Share

Bab 9

Sopir masih menunggu di depan rumah Keluarga Vandana. Begitu melihat Hazel keluar, dia langsung berjalan mendekat.

Dia mengambil koper di tangan Hazel dan membuka pintu mobil belakang, mempersilakan Hazel masuk, "Nyonya, silakan masuk."

"Terima kasih."

Hazel menyerahkan kopernya kepada sopir, lalu masuk ke dalam mobil setelah mengucapkan terima kasih.

Saat menutup pintu mobil, emosi yang sudah sejak tadi Hazel pendam langsung membuncah seperti gunung berapi yang meletus.

Hazel merasa jantungnya seperti direndam dalam lahar dan dibakar oleh api.

Air mata menetes dari kedua mayanya. Dia menggigit bibirnya agar tidak mengeluarkan suara.

Begitu sopir masuk ke dalam mobil, dia menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Begitu menoleh, dia melihat Hazel menangis tanpa suara.

Dia terdiam selama beberapa saat sebelum kembali tersadar, tidak tahu harus melakukan apa saat menghadapi situasi semacam ini.

Dia sudah menjadi sopir Sergio selama beberapa tahun dan belum pernah mengalami situasi seperti ini sebelumnya.

Saat sopir itu tidak tahu harus bicara apa, Hazel tiba-tiba menyeka matanya dan menginstruksikan, "Jalan saja. Jangan pedulikan aku."

Hazel bukanlah orang yang terbiasa menunjukkan sisi lemahnya di depan orang lain. Namun, apa yang dilakukan Krisna benar-benar membuatnya ngeri.

Namun begini juga bagus. Mulai sekarang, dia tidak perlu berusaha keras dan bersusah payah untuk menjaga keharmonisan yang hanya terlihat di permukaan saja.

Tidak masalah kalau setelah ini dia akan menganggap bahwa ayahnya sudah meninggal.

Selama ini Krisna tidak pernah peduli padanya, jadi tidak ada bedanya dengan Krisna masih hidup atau tidak.

Menghibur dirinya sendiri seperti ini dalam pikirannya, suasana hati Hazel akhirnya menjadi lebih baik.

Sopir tampak ragu-ragu, jadi bertanya dengan hati-hati, "Nyonya, apa kita akan kembali ke rumah?"

"Jalan dulu saja. Aku ingin menenangkan diri."

Hazel berpikir sejenak dan perlahan menggelengkan kepalanya. Sudut mulutnya melengkung membentuk lengkungan pahit.

Apa sekarang dia bahkan memiliki sesuatu yang disebut rumah?

Mungkin dia sudah tidak punya rumah lagi sejak ibunya meninggal.

Adapun vila Sergio, itu juga merupakan tempat yang asing baginya.

Dia dan Sergio hanya menikah karena kesepakatan. Mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Bisa dikatakan, ini semacam kerja sama yang menguntungkan.

Dia ingin Justin merasakan harga yang harus dibayar karena telah mengkhianatinya, sementara Sergio membutuhkan seorang istri dengan latar belakang keluarga sederhana yang dapat menjaga penampilan dan sikapnya.

Di dunia yang begitu luas ini, Hazel bahkan tidak memiliki tempat yang bisa menerimanya.

Sopir menyalakan mobil dan berjalan perlahan menyusuri jalan.

Saat mengemudi, dia sesekali mengamati keadaan Hazel melalui kaca spion.

Dia ragu-ragu dan bimbang, apakah harus memberi tahu tuannya tentang apa yang terjadi hari ini.

Tepat sebelum dia sempat mengambil keputusan, nada dering ponsel yang begitu riang terdengar dari kursi belakang.

Hazel mengangkat ponselnya dan melihat identitas penelepon. Ternyata sahabatnya, Winda Rahadi lah yang menelepon.

Dia menarik ingusnya dan menekan rasa pahit di hatinya, baru mengangkat panggilan itu, "Halo?"

"Hazel, kamu menangis? Apa yang terjadi? Apa si berengsek Justin mengganggumu lagi?"

Sebagai sahabat Hazel, Winda bisa mendengar ada yang tidak beres hanya dengan satu kata dari mulut Hazel.

"Aku nggak apa-apa."

Karena habis menangis, suara Hazel masih sedikit serak, kepura-puraannya untuk tegar malah terasa makin memilukan.

Mendengar itu, Winda makin marah, "Justin bajingan! Bukan kamu yang memaksa untuk bertunangan dengannya, tapi dia terus menyakitimu setiap hari. Sekarang dia malah ingin membatalkan pertunangan kalian! Dasar terkutuk!"

Hazel terdiam, sekelebat kebingungan muncul di bawah matanya. "Membatalkan pernikahan? Justin?"

Suara Winda tersendat-sendat saat berbicara, bahkan terdengar lebih lemah dari sebelumnya, "Kamu nggak tahu? Aku pikir kamu menangis karena hal ini."

"Apa yang terjadi?"

