Share

04; Malaikat Maut

"Bu... Fatma baperan banget sih. Lagi PMS ya?" Rinji mengeluh pada pemilik kucing nya sambil terus mengikuti kemana Fatma pergi. Soal nya kalau sampai menyebrang jalan, resiko nya tinggi.

"Mana Ibu tahu. Lagian emang kucing bisa PMS?" Jawab Ibu Marni yang sedang membolak-balik pepes ayam. Iya, jadi pepes ayam nya masih di wajan, belum matang sepenuh nya. Makanya Rinji menunggu sambil bermain dengan Fatma.

"Kali aja. Atau mungkin habis dicampakkan sama kucing jantan."

"Hahahahaha Mbak Rinji ada-ada aja." Menyadari ucapan nya lucu, Rinji jadi ikutan terbahak.

"Kan betina, Bu. Gampang baper. Hahahaha---eh Fatmaaa jangan nyebrang sembarangan!!" Rinji panik begitu melihat Fatma yang saat ini berada di pinggir jalan. Kontan dia segera bangkit, menyusul Fatma. Tapi terlambat, Fatma sudah berjalan diatas aspal dengan santai nya, tanpa takut ditabrak kendaraan yang lewat.

"Aduh dasar binatang! Malah jalan santai lagi. Fatmaaaaa...." Rinji semakin panik, dia menengok ke kanan dan kiri, dan ternyata tidak ada kendaraan yang lewat. Rinji pun langsung berlari menyusul Fatma yang sekarang ada di tengah-tengah jalan.

"Fatmaaa... Jadi kucing nekad banget sih. Kalau ketabrak gimana? Bisa mati kamu!" Oceh Rinji saat Fatma sudah berhasil dia tangkap.

'Meong... Meong... Meong...'

"Apa meong-meong?! Bandel kamu nih! Kalau ketabrak gimana coba?! Bisa mati kamu!"

'Meong'

Meongan Fatma mengecil, agak nya dia mengaku bersalah pada Rinji yang sekarang ngomel-ngomel.

"Jangan lagi-lagi ya?!"

'Meong'

"Good girl." Rinji pun menggendong tuhuh embul Fatma, dia berjalan lurus tanpa menengok ke kanan atau pun ke kiri terlebih dahulu, hingga tanpa dia ketahui, sebuah mobil datang dari arah kanan nya dengan kecepatan tinggi.

"RINJIIIIII AWASSSS!!!." Rinji sempat menoleh ke belakang saat suara Dildar terdengar. Sampai pada akhirnya Rinji hanya bisa diam di tempat ketika menyadari ada mobil mendekat ke arah nya. Saat itu, selain pasrah pada sang kuasa sambil memejam kan mata nya rapat-rapat, Rinji berdoa dalam hati,  

"Tuhan, meskipun aku lelah dengan semua persoalan rumit yang ada di dunia, tapi sebenarnya aku belum ingin menemui mu secepat ini. Tapi jika sudah jalan nya begini, aku rela, asalkan Fatma selamat."

Karena bagi Rinji, Fatma berhak hidup untuk menemani Ibu Marni dan sang suami yang belum juga mendapatkan keturunan di usia pernikahan mereka yang sudah menginjak lima belas tahun.

Tak lama setelah itu, suara decitan roda yang bergesakan dengan aspal akibat mengerem mendadak, terdengar keras dan jelas, di telinga Rinji yang masih memejamkan mata nya kuat-kuat. 

"Rinji! Lo nggak apa-apa?!" Rinji juga mendengar suara Dildar yang terdengar sangat panik.

Tunggu,

Rinji masih belum bisa mencerna semuanya. Dirinya selamat, atau memang itu adalah suara malaikat maut?

"Rinji Kamila Averaya," Rinji menelan ludah ketika suara baritone itu terdengar. Bukan, itu jelas bukan suara Dildar yang tadi dia dengar.

Baiklah, Rinji pasrah. Sepertinya dia sudah di alam yang berbeda. Dan tadi adalah suara malaikat maut yang menjemput nyawa nya.

"Rinji Kamila Averaya, perempuan hebat dan kuat yang ada di dunia, selamat tinggal. Dan selamat datang di kehidupan selanjut nya, semoga kebaikan yang kamu lakukan di dunia, menuntun mu ke surga. Amin."

"Rinji Kamila Averaya." Suara baritone itu terdengar lagi, kali ini menyebutkan nama lengkap nya penuh dengan penekanan.

"Y-ya... I-itu saya."

"Buka mata kamu." Rinji menurut. Perlahan namun pasti, dia membuka mata nya. Dan ketika sudah terbuka sepenuh nya, dia langsung meneguk saliva nya, saat melihat makhluk tampan yang dia yakini adalah malaikat maut seperti yang ada di film-film.

"God bless me." Gumam Rinji tanpa sadar. Mata nya tidak bisa fokus ke arah lain, selain wajah dari sosok malaikat maut yang ada di depan nya.

Sungguh, sosok yang ada di hadapan nya mendekati sempurna, dengan rahang yang tegas, hidung mancung, mata yang terlihat sayu namun tajam, alis yang tercetak tebal dan rapih, kulit nya putih bersih dan bibir nya... Rinji sampai meneguk ludah ketika tatapan nya tepat berada di sana. Bibir nya penuh di bagian bawah, sedikit tipis di bagian atas. Tekstur nya lembab, terbukti dari tidak ada nya kulit kering yang mengelupas atau pun pecah-pecah, dan warna nya merah muda. Rinji sangat yakin kalau malaikat maut di depan nya tahu betul apa itu produk-produk lip care.

"Ya. God bless you. Karena saya tidak jadi menabrak kamu." Rinji terperangah. Dia sampai mengedip-ngedip kan mata nya berulang kali.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status