Beranda / Romansa / Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan / 8. Dia Cukup Cantik Untuk Ukuran Seorang Budak

Share

8. Dia Cukup Cantik Untuk Ukuran Seorang Budak

Penulis: Inura Lubyanka
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-11 07:34:21

“Aish, Sial! Lihatlah, Ibu. Kita punya tikus kecil yang pandai menguping!” cecar Felix saat keluar kamar.

Ariella sontak buyar dari lamunan. Dia menoleh pada Felix dengan raut wajah buncahnya.

“Mo-mohon maaf, Tuan. Saya tidak sengaja menjatuhkan nampannya saat hendak membuka pintu. Saya akan segera membereskannya,” tutur Ariella sambil mengamati pecahan cangkir dan teh yang tumpah di lantai.

Begitu dia berjongkok, rok pendeknya bergerak ke atas hingga membuat pahanya terkuar. Ariella benar-benar tidak nyaman. Terlebih dia bisa merasakan tatapan Felix kembali lekat padanya. Wanita itu pun berusaha menarik rok seragam hitam putihnya ke bawah lagi, lalu memunguti pecahan cangkir ke nampan.

‘Tumben sekali Ibu memilih Pelayan berdasarkan wajah. Dia cukup cantik untuk ukuran seorang budak,’ geming Felix sambil menyeringai tipis.

“Argh!”

Tiba-tiba Ariella menjerit saat hak sepatu lancip Beatrice menginjak punggung tangannya. Sial sekali di bawah telapak tangan Ariella ada pecahan cangkir yang hendak diambilnya. Namun, Beatrice malah sengaja menghujamkan hak sepatunya lebih kuat, sampai-sampai tangan pelayan itu berdarah.

“Nyonya Besar, to-tolong … tangan saya—”

“Tutup mulutmu, jalang sialan!” Beatrice menyambar sebelum ucapan Ariella tuntas.

Wanita paruh baya itu terus menambah daya pijaknya hingga tangan Ariella gemetaran.

Ariella pun menggigit kuat bibir bawahnya. Dia menahan sensasi menyakitkan dan air mata yang mengancam akan tumpah.

Tanpa diduga, Beatrice tak segan menarik rambut Ariella, sampai membuat pelayan itu mendongak ke atas.

“Argh, Nyonya … mo-mohon lepaskan saya.” Ariella merintih dengan bulu matanya yang bergetar.

Alih-alih iba, Beatrice justru ingin mencakar wajahnya.

“Sialan! Beraninya kau menguping pembicaraan kami. Bukankah telingamu pantas dipotong karena mendengar sesuatu yang tidak pantas kau dengarkan?!” Nyonya Baratheon itu mendecak murka.

Ariella rasanya tak sanggup menjawab karena rasa sakit mendominasi tubuhnya.

Tapi dengan berat dia pun berkata, “mohon ampun, Nyonya. Anda salah paham. Saya tidak mendengar apapun. Saya hanya—”

“Felix! Lepaskan ikat pinggangmu!” Beatrice tiba-tiba menyentak.

Dia menyabit ikat pinggang itu setelah sang putra melepasnya. Bahkan tanpa segan, Beatrice langsung mencambuk punggung Ariella yang berlutut di hadapannya.

“Argh!” Pelayan tersebut menjerit pekik saat tubuhnya seperti dibelah. “Mo-mohon ampun, Nyonya! Saya bersalah, tolong ampuni sa … argh!”

Sialnya erangan itu tak membuat Beatrice iba. Dia terus mengayunkan ikat pinggang tadi lebih keras tanpa peduli Ariella memohon ampunan bercampur tangis.

Sampai malam harinya, Lucas yang baru pulang dari kantor kini melangkah cepat melewati ruang tengah.

Namun, ketika hendak naik ke tangga, perhatiannya seketika terusik oleh gunjingan beberapa pelayan yang tengah membereskan ruang sebelah.

“Aku dengar Nyonya Beatrice sampai marah besar pada pelacur itu!” tukas seorang Pelayan.

Sang rekan yang berada di dekatnya lekas menimpali. “Tentu saja, Tuan Felix kan putra kesayangan Nyonya Besar. Beliau tidak mungkin membiarkan si jalang Ariella mengganggu putranya padahal dia sudah menikahi Tuan Muda Lucas!”

“Kau benar. Ariella memang serakah. Dia tidak puas hanya tidur dengan Tuan Muda Lucas, sekarang malah mengincar adiknya. Benar-benar tidak tahu malu!”

Lucas yang mendengar namanya terseret hanya diam dengan rahang berubah ketat. Meski biasanya dia tak pernah menggubris setiap gosip di mansion, tapi kali ini cukup mengganggunya.

Dia melanjutkan langkah menuju kamarnya di lantai atas. Ketika masuk, Lucas langsung melepas jas dan melemparnya kasar ke ranjang. Rasanya dia ingin mendinginkan kepala di bawah shower karena hari ini cukup memusingkan.

Namun, saat Lucas membuka pintu kamar mandi, sepasang alis tebalnya langsung mendapuk.

