Share

16. Skandal

Author: Rainina
last update Huling Na-update: 2025-05-21 12:35:27

Ketika tangan penata rias sibuk mendandaninya, Celine tidak berhenti mencari tahu tentang Silvi. Ruangan penuh cermin itu biasanya jadi tempat istirahatnya sebelum kegiatan dimulai, tapi kali ini pikirannya tidak bisa diam. Di tangannya, ponselnya yang menyala masih menampilkan artikel lama tentang Silvi.

Nama itu ternyata tidak asing bagi media lama. Ada banyak nama Silvi di artikel-artikel lama yang muncul dalam pencarian Celine, sebagian sudah tidak bisa dibuka, sebagian lagi masih bisa diakses lewat situs-situs hiburan murahan. Ia tak menyangka, wanita itu... dulunya terkenal.

Model. Pemeran pembantu di dua film indie dan satu serial televisi. Ada foto-foto lama dengan sorot mata tajam, pose terlatih, dan senyum yang terlihat terlalu sempurna untuk seorang gadis muda. Tapi anehnya, semua aktivitas sosial medianya menghilang di tahun yang sama ia berhenti aktif di dunia hiburan. Akun Instagram-nya dibekukan, Twitter-nya dihapus. Bahkan beberapa artikel yang menyebut namanya dihapus
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Hate You To The Bone   16. Skandal

    Ketika tangan penata rias sibuk mendandaninya, Celine tidak berhenti mencari tahu tentang Silvi. Ruangan penuh cermin itu biasanya jadi tempat istirahatnya sebelum kegiatan dimulai, tapi kali ini pikirannya tidak bisa diam. Di tangannya, ponselnya yang menyala masih menampilkan artikel lama tentang Silvi.Nama itu ternyata tidak asing bagi media lama. Ada banyak nama Silvi di artikel-artikel lama yang muncul dalam pencarian Celine, sebagian sudah tidak bisa dibuka, sebagian lagi masih bisa diakses lewat situs-situs hiburan murahan. Ia tak menyangka, wanita itu... dulunya terkenal.Model. Pemeran pembantu di dua film indie dan satu serial televisi. Ada foto-foto lama dengan sorot mata tajam, pose terlatih, dan senyum yang terlihat terlalu sempurna untuk seorang gadis muda. Tapi anehnya, semua aktivitas sosial medianya menghilang di tahun yang sama ia berhenti aktif di dunia hiburan. Akun Instagram-nya dibekukan, Twitter-nya dihapus. Bahkan beberapa artikel yang menyebut namanya dihapus

  • Hate You To The Bone   15. Silvi

    Hari itu, langit yang mendung seakan mencerminkan isi kepala Celine. Biasanya, ia akan menghabiskan hari libur dengan Julian dan kembali ke rutinitas dengan hati ringan. Tapi kali ini, ia mengenakan setelan putih gading yang tegas, lengkap dengan sepatu hak tinggi dan kacamata hitam besar yang ia gunakan untuk menutupi matanya yang bengkak karena menangis.Ia duduk di mobil yang diparkirkan cukup jauh dari lobi, hatinya gelisah. Apapun yang dilakukan Julian pada minggu lalu ada hubungannya dengan kantornya. Pria itu mengatakannya jelas.Dan Celine harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Atau siapa.Beberapa menit kemudian, sebuah mobil hitam berhenti di depan lobi. Julian turun dari mobil hitam tersebut. Tampak biasa saja. Rapi. Tenang. Seperti tidak ada satu hal pun dalam hidupnya yang berubah. Lalu seseorang menyusul di belakangnya, seseorang yang Celine kenali sebagai sekretarisnya. Kenapa? Apa mereka ada urusan pekerjaan sebelum ini?Celine menegang. Matanya menyipit. Wan

