Share

Introgasi

Author: Nona Lee
last update Last Updated: 2025-12-18 12:16:23

Setelah momen panas dan pengakuan cinta yang menyesakkan di dalam mobil, Sri dan Andra memutuskan untuk berpisah agar tidak menimbulkan kecurigaan lebih lanjut. Sri berjalan dengan langkah pelan dan sangat berhati-hati menyusuri lorong pelayan yang remang-remang. Ia merapikan kerah bajunya yang sedikit berantakan dan mengatur napasnya yang masih memburu.

Namun, langkahnya terhenti seketika. Di ujung lorong, sosok wanita paruh baya telah berdiri menantinya dengan wajah yang terlihat sangat cemas. Itu adalah Bi Minah. Wanita itu menatap Sri dengan tatapan yang sangat sulit diartikan, perpaduan antara rasa sayang, kecewa, dan ketakutan yang mendalam.

"Sri, ikut Bibi sakedap. Bibi mau ngobrol," ucap Bi Minah dengan suara rendah, hampir berbisik.

Sri hanya mengangguk pelan tanpa membantah. Ia mengikuti langkah Bi Minah masuk ke dalam kamar wanita paruh baya itu. Begitu pintu tertutup, suasana menjadi sangat tegang. Bi Minah segera membalikkan badan, menatap mata Sri dengan tajam, mencoba m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Hasrat Terlarang Sang Pelakor   Pengakuan Di Balik Cermin

    Di dalam kamar mandi hotel yang mewah, suara gemericik air dari keran emas terdengar mendominasi kesunyian. Sri membungkuk, menangkup air dingin dengan kedua tangannya, lalu membasuh wajahnya berkali-kali. Ia tidak peduli jika riasan tipis yang membuatnya tampak seperti ratu malam itu kini luntur dan mengalir bersama air. Ia hanya ingin mendinginkan saraf-sarafnya yang mulai menegang karena getaran aneh yang ia rasakan tadi. Sadarlah, Sri! Jangan biarkan hatimu melunak hanya karena sentuhan pengecut ini! batinnya menjerit. Ia menatap pantulan dirinya di cermin besar. Matanya tampak berkaca-kaca, bukan karena sedih, melainkan karena kemarahan pada dirinya sendiri yang mulai goyah. Namun, lamunannya buyar ketika sepasang lengan kekar melingkar dengan posesif di pinggangnya dari belakang. Sri tersentak kecil. Andra menyandarkan dagunya di bahu Sri, memberikan kecupan-kecupan kecil yang hangat di leher dan belakang telinganya. "Kau baik-baik saja? Wajahmu tampak pucat sekali setelah ke

  • Hasrat Terlarang Sang Pelakor   Perasaan Yang Bercampur Aduk

    Hari-hari berlalu dengan ketegangan yang tersembunyi di balik kemewahan kantor pusat Pratama Group. Sarah duduk di kursi kebesarannya, menatap layar monitor dengan kening berkerut dalam. Sebagai wanita yang cerdas dan teliti dalam urusan bisnis, ia menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan arus kas perusahaan. Ada penarikan dana dalam jumlah besar yang terjadi secara berkala selama beberapa minggu terakhir. Nominalnya tidak main-main, dan yang paling mencurigakan adalah tidak adanya lampiran laporan atau tujuan penggunaan yang jelas. Sarah memanggil kepala bagian keuangan ke ruangannya. "Jelaskan padaku, kenapa ada aliran dana pribadi yang begitu besar keluar dari akun operasional bulan ini?" tanya Sarah, suaranya tenang namun menuntut. Pria paruh baya di depannya tampak ragu sejenak sebelum menjawab, "Mohon maaf, Nyonya. Itu adalah perintah langsung dari Tuan Andra. Beliau mengatakan bahwa itu untuk keperluan pribadi yang sangat mendesak dan tidak bisa diganggu gugat. Kami tid

  • Hasrat Terlarang Sang Pelakor   Ancaman Sang Tuan Rumah

    Rumah besar keluarga Pratama kini terasa semakin mencekam bagi Bi Minah. Sebagai asisten rumah tangga yang telah mengabdi selama puluhan tahun. Bahkan sejak Andra masih remaja, Bi Minah memiliki insting yang tajam. Namun, apa yang ia saksikan beberapa hari terakhir ini jauh melampaui batas kewarasan dan moralitas yang ia yakini. Pertama, Bi Minah melihat dengan mata kepalanya sendiri saat Tuan Andra memberikan sebuah amplop tebal berisi uang tunai kepada Sri di sudut dapur yang gelap. Bukan sekadar gaji, karena Bi Minah tahu persis berapa upah seorang pelayan. Itu adalah uang dalam jumlah besar yang diberikan dengan tatapan penuh kepemilikan. Kedua, perhatian-perhatian kecil yang seharusnya tidak ada. Bi Minah pernah memergoki Tuan Andra mengusap lembut kepala Sri saat mereka berpapasan di lorong sepi menuju taman belakang. Tatapan Tuan Andra saat itu bukanlah tatapan seorang majikan kepada pelayan, melainkan tatapan seorang pria yang sedang mabuk asmara. Namun, puncaknya adalah ke