“Hah?! Tu-tuan Muda?!” Ariella yang berada di bak mandi pun membelalak.

Wanita itu mengerjap tegang. Ketika menyadari arah pandang Lucas, dia bergegas menenggelamkan tubuhnya di bathtub yang penuh busa. Reaksinya itu membuat ekspresi Lucas semakin gelap.

Ariella menundukkan pandangan seraya berkata, “mohon maaf, Tuan Muda. Sa-saya tidak tahu Anda akan pulang dan ….”

Kata-kata Ariella kembali tertelan saat mendapati langkah Lucas semakin dekat. Dia pikir sang suami akan pergi, tapi sialnya Lucas malah beranjak ke arahnya.

“Apa Anda ingin mandi? Jika tidak keberatan, mo-mohon tunggu sebentar. Saya akan pergi dulu, Tuan Muda,” tutur Ariella seiring dadanya yang bergemuruh takut.

Alih-alih menurut, Lucas justru menumpukan kedua tangan di pinggiran bak mandi. Dia mencondongkan tubuhnya, hingga membuat Ariella menyilangkan tangan di sekitar dadanya.

Wanita tersebut menelan berat salivanya, lalu berkata, “a-apa yang Anda lakukan, Tuan Muda?”

“Melihatmu telanjang tidak akan membuatku bergairah. Cepat keluar!” tukas Lucas disertai tatapan tajam.

Ariella sekejap mengangkat pandangan. Dia sadar Lucas sama sekali tidak bercanda, tapi mana mungkin dirinya keluar dalam keadaan seperti ini?

“Ta-tapi, … hah?! Jangan, Tuan Muda!” Ariella seketika membelalak saat Lucas menarik penyumbat di bak mandi itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
b3kic0t
malang banget nasib ariella
goodnovel comment avatar
Jhonyansyah Yansah
mana sambung nya
goodnovel comment avatar
Inura Lubyanka
Happy reading kakak-kakak 🫶🏻
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   232. Kebiasaan Tidurmu Tidak Berubah, Istriku!

    *** “Nona Giselle belum makan apapun sejak siang. Antarkan makan malamnya sekarang,” tutur Kepala Pelayan mansion Diorson, sambil meletakkan susu di nampan. Pelayan bawahannya mengangguk patuh. “Baik, saya akan naik sekarang.”Dia lantas mangkir ke kamar Giselle. Begitu tiba di area tangga, langkahnya terhenti saat mendapati Belatia turun dari lantai atas. “Selamat malam, Nyonya,” tutur Pelayan tadi sopan. Alih-alih merespon, Belatia hanya mengamati nampan berisi makan malam putrinya. Tanpa melunakkan ekspresi, dia pun berkata, “singkirkan bawang gorengnya. Giselle tidak makan bawang goreng.”“Benarkah, Nyonya? Tapi kemarin lusa Nona Giselle sangat menikmati pangsit bertabur bawang goreng. Apakah—”“Aku bilang, Giselle tidak makan bawang goreng!” Belatia menyambar lebih tegas.Sang pelayan seketika tersentak. Apalagi saat menatap wajah Belatia yang semakin dingin. Dia benar-benar merinding. “Ba-baik, Nyonya. Saya akan menyingkirkan bawang gorengnya,” tutur Pelayan tadi terbata.

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   231. Ayo Kabur Bersama Daddy!

    “Ehem! Omong kosong apa yang kau katakan?!” Ariella berdehem canggung.Dia membuang pandangan ke sembarang arah, tapi sialnya Lucas malah menghadang tatapannya.“Kau tahu maksudku, Ariella!” sahut Lucas terdengar dominan.Bahkan tangannya meremas pinggang ramping sang istri, memicu jarak mereka semakin terkikis.Ariella mengerjap. Situasi mereka jadi kian bahaya jika dia tetap diam. Apalagi Lucas mulai menjulurkan wajahnya disertai sorot yang terpaku di bibir Ariella.“Lucas, berhenti main-main! Aku … hah!” Wanita tersebut seketika mengangkat sebelah tangan, sengaja menutup mulut Lucas agar berhenti mendekat.Mendapati tindakan konservatif istrinya, Lucas jadi menautkan alis. Tanpa Ariella duga, pria itu malah menggigit ringan telapak tangannya.Seketika itu, sensasi merinding menyebar ke punggung Ariella. Padahal gigitan sang suami tidak sakit, tapi rasanya ada ribuan semut menggelitiknya.“Kau!” Ariella lekas menarik tangannya saat sadar dari lamunan.Namun, Lucas justru memamerkan s

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   230. Ava, Daddy dan Mommy!