  • Hate You To The Bone   14. Kedamaian Palsu

    Lampu kamar sudah dimatikan, Silvi yang tengah menonton hanya ditemani cahaya yang muncul dari TV, mata lelahnya menatap film tanpa benar-benar tau apa isinya.Ia sudah lupa apa judul filmnya. Tentang pasangan yang saling mencintai tapi tidak bisa bersama dan harus memperjuangkan perasaan mereka, klasik dan basi. Tapi ia biarkan terus berputar di hadapannya. Suara-suara dialog menjadi latar dari pikirannya yang berisik.Silvi sibuk memikirkan apabila hidupnya adalah film itu, apa berarti ia adalah tokoh jahat yang mengambil tunangan orang lain? Tapi apa yang bisa dia lakukan sekarang selain membuat Julian ikut memilihnya?Julian masuk tanpa suara, entah kapan mereka sudah terbiasa. Ia tidak pernah membuat langkahnya terdengar. Mungkin karena dia tahu, Silvi tidak suka dikejutkan.Tanpa bicara, Julian duduk di tepi ranjang lalu perlahan menyusup ke balik selimut, menyandarkan tubuhnya di belakang Silvi. Lengannya melingkar di pinggang Silvi, seperti ritual malam yang sudah berlangsung

  • Hate You To The Bone   13. The end and the beginning

    Weekend biasanya adalah waktu yang paling dinantikan oleh Celine. Di hari-hari seperti itu, Julian selalu menyempatkan diri untuk menghabiskan waktu bersamanya, ketika kesibukan mereka berdua sedikit mereda. Mereka lebih sering menghindari perhatian publik dan memilih untuk tinggal di rumah, menikmati kebersamaan tanpa gangguan. Celine menikmati momen-momen sederhana itu, memasak bersama, makan berdua, lalu menghabiskan waktu yang tersisa hanya dengan Julian.Tapi hari itu tidak seperti biasanya, meja makan itu hanya dipenuhi keheningan. Denting sendok dan garpu pun terdengar nyaring, menciptakan gema yang terasa aneh di tengah suasana yang begitu dingin. Hanya Celine yang tersenyum, duduk anggun dengan harapan yang memancar dari matanya.“Kamu suka?” Ia mencondongkan tubuhnya sedikit, mencoba menangkap tatapan Julian yang tampak terlalu fokus pada makanannya. Ada keraguan dalam nada suaranya meski ia tetap mempertahankan senyumannya.Julian mengangguk pelan. Ia meletakkan alat makann

  • Hate You To The Bone   12. Pandangan Orang Lain

    “Dia gandengan sama Pak Julian? Gila, nggak punya malu.”“Bukannya dulu selalu sok sibuk sama kerjaan?”“Itu cuma pura-pura, kan? Sok fokus kerja. Padahal diam-diam deketin pak Samuel, terus begitu ada 'barang baru' langsung pindah haluan.”Silvi yang baru saja hampir melewati pintu pantry, menghentikan langkahnya. Awalnya ia ingin terus berjalan. Berpura-pura tidak mendengar, seperti yang biasa ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Berpura-pura menjadi versi ‘baik’ dari dirinya yang lama, versi yang hanya akan menunduk dan menerima kata-kata sinis itu seolah dia pantas menerimanya.Tapi untuk apa? Apa hasil dari semua itu? Ia sudah mencoba menyesuaikan diri. Menjadi rendah hati. Menjaga jarak. Bekerja lebih keras daripada siapapun demi mendapatkan sesuatu untuk bisa dibanggakan dari dirinya. Tapi orang-orang itu terus mencari celah untuk menginjaknya, seolah mereka tahu siapa Silvi sebenarnya. Silvi mengurungkan niatnya untuk pergi, ia justru masuk ke dalam pantry bahkan walau

  • Hate You To The Bone   11. Pilihan

    Silvi tidak hadir ke kantor keesokan harinya. Tidak ada kabar, tidak ada pesan. Tidak ada satupun orang yang tahu kenapa. Bahkan HRD pun tidak tahu. Seolah keberadaannya sengaja disembunyikan oleh seseorang.Samuel mencoba menunggu, berdiri di depan meja Silvi sambil mencoba menghubunginya berulang kali, tapi ponselnya tidak bisa dihubungi. Apa Silvi marah karena kemarin ia pergi begitu saja? padahal Samuel sendiri yang memintanya menunggu.Samuel tahu dirinya salah, tapi Silvi bukan tipe yang menghilang seperti ini. Dia selalu rasional. Jika ada yang mengganggunya, dia akan bertanya. Langsung dan tanpa basa-basi, bukan dengan diam dan menghilang.Tapi jika ia mencoba melihat kembali, akhir-akhir ini Silvi memang sedikit berubah sejak Julian hadir.Dan seolah menjawab pikirannya, Julian muncul dari ujung lorong. Rapi seperti biasa dengan langkah percaya diri sambil memasang ekspresi yang tidak bisa diartikan.Julian bahkan tidak melirik sedikit pun ke arah meja Silvi yang kosong. Tid

