motor yang berlalu lalang di sini.Dengan nafas yang tersengal-sengal, aku berusaha keras untuk berlari tapi aku benar-benar kehilangan tenaga.Bagaimana tidak, aku sama sekali tidak diberi makan oleh pria baj*ng*n itu."Hah ... Hah ..."Kakiku semakin merasakan sakit, dan tenagaku sudah pada batasnya.Rasanya aku sudah tidak kuat lagi untuk berlari, tapi aku takut jika Frans tiba-tiba kembali dan menyadari bahwa aku tidak ada.Tiba-tiba ada sebuah mobil yang berhenti di dekatku, mataku terbelalak saat melihat Frans turun dari mobil tersebut.Aku langsung berlari sekuat tenaga, tapi sialnya karena tergesa-gesa kakiku tersandung batu.BrughRasanya seperti sengatan listrik di sekujur tubuh saat lu
Hanya ada ruang gelap, dengan keheningan yang kulihat di sekeliling.Aku tidak tahu Frans membawaku kemana, tapi yang pasti tempat ini begitu asing bagiku.Tangan dan kaki yang kesemutan karena terikat, membuat aku seperti mati rasa.Aku hanya tahu saat bayangan sinar matahari mulai meredup perlahan, meninggalkanku dengan gelapnya malam.Kerietttt"Maaf, Ruela. Aku harus pergi ke apartemen dulu untuk berganti pakaian," ucapnya."Hmmmm .... Hmmm!"Srakkk!Frans melepaskan penutup mulutku, dengan kasar. Rasa perih dan tenggorokan yang kering karena kekurangan air."Apa kamu haus?" tanyanya.Aku mengangguk lemas, dan berharap Frans memberikan aku air minum yang ia bawa.GlekGlekkSaat dahaga ini mulai terpenuhi, tiba-tiba Frans membuang air itu."Frans!" "Rupanya kamu masih mempunyai tenaga," ujarnya tersenyum licik.Sikapnya tidak ada yang berubah, hanya saja ... aku melihat ada yang berbeda dalam dirinya.Penampilannya yang dulu selalu rapi, gagah, bersih, sekarang berbeda 180 deraja
Melihat berita di internet rasanya hatiku seakan hancur, wanita yang aku percaya dan aku sayangi ternyata dia berbohong.Seakan luka lama terbuka kembali, duniaku kini tidak baik-baik saja.Ruela … aku pikir kamu beberapa kali menolak cintaku memang karena memiliki sebuah masalah di kehidupanmu, ternyata masalahmu adalah memiliki suami.Hatiku sudah terlanjur besar mencintaimu, ingin mengakhiri saja rasanya berat untukku.******Aku melihat pertengkaran Ruela dengan suaminya, rasanya ingin sekali aku membawa Ruela.Apalagi ketika melihat Ruela diperlakukan dengan kasar, hatiku tidak tega melihatnya. Ini bukan pertama kalinya aku melihat Ruela diperlakukan kasar oleh suaminya, saat di apartemen aku juga melihatnya di tarik paksa.Menyaksikan sikap Ruela di acara barusan, sejujurnya aku terkejut.Dia tampak berbeda, dari Ruela yang aku kenal.Entah itu sikap aslinya atau bukan, yang jelas dia terlihat bukan Ruela yang dulu saat bersamaku.Menatap matanya selalu membuatku ingin mendekap
Aku tidak pernah menyangka jika Felix akan semarah itu denganku, rasanya sangat menyakitkan saat mendengar Felix mengakhiri hubungan ini.Seperti tertusuk ribuan jarum, hatiku sakit tapi aku bisa apa?Di saat aku berseteru dengan Felix tiba-tiba Frans datang menarik tanganku membawaku menjauh dari hadapan Felix.Sontak saat itu aku begitu terkejut, di satu sisi aku ingin mengelak karena pasti semua ini akan membuat Felix semakin menjauh."Aku tidak tahu, bahwa kamu menjadi j*l*ng!"Apa maksud ucapan Frans?"Lepaskan Frans ...."Aku muak melihat wajahnya, aku mauk melihat Frans yang selalu bersikap egois kepadaku.Apa pedulinya dia denganku? Selama ini bukankah dia hanya peduli dengan uangku saja? "Kita sudah bukan siapa-siapa lagi, Frans!" "Apa maksudmu? Kamu yang ingin bercerai, tapi aku tidak!"Seketika mataku terbelalak, ingin rasanya segera pergi darinya.Setelah beberapa saat berdebat dengan Frans, aku segera pergi meninggalkannya sendirian di depan apartemen.______Apartemen
Awalnya aku menolak ajakan pria tua itu, tapi setelah dia meyakinkan aku, akhirnya aku mengikutinya.Entah kemana tujuannya, aku hanya mengikuti arah yang dia tunjukkan.Hingga pada saat melihat bangunan yang menjulang tinggi, ia memintaku untuk berhenti."Wanitamu ada di salah satu kamar apartemen ini," ucapnya dengan menunjuk bangunan di depan kami.Sebenarnya siapa pria tua ini? Kenapa dia bisa tahu jika Ruela ada di sini?Kenapa juga dia peduli denganku?Ahh ... terserah, yang terpenting bagiku sekarang aku bisa menemukan Ruela.Aku segera turun, tentunya dengan pria tua itu.Kami masuk lift menuju kamar yang dia tunjuk.Keluar dari lift, kami berjalan beberapa langkah.Betapa terkejutnya aku melihat Ruela berada di depan pintu kamar apartemen bersama seorang pria, dan anehnya mereka sedang beradu mulut."Akhir-akhir ini wanitamu sering datang ke sini, tentunya dengan pria muda itu. Bahkan, sering aku lihat dia juga sampai menginap."Aku menatap pria tua itu dengan tatapan tidak p