"Kamu nggak boleh sedih kalau aku bilang, ya? Bukankah aku masuk dalam obrolan grup gosip orang kaya? Grup Justin mengatakan kalau dia ingin membatalkan pernikahan denganmu. Darra lah wanita yang dicintainya. Aku kirimkan tangkapan layar obrolan grupnya padamu."

Tepat setelah Winda mengatakan itu, ponsel Hazel berdering beberapa kali.

Dia membuka tangkapan layar yang dikirim oleh Winda dan aura dingin melintasi bagian bawah matanya. Dia hampir tidak bisa menahan amarah di dadanya.

Hazel tertawa dingin, "Mengumumkan pembatalan pernikahan? Dia pikir dia pantas melakukannya? Seharusnya aku yang mengumumkannya."

Justin lah yang berselingkuh, tidak setia pada kontrak pernikahan sejak awal. Ini sama saja dengan merendahkan harkat dan martabat Hazel.

Hazel awalnya memikirkan Liana, jadi ingin menyelesaikan masalah ini secara pribadi. Namun, sepertinya dia tidak bisa melakukan hal ini sekarang.

Tatapannya tertuju pada tangkapan layar obrolan itu dan sebuah ide muncul di matanya. "Winda, apa kamu masih ada di dalam grup itu? Ajak aku gabung juga."

"Aku cari dulu. Aku melihat semua kata-kata jahat tentangmu di grup-grup itu, jadi keluar dari beberapa grup karena marah. Tapi sepertinya masih ada dua yang tersisa."

Winda mendengar ada yang salah dengan nada bicara Hazel, tetapi dia tidak bertanya lebih lanjut dan langsung mengirimkan tautan tersebut.

Sebagai sahabat, dia akan mendukung apa pun yang ingin dilakukan Hazel.

Hazel mengklik tautan tersebut dan masuk ke dalam grup obrolan.

Grup itu hampir semuanya terdiri dari nona dan tuan muda dari keluarga kaya. Keluarga mana pun yang memiliki gosip akan menyebarkannya ke dalam grup.

Saat Hazel bergabung ke dalam grup, obrolan di dalam grup tengah panas-panasnya.

Yang menjadi topik pembicaraan mereka adalah Justin yang ingin menarik diri dari pernikahannya dengan Hazel dan beralih menikahi Darra.

Pesan terus bermunculan, jadi tidak ada yang memperhatikan kalau ada anggota baru yang bergabung dengan grup.

Hazel membaca pesan yang mereka kirimkan dan tidak bisa menahan tawanya.

Ternyata tanpa sepengetahuan Hazel, Justin membuat tunangannya memiliki kesan yang sangat buruk.

Semua orang merasa bahwa Justin adalah korban, sementara Hazel adalah orang ketiga yang memanfaatkan kasih sayang yang dia dapatkan untuk merusak hubungan Justin dan Darra.

Mereka yang terlahir dari keluarga kaya memang sering menikah dengan orang yang tidak mereka cintai demi keuntungan.

Akibatnya, mereka membenci perilaku tersebut.

Karena itulah Hazel menjadi sasaran pelampiasan dan serangan mereka.

Di ujung telepon, Winda juga memperhatikan apa yang dibicarakan di dalam grup itu.

Khawatir Hazel akan terpengaruh, jadi dia mencoba menenangkannya, "Hazel, jangan hiraukan mereka. Mereka nggak kenal sama kamu dan cuma dijadikan senjata untuk membantu kepentingan orang lain."

Mendengar kekhawatiran dalam nada Winda, hati Hazel sedikit menghangat. Dia menggeleng dan berkata sambil tersenyum, "Jangan khawatir, aku baik-baik saja."

Setelah mendengar kata-kata seperti itu berkali-kali, Hazel sudah tidak peduli lagi.

Winda menghela napas lega, "Ya, bagus! Nggak ada gunanya bersedih untuk sampah seperti Justin!"

"Hmm." Hazel setuju, membuka video yang tersimpan di ponsel. Dia memotong sebagian dari video itu, lalu mengirimkannya langsung ke grup.

Dia juga secara khusus menandai Justin dalam pesannya, "Jelas-jelas kamu yang selingkuh, tapi masih saja menjebak orang lain ...."

"Pertunangan ini awalnya dimulai olehmu dan ibumu. Sekarang setelah aku jatuh, kamu melimpahkan semua kesalahan kepadaku. Justin, kamu bajingan."

"Kamu benar-benar rendahan!"

Setelah mengirimkan serangkaian pesan itu, Hazel merasakan ledakan kemarahan yang dahsyat.

Setelah melakukan ini, dia langsung keluar dari obrolan grup, tanpa menyadari bahwa grup tersebut telah meledak karena kehadirannya.

"Sial, apa yang terjadi! Ini terlalu meledak-ledak!"

"Tunggu, siapa orang yang mengirim rekaman tadi? Itu Hazel, bukan? Apa aku nggak salah lihat? Kapan dia masuk ke grup?"

"Ckck, nggak disangka Justin ternyata orang seperti itu ...."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status