    “Kemarilah, Ava!” Lucas merentangkan tangan, menyambut sang putri dengan hangat.Tanpa ragu, Ava pun berlari ke arahnya. Dia menghambur ke pelukan Lucas, saat pria itu menekuk lutut setinggi bocah tersebut.“Daddy!”“Oho! Hati-hati, putri kesayangan Daddy,” tutur Lucas mendekap punggung anaknya.Dia melonggarkan dekapan, lalu mengamati Ava yang kepalanya masih dilingkari perban. Dia meraih tangan mungil bocah itu, lantas mengusapnya lembut.“Ava masih merasa sakit?” Lucas bertanya selaras pandangannya yang terangkat.“Emm … sedikit,” sahut Ava sambil tersenyum memamerkan giginya. “Tapi kata Mommy sakitnya akan hilang kalau Ava rajin minum obat.”“Ava berani minum obat?” Lucas menyahut dengan nada tantangan.“Tentu saja. Hanya anak manja yang tidak berani minum obat, Daddy!” sambar Ava riang.“Pintar!” Sang ayah langsung menoel hidung Ava saking gemasnya. “Selain cantik, putri Daddy memang pemberani dan cerdas!”“Daddy, apa ini rumah Daddy? Kita mau tinggal bersama, ya?” Ava bertanya de

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   229. Aku Tidak Akan Kembali ke Tempat Itu

    *** “Mommy, kapan Ava bisa pulang?” Ava merengek dengan bibir tertekuk.Jam berputar semakin malam, tapi dia tak kunjung tidur. Oh, tidak. Sebenarnya dia sudah tertidur sore tadi, hingga sekarang matanya sangat jernih. Ariella yang duduk di sebelah brankarnya, kini mengusap lembut kepala anak perempuan tersebut. “Apa Ava tidak betah di rumah sakit?”“Hemm.” Ava mengangguk, lalu membalas. “Ava tidak suka makanan di sini. Ava kan sudah sembuh, harusnya Ava bisa cepat pulang ‘kan? Ava mau bermain dengan Soya.”“Soya?” sahut Ariella mengerjap. “Ya, Ava sudah berhari-hari tidak memberi makan Soya. Apa Soya baik-baik saja? Pasti Bibi Jane akan merawat Soya ‘kan, Mommy?” Ariella tersenyum. Namun, belum sampai menimpali, Ava kembali berujar, “Mommy, em ….”Sang putri yang ragu-ragu, memicu Ariella penasaran. “Ava mau mengatakan sesuatu? Ada apa, Tuan Putri? Bilang pada Mommy,” tukasnya yang lantas menerka. “Apa Bibi yang tadi siang datang, menyakiti Ava?”“Tidak, Mommy. Hanya saja … Bibi

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   228. Saya Siap Menerima Amarah Anda

    “Apa urusannya denganku? Minggirlah, Peter!” Ariella berujar disertai sorot dingin.Tampak jelas bahwa dia amat muak dan tak ingin terseret dengan perkara Giselle.Namun, ketika Ariella hendak mangkir, Peter justru kekeh menghadang.“Mohon maaf, Nyonya—”“Peter, aku juga bisa marah!” sambar Ariella mengandung ancaman.Alih-alih melunak, Peter langsung mengeluarkan selembar dokumen hasil tes paternitas Ava dan Lucas.“Saya siap menerima amarah Anda setelah menunjukkan dokumen ini!” tukasnya menatap serius.Ariella megernyit, bahkan langsung menyabit dokumen tersebut saat samar-samar melihat nama putrinya.Benar saja. Itu memang Ava Edelred. Namun, di sana tertulis jelas bahwa hasil tesnya negative!“Apa maksudnya ini?!” tukas Ariella dengan sorot tajam.Dia yang melahirkan Ava setelah tidur bersama Lucas, tentu merasa mustahil karena hasil tesnya melenceng.“Bukankah bagi Anda aneh kalau Nona Ava bukan putri kandung Tuan Lucas?” tutur Peter memicu Ariella angkat pandangan.Bahkan raut w

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   227. Mana Mungkin Aku Menyerang Anak Kecil?

    “Mommy!” Ava memekik dengan wajah antusias begitu melihat ibunya.Terlebih di belakang Ariella juga ada Lucas, tatapan bocah itu jadi semakin berbinar.“Wah! Ternyata Daddy juga datang!” katanya.Alih-alih menimpali, Ariella justru melayapkan pandangan dengan buncah. Bahkan dengan cepat dia menghampiri putrinya yang duduk di brankar sendirian.Perhatian Ariella langsung tersita pada cup ice cream yang dipegang Ava.“Tidak!”Ariella buru-buru menyabitnya hingga satu sendokan yang dibawa sang putri jatuh ke pakaiannya.“Mommy?” Ava berujar tak mengerti. Tidak biasanya Ariella bertindak gusar seperti ini.Wanita itu menyingkirkan cup ice cream tadi ke nakas.Sambil menyeka noda di baju pasien Ava, dia pun berkata, “Ava sudah memakannya? Katakan pada Mommy!”Putrinya mengerjap bingung.Tapi Ariella yang dikebaki gelisah, langsung mendesak lagi. “Ava, bilang pada Mommy. Apa Ava sudah makan ice creamnya?”Nadanya yang sedikit meninggi, memicu Ava menggeleng takut.Mendapati putrinya tertekan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status