Share

36. Perubahan

Penulis: Rainina
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-12 16:31:43

Positif.

Ada dua garis di sana dan Silvi sudah membaca petunjuk serta melihat hasilnya ratusan kali. Berkali-kali ia membolak balik kertas petunjuk itu seolah isinya bisa berubah jika Silvi berusaha lebih keras untuk membacanya.

Isakan yang sejak tadi ia tahan mulai keluar dari bibirnya, air mata Silvi mulai membasahi ponselnya yang ia pegang, yang lagi-lagi mencoba mencari tahu, karena siapa tahu, hasilnya bisa berbeda. Siapa tahu dua garis di sana tidak menyatakan positif.

Tapi tidak ada, semua mengatakan sama, dua garis berarti positif. Dan Silvi tidak sanggup membohongi dirinya lagi. Ia berjongkok di lantai kamar mandi, menampung wajahnya sendiri di kedua telapak tangannya dan menangis keras.

Harusnya ia tidak bertingkah bodoh, harusnya ia tidak pernah membiarkan Julian menyentuhnya. Sekarang pria itu punya alasan baru untuk menahannya dan semua adalah hasil dan kebodohan Silvi sendiri.

“Bodoh… bodoh…” Silvi merutuk, membisikkan kalimat penghinaan pada dirinya sendiri di antara is
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Hate You To The Bone   38. Kemungkinan Kecil

    Satu minggu berlalu dan Julian masih belum menyadari bahwa ada cincin yang menghilang dari lemarinya. Pria itu benar-benar hanya membeli tanpa memperhatikannya lagi. Uang di dompetnya juga sama, Julian tidak mencurigai ada yang hilang dari dalamnya.Silvi mengambilnya sebagai pertanda bahwa sejauh ini yang ia lakukan masih aman. Jika dia bisa mengambil satu saja perhiasan yang bernilai tinggi, itu bisa cukup sebagai dana daruratnya jika Silvi akhirnya memutuskan untuk pergi.Silvi menatap kembali lemari itu dengan dada yang berdebar keras. Apa yang harus ia ambil hari ini? Apa yang kemarin hanya beruntung? Bagaimana jika yang dia ambil kali ini sesuatu yang punya nilai di mata Julian?Atau haruskah ia mengambil salah satu tas desainer yang dipajang rapi di dalam lemari itu? Kalau dia bisa mengambilnya, benda itu punya nilai yang cukup tinggi. Tapi Silvi tidak mungkin bisa menyembunyikannya tanpa ketahuan.Silvi membuka lemari perhiasan dengan tangan gemetar. Ia menarik napas dalam-dal

  • Hate You To The Bone   37. Langkah Kecil

    “Aku mau sarapan di bawah.” Julian yang berdiri di ambang pintu untuk mengambil sarapan mereka ke lantai satumembalikkan badannya dan menatap Silvi yang berdiri di belakangnya.“Ya?”“Akau udah lama ga keluar kamar Julian.” Silvi berbicara dengan ragu-ragu, kedua tangannya ia sembunyikan di punggung, meremas satu sama lain. “Aku bosan…”Julian menatap Silvi ragu. Ia membuka mulutnya sesaat lalu menutupnya lagi. Julian belum mengatakan apapun, tapiSilvi mulai merasa cemas.. Apa pria itu berhasil mencium niatnya yang sebenarnya??“...Tunggu sebentar.” Ucap Julian akhirnya setelah berpikir beberapa saat, “Aku ke bawah dulu.”Silvi menganggukkan kepalanya pelan dan mendengarkan pintu kembali dikunci. Ia menghela nafas, tidak menyadari bahwa ia telah manahannya sejak tadi. Pria itu curiga. Silvi tahu Julian terlalu pintar untuk dibodohi seperti ini, tapi bagaimanapun juga dia tetap harus mencoba. Julian memastikan satu per satu pintu dan jendela telah terkunci begitu dia sampai di lant

