Share

42. Salah Lawan

Penulis: Dea Anggie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-17 20:35:34

Malam harinya ...

Karena ada pekerjaan tambahan, Yuki memutuskan untuk lembur menyelesaikannya. Sehingga dia pulang terlambat daripada rekannya yang lain.

Baru saja Yuki melangkahkan kaki keluar dari pintu utama gedung kantor, Dion yang sedari tadi sudah menunggu Yuki di lobi menghadang jalan Yuki.

"Yuki," panggil Dion. Berjalan mendekati Yuki.

Yuki memalingkan pandangan dan langsung menghentikan langkahnya, "kenapa dia masih di sini? Apa dia juga lembur?" batin Yuki tidak senang.

Dion berdiri dihadapan Yuki, "ayo bicara sebentar," ajak Dion.

"Maaf, aku sibuk. Lain waktu saja," tolak Yuki. Yang ingin segera pulang dan istirahat karena sudah lelah.

"Sibuk apa? Pekerjaanmu juga sudah selesai, 'kan?" tanya Dion.

"Memangnya kesibukan itu hanya pekerjaan? Aku juga punya hal lain yang harus dilakukan. Ngerti?" jawab Yuki mulai kesal.

"Aku nggak akan banyak menyita waktumu kok. 5 menit aja," kata Dion. Masih gigih membujuk Yuki untuk bisa diajak bicara.

"Apa sih maunya? bikin kesel aja," bat
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Shafeeya Humairoh
emang cocok ini mereka berdua, masak orang yg disalahin, kurangin tuh rasa iri di hati asli dah ngakak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Hot Night With Boss   218. Butuh Bantuan (3)

    Erik bertemu sepupu, dan suami dari sepupu istrinya. Kedua orang yang baru datang duduk di sofa dengan perasaan tegang."Ada apa kami dipanggil?" tanya suami sepupu Lusiana. "Aduh, kok mendadak ruangan ini dingin seperti kulkas. Apa pendingin ruangannya bermasalah?" tanya sepupu Lusiana."Kalian tahu, untuk apa aku memanggil kalian?" tanya Erik. Menatap dua orang yang sedang duduk dihadapannya.Sepupu Lusiana dan suaminya menggelengkan kepala bersamaan. Keduanya tidak tahu kenapa Erik memanggil."Kami tidak tahu," jawab sepupu Lusiana."Istriku bilang, suamimu membutuhkan pekerjaan. Bukannya kamu berkata pada kami beberapa waktu lalu, jika suamimu sudah diangkat menjadi manager di Giant Hotel? Apa aku salah dengar soal itu?" tanya Erik."Begini, itu ... " kata sepupu Lusiana. Yang terhenti karena suaminya menyela."Akan aku jelaskan soal itu," sela suami dari sepupu Lusiana.Suami sepupu Lusiana menatap istrinya, "tidak apa-apa. Memang harus dikatakan, bukan?" ucapnya.Suami sepupu L

  • Hot Night With Boss   217. Butuh Bantuan (2)

    Luna berjalan masuk dalam kamar. Dia melihat suaminya sedang bermain game. "Ngeselin," gumam Luna. Duduk di tepi tempat tidur, di depan Dion."Kenapa lagi? Kok ngomel," tanya Dion."Itu tantemu. Aneh banget deh. Masa ya, aku mau balik ke kamar dari meja makan malah diceramahin. Dia marah nggak jelas. Ngatain aku yang enggak-enggak. Kesel banget tahu," keluh Luna. "Sabarlah. Mungkin tante kayak gitu karena lagi sensitif aja. Maklum, suaminya 'kan baru diberhentikan," kata Dion.Luna keget, dan langsung menatap Dion."Hah? Serius? Bukannya ommu itu manager di Giant Hotel ya? Kan tantemu selalu bangga-banggain suaminya dulu," kata Luna bertanya. Dan mengingat-ingat kejadian beberapa waktu sebelumnya."Ya, aku nggak tahu pastinya gimana, atau kronologinya kayak apa. Aku cuma nguping dengar pas tante sama mama ngobrol aja," jawab Dion.Terus tadi tantemu marah-marah sama mamamu maksudnya apa?" tanya Luna ingin tahu."Kayaknya minta tolong mama buat ngomong ke papa ya. Mungkin tante peng

  • Hot Night With Boss   216. Butuh Bantuan (1)

