“Ada apa?” tanya Zekha yang bingung karena Jason menghampirinya dengan raut wajah panik.“Apakah kamu melihat foto yang berada di atas meja kerjaku?” tanya Jason dengan panik.“Maksudmu bingkai yang pecah yang berantakan di atas meja itu?” tanya Zekha, dan tiba-tiba saja Jason memegang kedua pundaknya dan mengguncangnya dengan erat dan kasar.“Benar, kamu taruh di mana?” tanya Jason yang tak sadar sudah menyakiti bahu Zekha dengan memegangnya erat.“Kulihat sudah pecah dan berantakan, jadi kubuang karena kupikir itu sampah,” sahut Zekha apa adanya.“Itu barang berharga bagiku, mengapa kau menyentuhnya sembarangan dan membuangnya seenaknya tanpa seizinku,” bentak Jason dengan wajah penuh amarah.“Kau menyakitiku, Jason,” pekik Zekha karena Jason memegang pundak Zekha dengan sangat erat.“Lain kali jangan berani-beraninya kau menyentuh barang-barangku, dan jangan memasuki ruanganku tanpa seizinku.” Jason melepaskan cengkeramannya pada pundak Zekha, tak sengaja Zekha tersungkur da
“Ada apa?” tanya Gladis yang bingung melihat sahabatnya memasang raut wajah khawatir.“Erlan mengatakan, ada yang ingin bunuh diri di atap gedung Rose Group,” sahut Zekha memakai handsfreenya dan memasukkan ponselnya ke dalam tas.“Aku akan ikut menemanimu.” Gladis bangkit dan meraih tasnya, ia akan ikut pergi bersama dengan Zekha.Di depan gedung Rose Group, sudah banyak orang berkumpul di depan gedung tersebut. Anggota pemadam kebakaran dan juga ambulance sudah siap berada di tempat tersebut karena takut terjadi hal yang tak diinginkan. Terlihat juga di atas gedung seorang wanita yang hendak loncat ingin bunuh diri.Zekha yang baru datang langsung naik ke atas atap gedung, meski memiliki fobia terhadap ketinggian, tapi ia harus menyelamatkan wanita itu agar tak terjadi sesuatu pada Rose Group. Jika saham Rose Group sampai anjlok hanya gara-gara ada seseorang yang bunuh diri di gedung tersebut, maka Tuan besar Addison akan menyalahkan Zekha sepenuhnya.“Nona, wanita yang ingin b
“Erlan, jadwalkan pada dokter kecantikan terbaik untuk bertemu dengan Bunga. Kita tak bisa membiarkannya seperti itu dan lepas tangan begitu saja. Aku tak ingin berdampak buruk pada perusahaan yang nantinya akan mengakibatkan saham perusahaan anjlok,” titah Zekha, pagi itu ia terlihat sangat sibuk sekali karena insiden semalam di atas gedung perusahaan milik keluarga Addison.“Mengapa Anda begitu sangat peduli padanya, Nona? Iritasi pada wajahnya bukan karena skincare dari perusahaan kita. Kulit dia sendiri yang begitu sensitif tapi malah ingin mencoba sesuatu yang baru tanpa berkonsultasi terlebih dulu pada dokter kecantikan,” tanya Erlan yang masih bingung mengapa Bosnya itu malah peduli pada Bunga.“Itu karena dia mencoba bunuh diri di atap perusahaan ini saat wajahnya iritasi setelah menggunakan skincare milik perusahaan kita. Bantu aku untuk menekan berita di media sosial tentang perusahaan kita juga terkait berita semalam,” sahut Zekha yang menambah pekerjaan lagi pada Erlan.
