“Jason, jaga sikapmu, cepat selesaikan aku sudah mengantuk,” ucap Zekha untuk mengalihkan apa yang dikatakan oleh Jason, jantungnya sungguh sangat berdetak kencang, wajahnya bak kepiting rebus.“Baiklah, istriku. Tak kusangka wajahmu bisa memerah juga,” goda Jason melanjutkan mengetiknya.‘Jason brengsek, dia sungguh sangat menikmati menggodaku,’ gerutu Zekha dalam hati.Jason mengerjakan pekerjaan milik Zekha dengan begitu seriusnya hingga ia tak menyadari kalau Zekha telah terlelap dengan kepalanya yang diletakkan di atas meja.Jason membenahi rambut yang menutupi wajah cantik istrinya itu.“Apakah kau bermimpi buruk, wajahmu begitu tegang meski sedang terlelap,” gumam Jason.Pekerjaannya telah selesai, ia bangkit dan menggendong Zekha membawanya ke dalam kamar mereka. Jason meletakkan tubuh istrinya itu perlahan dan mencium pucuk kepalanya.“Semoga mimpi indah,” ucapnya, ia ikut membaringkan tubuhnya di samping Zekha dan memeluknya erat, malam itu Jason terlelap dengan penuh
Di sebuah bar bernama King, Jason sedang menikmati minumannya bersama dengan teman-temannya. Namun, ia tak menikmati kebersamaan itu karena pikirannya sedang memikirkan apa yang dikatakan oleh Rangga tadi sore.‘Mengapa wanita ini belu juga menghubungiku? Apakah dia berencana akan menghadiri pesta itu sendiri tanpaku? Apa aku benar-benar tak memiliki arti apa pun untuknya? Sungguh kejam sekali wanita itu, aku akan memberinya pelajaran nanti saat pulang, agar dia tahu siapa aku ini,’ kesal Jason yang menunggu Zekha menghubunginya, tapi nyatanya tak kunjung juga ia mendapati nomor istri kontraknya itu menghubunginya.Jason tak tahu kalau Zekha sudah menghubunginya untuk memberinya kabar, tapi panggilan itu diterima oleh Jesica, wanita itu bahkan berani menghapus panggilan terakhir pada ponsel milik Jason.Saat Jason sedang merasakan hatinya tak senang, Jesica datang menghampirinya dengan wajah yang merona. Ia berencana akan mendekati Jason malam ini dan menjadikannya pria itu milikny
Jason melihat air mata Zekha mengalir diujung matanya, ia bangkit dan pergi dari kamar tersebut entah ke mana. Zekha menangis sambil memegang pakaiannya yang dibuka paksa oleh Jason.‘Tak apa, semuanya sudah berlalu, setelah tidur kau akan melupakannya,’ batin Zekha menenangkan dirinya sendiri, ia terlelap sambil menangis karena ketakutan.Pagi harinya, Zekha terbangun dengan wajah yang sembab. Semalam ia tak mandi, karena menangis make upnya berantakan. Ia melihat wajahnya dicermin begitu kacau, Zekha langsung bergegas membersihkan tubuhnya karena ia harus bergegas pulang ke kediaman Sebastian untuk menghadiri pesta ulang tahun Papah angkatnya.Zekha merias wajahnya dengan begitu cantik, ia juga mengenakan gaun indah agar tak terlihat menyedihkan meski tak ada Jason disisinya. Saat ia menginjakkan kakinya di rumah keluarga Sebastian, Linda datang menghampirinya.“Zekha, kamu sudah datang? Mengapa sendiri? Di mana Jason?” Zekha diberondong pertanyaan oleh Ibu angkatnya itu.“Dia
“Tak ada orang di sini, hanya ada kita berdua jadi tak perlu bersandiwara lagi, katakan saja apa yang ingin kau katakan,” ucap Zekha dengan nada dingin.Linda memberikan sebuah map coklat pada Zekha yang ia tak tahu apa isinya.“Apa ini?” tanya Zekha belum menerima map tersebut.“Kau lihat saja sendiri, kuyakin kau cukup pintar tanpa harus aku menjelaskannya,” sahut Linda meminta Zekha untuk melihatnya sendiri, Zekha langsung meraihnya dan membaca isi dari map tersebut yang ternyata sebuah dokumen persetujuan investasi.“Kau ingin aku menyampaikannya pada Jason agar Jason membantumu?” Zekha menyeringai, apakah dirinya tak cukup untung menjadi alat penghasil uang bagi keluarga Addison hingga mereka ingin Jason turun tangan juga untuk menginvestasikan uangnya pada Rose Group, begitulah kira-kira pikir Zekha.“Jason adakah menantu keluarga Addison, dia juga terlihat sangat menyukaimu. Meminta tolong padanya hal sekecil ini, itu hal yang mudah baginya dan juga tak merugikannya. Kamu