    Lusiana mengajak Dion dan Luna makan malam bersama. Ternyata ada sepupu Lusiana dan suaminya yang ikut serta.Makan malam berjalan tenang, tidak ada satupun yang bersuara saat itu. Hanya terdengar suara sendok, garpu yang sesekali bersentuhan dengan piring.Sepupu Lusiana menyiku lengan Lusiana, seolah memberi isyarat akan sesuatu. Lusiana menatap sepupunya, lalu menggelengkan kepala. "Apa dia Gila? Gimana bisa saat makan aku disuruh langsung tanya soal kerjaan. Bisa-bisa Erik langsung pergi tanpa melanjutkan makan. Padahal sudah sering ikut makan, tapi dia masih juga nggak memahami kebiasaan Erik. Ck," kata Lusiana dalam hati. Mengeluhkan sikap sepupunya yang tidak sabaran."Apa sih, disurug ngomong malah cuma geleng-geleng. Dia ini ngerti maksudku, eggak?" kata sepupu Lusiana dalam hati. Erik meletakkan sendok dan garpunya, dan segera mengelap bibirnya dengan lap mulut, lalu minum. "Aku sudah selesai. Kalian lanjutlah," kata Erik. Yang langsung berdiri dari tempat duduknya dan p

  • Hot Night With Boss   215. Mendadak Datang (5)

    Yuki terkejut. Dia juga tidak menyangka akan niat Stevano yang sebenarnya. Dia baru paham setelah setelah Stevano menjelaskan."Aduh, aku malah salah paham dan terpaku sama pikiranku sendiri. Benar-benar bodoh kamu, Yuki. Bodoh," kata Yuki dalam hati."Om, om nggak salah. Jadi tolong jangan terus meminta maaf. Saya jadi ngerasa bersalah banget," kata Yuki."Lho, justru aku yang ngerasa nggak enak. Karena tindakanku yang nggak pikir panjang, kamau jadi mikir yang aneh-aneh. Untungnya kita segera meluruskan ini. Kalau enggak kamu pasti bakalan terus mikir aku nggak menyukaimu," kata Stevano."Karena om sudah meminta maaf dan menjelaska, saya pun juga akan meminta maaf dengan sepenuh hati. Maafkan saya ya om. Buat pikiran picik saya ini. Saya sudah salah menilai dan salah paham sama om. Sekali lagi saya minta maaf," kata Yuki nenundukkan kepala."Sudah, sudah. Masalah ini cukup sampai di sini saja. Kita anggap masalah ini nggak pernah ada. Ok," jawab Stevano."Gimana ini? Aku malah bikin

  • Hot Night With Boss   214. Mendadak Datang (4)

    Terlihat Stevano begitu serius berbincang. Yuki yang melihat langsung bertanya pada Cristopher apa hal yang sudah terjadi."Apa ada masalah?" tanya Yuki menatap Cristopher. "Masalah?" tanya balik Cristopher. Menatap Yuki tidak mengerti maksud kekasihnya."Kamu nggak lihat? Papamu kayak lagi marah-marah tuh. Makanya aku tanya apa ada masalah? Atau beliau kalau lagi ngomong di telepon kayak gitu?" tanya Yuki lagi. Menjelaskan maksud pertanyaannya.Cristopher mengalihkan pandangannya ke balkon. Tempat di mana papanya berada. Dia megamati apa yang sedang papanya lakukan. Dar geraka tangan dan ekspresi wajah memang terlihat sedang kesal. Namun, Cristopher tidak tahu apa hal yang terjadi karena papanya tidak mengatakan apa-apa."Iya juga. Papa kayak lagi kesal. Ada apa ya? Apa jangan-jangan ada masalah? Coba nanti aku tanya deh," batin Cristopher."Bener nggak? Apa aku yang cuma sala sangka?" tanya Yuki. Menatap ke arah yang sama. Di mana Stevano berada.Cristopher mengalihkan pandangannya

  • Hot Night With Boss   213. Mendadak Datang (3)

    Stevano dan Cristopher sedang asik berbincang. Sementara Yuki masih sibuk dengan piring kotor dan peralatan makan yang kotor di dapur. "Cepat bantu Yuki sana," perintah Stevano pada Cristopher."Papa nggak apa-apa aku tinggal?" tanya Cristopher."Nggak apa-apa. Papa masih mau duduk lebih lama di sini," jawab Stevano."Ok, kalau gitu. Aku bantuin Yuki dulu. Kalau papa mau apa-apa atau ada perlu panggil aja," kata Cristopher. "Ya," jawab Stevano.Cristopher lantas pergi meninggalkan Stevano sendirian di balkon. Dia berlari masuk ke dalam rumah menuju dapur. Tempat di mana Yuki berada.Cristopher mendekat, lalu memeluk Yuki dari belakang."Sayang," panggil Cristopher dengan nada suara yang lembut.Yuki terkejut, untungnya dia tidak sedang memegang piring atau yang lainnya. Yang bisa saja beresiko jatuh dan pecah."Aduh, ngagetin aja sih. Untung gak pegang apa-apa. Gimana kalau aku pegang gelas atau piring, terus jatuh dan pecah? Kalau jatunya di tempat cucian piring sih nggak apa. Kal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status