  • Hate You To The Bone   36. Perubahan

    Positif.Ada dua garis di sana dan Silvi sudah membaca petunjuk serta melihat hasilnya ratusan kali. Berkali-kali ia membolak balik kertas petunjuk itu seolah isinya bisa berubah jika Silvi berusaha lebih keras untuk membacanya.Isakan yang sejak tadi ia tahan mulai keluar dari bibirnya, air mata Silvi mulai membasahi ponselnya yang ia pegang, yang lagi-lagi mencoba mencari tahu, karena siapa tahu, hasilnya bisa berbeda. Siapa tahu dua garis di sana tidak menyatakan positif.Tapi tidak ada, semua mengatakan sama, dua garis berarti positif. Dan Silvi tidak sanggup membohongi dirinya lagi. Ia berjongkok di lantai kamar mandi, menampung wajahnya sendiri di kedua telapak tangannya dan menangis keras.Harusnya ia tidak bertingkah bodoh, harusnya ia tidak pernah membiarkan Julian menyentuhnya. Sekarang pria itu punya alasan baru untuk menahannya dan semua adalah hasil dan kebodohan Silvi sendiri.“Bodoh… bodoh…” Silvi merutuk, membisikkan kalimat penghinaan pada dirinya sendiri di antara is

  • Hate You To The Bone   35. Tanda

    Pagi itu, Silvi terbangun dengan tubuh lemas dan keringat dingin membasahi pelipisnya. Mual datang tanpa aba-aba, menghantam perutnya begitu kuat hingga ia bergegas menuju kamar mandi. Suara muntah menggema di dalam kamar mandi dan tubuhnya gemetar hebat saat ia akhirnya terduduk di lantai kamar mandi.Pandangan Silvi kabur. Napasnya memburu. Dunia di sekelilingnya mendadak sunyi, kecuali suara detak jantungnya yang berdegup terlalu keras di telinga. Saat ia mencoba mengatur napas dan menyeka sisa muntah di bibirnya, pikirannya mulai memutar kemungkinan yang tidak ingin ia akui.Tidak mungkin, kan?Tapi… sudah berapa lama dia tidak datang bulan? Silvi memang sering kali terlambat datang bulan karena rasa stress. Tapi…Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dengan suara cepat, “Bu Silvi?!”Lina berdiri di ambang pintu, wajahnya panik saat melihat Silvi terduduk di lantai dengan tangan yang gemetar hebat. Tanpa menunggu aba-aba, Lina berlari mendekat, berlutut di sampingnya, dan meraih t

  • Hate You To The Bone   34. Hadiah Tanpa Makna

    Silvi memperhatikan Lina yang masuk ke kamar dengan gerakan canggung. Tangannya membawa beberapa bungkusan dan Silvi sudah bisa menebak apa isinya. Tas, pakaian, heels semua merupakan merek desainer terkenal.“Dari Pak Julian, Bu.” tentu saja itu semua dari Julian, siapa lagi yang bisa memberikannya hadiah di rumah ini selain pria itu. Silvi yang tengah duduk di sofa di dekat jendela, hanya menatap Lina dan hadiah itu sebentar dengan kaki menyilang dan membuang mukanya. Lina yang sesaat berdiri canggung memutuskan untuk membawa semua barang-barang itu ke closet seperti biasa.Julian terus membanjirinya hadiah sejak hari itu, hari dimana Silvi berusaha lari dan justru kembali merangkak padanya karena tidak punya tujuan. Tidak ada kata maaf, tidak ada kata ‘aku bersalah’. Hanya ada hadiah. Hadiah yang bahkan Silvi tidak tahu apa fungsinya karena Julian bahkan tidak mengizinkannya melewati ambang pintu.Julian masih muncul sesekali, mengecek apa yang Silvi lakukan bagai seorang sipir p

  • Hate You To The Bone   33. Penebusan

    Celine tidak pernah menyangka akan kembali ke kantor Julian. Tapi di sanalah ia sekarang, duduk diam di balik kemudi, mobilnya berhenti di parkiran di seberang lobi dengan tembok kaca yang megah. Ia parkir di sana dengan sengaja, berharap keberanian akan datang lebih mudah jika ia berada sedekat ini.Tapi kenyataan justru sebaliknya. Setiap detik berlalu terasa seperti hukuman. Turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam gedung itu akan terasa seperti pengakuan dosa, dan Celine, betapapun berat rasa bersalah yang ia pendam, baru sadar bahwa ia belum cukup berani untuk mengakuinya.Celine menatap jam di dashboard. Sudah hampir satu jam. Ia hampir menangis frustasi karena kesal pada dirinya sendiri yang terlalu pengecut. Celine kembali menatap ke arah lobi dan di sanalah ia melihatnya.Seorang pria tinggi keluar dari pintu depan gedung dengan langkah cepat. Di tangannya ada sebuah kotak besar. Celine tidak tahu siapa namanya, tapi wajah itu terasa tidak asing. Mungkin dari kantor J

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status