  • Hasrat Terlarang Sang Pelakor   Introgasi

    Setelah momen panas dan pengakuan cinta yang menyesakkan di dalam mobil, Sri dan Andra memutuskan untuk berpisah agar tidak menimbulkan kecurigaan lebih lanjut. Sri berjalan dengan langkah pelan dan sangat berhati-hati menyusuri lorong pelayan yang remang-remang. Ia merapikan kerah bajunya yang sedikit berantakan dan mengatur napasnya yang masih memburu.Namun, langkahnya terhenti seketika. Di ujung lorong, sosok wanita paruh baya telah berdiri menantinya dengan wajah yang terlihat sangat cemas. Itu adalah Bi Minah. Wanita itu menatap Sri dengan tatapan yang sangat sulit diartikan, perpaduan antara rasa sayang, kecewa, dan ketakutan yang mendalam."Sri, ikut Bibi sakedap. Bibi mau ngobrol," ucap Bi Minah dengan suara rendah, hampir berbisik.Sri hanya mengangguk pelan tanpa membantah. Ia mengikuti langkah Bi Minah masuk ke dalam kamar wanita paruh baya itu. Begitu pintu tertutup, suasana menjadi sangat tegang. Bi Minah segera membalikkan badan, menatap mata Sri dengan tajam, mencoba m

  • Hasrat Terlarang Sang Pelakor   Sentuhan Di Balik Kemudi

    Malam semakin larut, dan garasi rumah yang luas itu nampak remang-remang, hanya diterangi lampu sensor yang redup. Di dalam mobil mewah milik Andra, suasana terasa sangat pekat dan menyesakkan. Mesin mobil sengaja tidak dimatikan, membiarkan suara mesin yang halus dan pendingin udara menyamarkan suara-suara yang mungkin terdengar dari luar.Andra Pratama bersandar di kursi kemudi, matanya menatap kosong ke arah setir. Pikirannya masih tersangkut pada foto Myla yang ia temukan di laci ruang kerjanya tadi sore. Ia merasa seperti sedang diawasi oleh hantu dari masa lalu. Ia tidak mencurigai Sri, sama sekali tidak. Karena baginya, Sri hanyalah gadis polos dari kampung yang bekerja di rumahnya.Siapa yang tahu tentang Myla? Siapa yang berani mengusik laci pribadiku? tanya Andra dalam hati.Sri yang duduk di kursi penumpang, menyadari kekalutan itu. Ia bergerak perlahan, mendekatkan tubuhnya pada Andra. Aroma parfum maskulin yang bercampur dengan kegelisahan tercium jelas. Sri mengangkat ta

  • Hasrat Terlarang Sang Pelakor   Foto Misterius

    Pagi itu, suasana di rumah terasa tidak menentu. Sarah berusaha mempertahankan ketenangan, masih berusaha meyakinkan dirinya bahwa keintiman malam itu adalah bukti Andra telah kembali. Namun, ia merasa was-was karena Andra kembali bersikap acuh.Sementara itu, di dapur, Sri menjalankan rencana terbarunya. Ia mengambil pisau tajam, pura-pura memotong buah. Ia menunggu hingga Sarah berjalan melewati dapur menuju kolam renang.Saat Sarah melintas, Sri dengan sengaja memotong ujung jarinya sendiri. Tidak terlalu dalam, hanya cukup untuk mengeluarkan darah dan menimbulkan rasa sakit yang meyakinkan."Aduh!" pekik Sri, suaranya dipenuhi rasa sakit yang nyata. Ia menjatuhkan pisau dan segera memegang jarinya yang berdarah.Sarah yang mendengar pekikan itu berhenti mendadak. Ia menoleh ke dapur, melihat Sri meringis dengan jari yang berdarah."Apa yang terjadi?!" tanya Sarah, meskipun nadanya lebih terkejut daripada prihatin.Namun, sebelum Sarah sempat mengambil langkah, Andra muncul. Ia bar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status