Zekha mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang datang, ia menatap kesal pada pria tersebut.“Jason, apakah kamu bisa diam? Aku sedang tak ingin bertengkar denganmu, lebih baik kau pergi saja daripada datang hanya untuk mengejekku,” kesal Zekha.‘Dasar Jason brengsek, dia itu berniat menghiburku atau mengejekku, ucapannya terdengar tak enak sama sekali. Rasanya ingin kupukul dia pakai tongkat bisbol agar sedikit lebih romantis lagi dalam menghibur wanita,’ dengus Zekha dalam hati.Jason menghampiri Zekha dan duduk di sampingnya, ia menangkup wajah cantik istri kontraknya itu ingin mengusap air matanya yang sudah membasahi wajah cantiknya.“Aku akan diam, tapi kamu jangan menangis lagi. Sungguh tak enak dipandangnya, membuat mata sepat,” sahut Jason, ia memang tak bisa bicara dengan romantis pada wanita mana pun.Zekha terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Jason.‘Ini sungguh terlalu dekat,’ batin Zekha yang merasakan jantungnya mulai berdegup.“Aku bisa melakukannya sendiri
Zekha terlihat sangat panik melihat keadaan Jason yang pucat dengan tubuh gemetar dan berkeringat.“Jason, kita ke rumah sakit yah, wajahmu pucat sekali,” ucap Zekha.“Tak perlu, maagku hanya kambuh saja. Setelah minum obat dan sarapan, lalu istirahat sebentar juga akan membaik. Tolong ambilkan saja obatku di meja kerjaku,” tolak Jason, ia meminta agar Zekha mengambilkan obatnya.“Baiklah, kamu duduk dulu di sini, aku akan mengambilkan obatmu.”Zekha pergi mengambil obat yang diminta oleh Jason, tak lama ia kembali membawa obat dan segelas air mineral. Jason segera meminumnya, setelahnya ia sengaja meletakkan kepalanya di atas pangkuan Zekha. Tentu saja hal itu membuat Zekha terkejut dan jantungnya seketika berdegup kencang.“Kamu mau apa?” tanya Zekha.“Biarkan aku tidur di pangkuanmu sebentar saja, ini membuatku sangat nyaman,” ucap Jason dengan mata yang dipejamkan.‘Ya sudahlah, toh dia lagi kesakitan, tak ada salahnya membiarkannya istirahat sebentar,’ batin Zekha, tiba-ti
Esoknya, Zekha sudah siap untuk pergi ke kantornya. Biasanya hari minggu ia juga akan lembur, tapi kemarin ia malas dan juga Jason sakit.“Aku membawakanmu bekal untuk makan siang, jangan lupa dimakan. Jika kau tak memakannya, maka aku tak akan memasakkan untukmu lagi. Kalau kau gengsi membawanya, minta Rangga untuk membawakannya untukmu.” Zekha sudah menyiapkan bekal makan siang untuk Jason dikantor nanti, ia khawatir kalau Jason akan sakit maag lagi kalau telat makan.“Baikah, karena istri cantikku yang memintanya, maka aku akan membawanya.”Jason berangkat setelah Rangga tiba, begitu pula dengan Zekha yang berangkat setelah Erlan tiba. Sepanjang perjalanan, Jason tersenyum sambil memandangi kotak makannya. Rangga yang jarang melihat senyuman Bosnya itu sedikit merinding disko.“Bos, apakah perlu saya bawakan makanan Anda?” Rangga menawarkan bantuan takut-takut kalau Jason malu membawa kotak makanan tersebut.“Tak perlu, saya akan membawanya sendiri,” tolak Jason.Ia berjalan
Zekha memegang kepalanya yang terasa nyeri karena terkena sebuah buku yang melayang mengenai keningnya hingga memar. Linda yang emosi melemparkan sebuah buku tebal pada Zekha saat ia baru saja masuk.“Nyonya Linda yang terhormat, apakah Anda sudah gila, bersikap bar-bar di perusahaan? Apakah Anda tak menginginkan wajah lagi? Bagaimana jika ada yang melihat perilaku bar-bar Anda?” Zekha berusaha tak terpancing emosi atas apa yang dilakukan oleh Linda, karena ia tahu hal itu hanya akan membuang tenaga saja.“Dasar anak tak berguna! Berapa banyak masalah yang telah kau berikan pada Rose Group? Setelah kasus percobaan bunuh diri, sekarang timbul masalah harga dari produk baru, sebenarnya apa yang kau lakukan hingga banyak masalah datang pada Rose Group setelah kau mengambil alihnya?” pekik Linda dengan penuh amarah, Zekha tersenyum miring seraya melipat tangannya didada.“Ouh, ternyata Nyonya dari Rose Group mengetahui ada keributan di sini rupanya. Tapi, mengapa Anda malah menghindari