Seperti mimpi kejadian hari ini, wanita yang selalu aku yakin akan menemaniku sampai mati. Meminta untuk berpisah.Memang semua salahku yang berpaling, tapi bukan berarti aku tidak setia. Bagiku Renata hanya hiburan di kala jenuh saat rumah tanggaku dengan Ruela mengalami kemunduran.Aku yakin, Ruela hanya marah sesaat seperti biasa. Toh, selama ini dia juga selalu mengikuti apapun ucapanku dan menuruti semua perintahku.Lebih baik sekarang aku pergi ....Aku ingin menenangkan pikiranku, dari kegilaan hari ini.Aku pergi ke bar dan memesan beberapa minuman dan menegaknya hingga habis tidak tersisa."Ahh ... Ruela, seharusnya kamu mendengarkan semua ucapanku. Lagi pula aku berselingkuh karena mencari hiburan bukan untuk menduakan, hanya saja dikala aku merasa jenuh dengan rumah tangga kita aku butuh pelarian.Aku meracau, mengutarakan semua kekesalanku kepada Ruela. "Kenapa, Ruela. Padahal aku hanya mencintai kamu tapi kamu terlalu memperbesarnya."Buktinya aku masih mengingatnya, me
Setelah mendapatkan telpon dari Mia aku pergi ke apartemen milik Calista yang di tinggali oleh Mia.Jaraknya dari apartemen Felix lumayan jauh, dapat menempuh hingga satu jam lebih jika terhalang kemacetan.Aku harus segera sampai, bagaimanapun juga nyawa Mia sekarang dalam bahaya. Aku tahu betapa kejamnya Ayah Mia, aku takut jika aku terlambat bisa-bisa Mia ....Umpatan dan cacian dari orang-orang sekitar membuat kupingku terasa panas, ini salahku karena mengendarai mobil seperti di area balap.Berkali-kali orang menegurku, dan membunyikan klakson mobil dengan kencang.Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, hingga akhirnya aku sampai di tempat tinggal baru Mia.Tok ... Tok ... "Mia ...!" Aku menggedor-gedor pintu apartemen tersebut karena Mia tidak meresponku."Tidak bisa, aku yakin Mia di dalam."Aku mengambil ponsel di mantelku lalu mencari kontak Calista.1 panggilan keluar Calista..."Halo, Ruela ....""Calista berapa nomor sandi apartemenmu?""Memang kenapa?""Akan aku jelas
Fans mencoba untuk menggenggam tanganku, tapi aku segera menepisnya dengan kasar.Pengabdian selama tujuh tahun tidak ada artinya di mata Frans, sehingga dengan mudahnya ia berkhianat.Apa tidak pernah terpikirkan, akan sesakit apa hatiku ini? Jika mengetahui perbuatannya.Fans mencoba untuk menggenggam tanganku kembali, tapi lagi-lagi aku segera menepisnya dengan kasar."Cepat katakan! Aku tidak memiliki banyak waktu!" cetusku."Tapi, tidak enak jika kita berbicara di sini. Takut ada orang yang mendengarkan pembicaraan kita ....""Malu? Hah ... Apa aku tidak salah dengar?" tanyaku sembari menatapnya tajam.Aku berjalan beberapa langkah keluar pintu, lalu menunjuk-nunjuk Frans dengan kata-kata kasar."Lalu bagaimana dengan perselingkuhan yang kamu lakukan? Pernahkan kamu merasa malu kepadaku? Kalian semua berkerja sama saling menutupi, di mana rasa malu kalian?" cecarku kepada Frans."Jika rasa malu itu ada, seharusnya kamu malu saat berselingkuh dengan wanita yang sudah seperti sauda
Aku segera pergi, sebelum Felix menyerangku kembali.Entahlah, dari mana pikiran itu muncul. Hingga tanpa sadar aku menc**m pipi Felix secara tiba-tiba.Dengan langkah yang lebar, aku terus mengembangkan senyum. Antara malu juga lucu.Aku mengendarai mobil, membelah jalanan menuju Cafe yang tidak jauh dari Bandara.Aku tahu, Ibu tidak mungkin mau menemuiku di rumah. Apalagi setelah dia mengetahui kebej*tan Frans.Perjalanan yang cukup ramai, tapi tidak menimbulkan kemacetan. Aku sampai hanya beberapa menit saja.Segera memarkirkan Mobil, lalu keluar mencari keberadaan Ibu.Tidak jauh dariku, aku melihat ada orang-orang yang berkerumun. Sepertinya ada kegaduhan."Dasar wanita tidak tahu diri! Sudah aku anggap anak malah tega-teganya kau menus*k anakku dari belakang!"Degh!Bukankah itu suara Ibu?Aku berusaha menerobos orang-orang, melihat apa yang sebenarnya terjadi, dan siapa yang membuat kegaduhan.Astaga .... Ibu! Ternyata Ibu bersama Renata dan juga Frans ...."Jal*ng sepertimu t