  • Hate You To The Bone   10. Garis Tipis

    Silvi tidak pulang malam itu.Ia tidak melawan saat Julian menarik tangannya, tidak berkata apa pun ketika pria itu membukakan pintu mobil untuknya. Hujan yang turun sejak sore hanya menyisakan pakaian yang basah dan udara dingin yang menempel di kulit. Silvi duduk diam di kursi penumpang, membiarkan suara mesin dan klakson dari kendaraan lain mengisi keheningan. Tidak ada pertanyaan tentang ke mana mereka akan pergi atau apa yang akan terjadi. Ia hanya mengikuti Julian seperti bayangan, tidak peduli akan dibawa ke mana.Saat pintu apartemen Julian terbuka dan cahaya menyambut, Silvi tetap melangkah pelan di belakangnya. Julian duduk di sofa dan menepuk tempat di sebelahnya. Tapi Silvi tidak langsung duduk. Ia hanya berdiri, memandangi seluruh ruangan hingga Julian menariknya perlahan membuat tubuhnya jatuh di samping pria itu. Kepalanya bersandar di pangkuan Julian dan tangannya menggenggam lutut pria itu dengan lemah. Ia tidak menangis. Tapi matanya kosong, penuh kelelahan yang ti

  • Hate You To The Bone   9. Kekalahan

    Silvi berdiri mematung saat pelukan itu dilepaskan. Anehnya, yang paling menyakitkan bukan pelukannya, tapi kehampaan yang ditinggalkan setelahnya. Seperti ruang kosong yang tiba-tiba terbuka di dalam dadanya, membesar perlahan hingga nyaris menelannya hidup-hidup. Ia menunduk, menyembunyikan wajah yang mulai basah oleh air mata yang masih tertahan. Ia membenci dirinya sendiri, karena sempat merasakan harapan di dalam pelukan Julian. Harapan kecil yang bodoh, bahwa mungkin di balik semua ini ada cinta yang tulus.Silvi mundur perlahan. Nafasnya berat, dada terasa sesak. “Saya harus pergi.” suaranya nyaris tak terdengar, seperti bisikan yang enggan keluar.Julian tidak menghentikannya. Ia hanya menatap diam, dengan tatapan milik seseorang yang percaya bahwa pada akhirnya semua akan kembali padanya.Silvi berjalan keluar, melewati lorong kantor yang dingin dan sunyi. Lampu di langit-langit terasa terlalu terang, menyilaukan penglihatannya yang mulai buram. Langkahnya tidak punya arah, h

  • Hate You To The Bone   8. Karena Cinta

    “Aku tidak mencintainya.” Itu adalah hal pertama yang Silvi dengar setelah ia masuk ke ruangan Julian. Silvi mendengus, untuk pertama kalinya, rasa takut yang biasanya menguasai digantikan oleh perasaan lain yang jauh lebih kuat. Ia merasa… muak. Muak dengan Julian yang terus-menerus memasukkan tokoh baru hanya demi menyakitinya.“Anda tidak perlu repot-repot menjelaskan hal seperti itu pada saya,” Silvi berkata pelan, mencoba menahan diri. Ia menurunkan dokumen-dokumen di atas meja Julian, lalu menatap kotak bekal kecil yang terletak rapi di sudut meja, lengkap dengan sticky note berwarna merah muda menempel di atasnya.Silvi tahu bahwa itu diberikan oleh Celine dan ia sama sekali tidak berniat membaca pesan di sana. Ia tidak ingin tahu apa yang ditulis oleh wanita itu, karena jika ia melakukannya, itu hanya akan membuatnya merasa seperti penyusup dalam kehidupan orang lain.“Aku akan segera melepaskannya,” Julian kembali berbicara, suaranya rendah dan penuh penekanan, “Kalau kamu jug

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status