Jason menarik tangan Zekha dan mendorongnya hingga ke tembok dengan perlahan, ia memegang satu sangan Zekha dan tangan satunya menarik leher bagian belakangnya, bibir mereka saling menyatu hingga beberapa detik.“Antara aku dan kamu selamanya tak akan bisa menjadi teman, mengerti. Kamu adalah istriku, sah dimata hukum dan agama, mengapa aku ingin berteman denganmu,” ucap Jason menegaskan dengan penuh penekanan.“Tapi kita hanya sekedar pasangan kontrak saja, Jason. Kamu berbuat seperti ini, bukankah ini sudah melanggar kontrak kita. Lagi pula, dalam waktu kurang dari satu tahun lagi, pernikahan kita akan berakhir.” Zekha mengingatkan akan apa hubungan mereka yang sebenarnya.“Aku tak peduli, hubungan kita selamanya tak akan pernah berakhir. Aku ingin, hubungan suami istri ini tetap berlanjut.” Jason pergi menuju di aman mobilnya terparkir, ia pergi meninggalkan Zekha, makan malam yang telah direncanakan oleh Zekha harus gagal karena kebodohannya sendiri.“Huh, undangan makan malam
“Jason, jaga sikapmu, cepat selesaikan aku sudah mengantuk,” ucap Zekha untuk mengalihkan apa yang dikatakan oleh Jason, jantungnya sungguh sangat berdetak kencang, wajahnya bak kepiting rebus.“Baiklah, istriku. Tak kusangka wajahmu bisa memerah juga,” goda Jason melanjutkan mengetiknya.‘Jason brengsek, dia sungguh sangat menikmati menggodaku,’ gerutu Zekha dalam hati.Jason mengerjakan pekerjaan milik Zekha dengan begitu seriusnya hingga ia tak menyadari kalau Zekha telah terlelap dengan kepalanya yang diletakkan di atas meja.Jason membenahi rambut yang menutupi wajah cantik istrinya itu.“Apakah kau bermimpi buruk, wajahmu begitu tegang meski sedang terlelap,” gumam Jason.Pekerjaannya telah selesai, ia bangkit dan menggendong Zekha membawanya ke dalam kamar mereka. Jason meletakkan tubuh istrinya itu perlahan dan mencium pucuk kepalanya.“Semoga mimpi indah,” ucapnya, ia ikut membaringkan tubuhnya di samping Zekha dan memeluknya erat, malam itu Jason terlelap dengan penuh
Di sebuah bar bernama King, Jason sedang menikmati minumannya bersama dengan teman-temannya. Namun, ia tak menikmati kebersamaan itu karena pikirannya sedang memikirkan apa yang dikatakan oleh Rangga tadi sore.‘Mengapa wanita ini belu juga menghubungiku? Apakah dia berencana akan menghadiri pesta itu sendiri tanpaku? Apa aku benar-benar tak memiliki arti apa pun untuknya? Sungguh kejam sekali wanita itu, aku akan memberinya pelajaran nanti saat pulang, agar dia tahu siapa aku ini,’ kesal Jason yang menunggu Zekha menghubunginya, tapi nyatanya tak kunjung juga ia mendapati nomor istri kontraknya itu menghubunginya.Jason tak tahu kalau Zekha sudah menghubunginya untuk memberinya kabar, tapi panggilan itu diterima oleh Jesica, wanita itu bahkan berani menghapus panggilan terakhir pada ponsel milik Jason.Saat Jason sedang merasakan hatinya tak senang, Jesica datang menghampirinya dengan wajah yang merona. Ia berencana akan mendekati Jason malam ini dan menjadikannya pria itu milikny
Jason melihat air mata Zekha mengalir diujung matanya, ia bangkit dan pergi dari kamar tersebut entah ke mana. Zekha menangis sambil memegang pakaiannya yang dibuka paksa oleh Jason.‘Tak apa, semuanya sudah berlalu, setelah tidur kau akan melupakannya,’ batin Zekha menenangkan dirinya sendiri, ia terlelap sambil menangis karena ketakutan.Pagi harinya, Zekha terbangun dengan wajah yang sembab. Semalam ia tak mandi, karena menangis make upnya berantakan. Ia melihat wajahnya dicermin begitu kacau, Zekha langsung bergegas membersihkan tubuhnya karena ia harus bergegas pulang ke kediaman Sebastian untuk menghadiri pesta ulang tahun Papah angkatnya.Zekha merias wajahnya dengan begitu cantik, ia juga mengenakan gaun indah agar tak terlihat menyedihkan meski tak ada Jason disisinya. Saat ia menginjakkan kakinya di rumah keluarga Sebastian, Linda datang menghampirinya.“Zekha, kamu sudah datang? Mengapa sendiri? Di mana Jason?” Zekha diberondong pertanyaan oleh Ibu angkatnya itu.“Dia
“Tak ada orang di sini, hanya ada kita berdua jadi tak perlu bersandiwara lagi, katakan saja apa yang ingin kau katakan,” ucap Zekha dengan nada dingin.Linda memberikan sebuah map coklat pada Zekha yang ia tak tahu apa isinya.“Apa ini?” tanya Zekha belum menerima map tersebut.“Kau lihat saja sendiri, kuyakin kau cukup pintar tanpa harus aku menjelaskannya,” sahut Linda meminta Zekha untuk melihatnya sendiri, Zekha langsung meraihnya dan membaca isi dari map tersebut yang ternyata sebuah dokumen persetujuan investasi.“Kau ingin aku menyampaikannya pada Jason agar Jason membantumu?” Zekha menyeringai, apakah dirinya tak cukup untung menjadi alat penghasil uang bagi keluarga Addison hingga mereka ingin Jason turun tangan juga untuk menginvestasikan uangnya pada Rose Group, begitulah kira-kira pikir Zekha.“Jason adakah menantu keluarga Addison, dia juga terlihat sangat menyukaimu. Meminta tolong padanya hal sekecil ini, itu hal yang mudah baginya dan juga tak merugikannya. Kamu