Yuki menatap Amelia dengan penuh rasa penasaran. Melihat dirinya ditatap lekat, Amelia langsung bertanya apa yang membuatnya menatapnya."Ada apa?" tanya Amelia pada Yuki."Hm, nggak apa-apa sih. Cuma pengen tanya aja. Boleh 'kan aku tanya sesuatu?" tanya Yuki ragu-ragu."Boleh dong. Tanya apa?" jawab Amelia menatap Yuki."Hm, gini ... aku tadi pas ngantri ambil makan, aku nggak sengaja denger ada yang ngomongin kamu. Beneran nih aku boleh tanya? Nanti kamu marah," kata Yuki."Serius kok. Tanya aja. Kenapa? Dan apa yang mereka omongin tentangku?" tanya Amelia."Kamu ada masalah apa sama Pak Thomas? Aku tadi denger kamu dimarahi di atap. Apa bener? Gosip itu rumor atau fakta?" tanya Yuki.Amelia langsung meletakkan sendoknya, "itu fakta. Aku memang dimarahi," jawabnya.Yuki kaget, "hah? Serius? Kenapa dimarahi?" tanyanya penasaran."Nggak sengaja numpahin kopi di berkas penting. Salahku sih nggak lihat jalan. Nggak apa-apa kok, cuma diingatkan supaya nggak ceroboh lagi. Udah gitu aja,"
Yuki masuk ke dalam ruangan divisi pemasaran dan berjalan menuju meja kerjanya. Dibantingnya berkas dokumen di atas meja, lalu dia segera duduk. Dia bergumam pelan perihal Dion yang suka mencari gara-gara dengannya."Heran banget. Ada aja bahan buat adu mulut. Kok bisa ya, aku dulu suka sama orang kek gitu? asli, ngeselin banget. Pengen ku berkata kasar tapi ini di kantor," gumam Yuki."Argh ... bikin bad mood aja sih," gumam Yuki lagi.Amelia menggeser kursinya mendekati Yuki, "halo, sayang, kenapa kamu kok bergumam ngomel-ngomel? Apa ada hal yang buat kamu kesel?" tanyanya menatap Yuki.Yuki menatap Amelia, "tahu tuh Dion, dia tuh ngeselin banget. Bikin naik darah aja," ucapnya dengan suara pelan agar tak terdengar rekan kerja yang lain. "Eh, emangny dia kenapa?" tanya Amelia berbisik."Masa ya, tadi tuh dia ngatain Pak CEO pas bubaran rapat. Dan aku tegur supaya jaga omongan. Masalahnya 'kan sekarang kita di kantor. Eh dia malah nyolot gitu. Asli pengen banget ku sumpel mulutnya p
Amelia sampai di kantor. Sebelum jam masuk kantor, dia meminta bertemu lebih dulu dengan Thomas di atap gedung kantor.Amelia meminum cappucino hangat dan menatap pemandangan dari atap gedung. Dia menunggu kedatangan kekasihnya."Maaf, aku terlambat. Ada hal mendesak yang harus aku selesaikan lebih dulu," kata Thomas yang baru datang."Ya, nggak apa-apa. Toh kita masih punya cukup waktu untuk bicara," jawab Amelia.Thomas mendekati Amelia, berdiri di sisi kiri Amelia."Ada apa?" tanya Thomas."Aku cuma mau bilang, tolong jangan kasih tahu Yuki atau siapapun dulu tentang hubungan kita. Kamu tahu 'kan, aku baru saja dicampakkan mantanku yang sialan itu. Aku nggak mau Yuki mikir macam-macam," kata Amelia."Maksudmu? Kita kamu mau kita menjalin hubungan rahasia gitu?" tanya Thomas memastikan apa yang dipikirkannya."Ya, kurang lebih seperti itu. Anggaplah kalau di kangor kita ya kayak biasanya aja. Nggak apa-apa, 'kan?" jawab Amelia.Thomas diam sesaat, lalu menjawab."Ya, ok. Aku nggak a
Keesokan harinya ...Amelia bangun dan mendapati Thomas sudah tidak ada di sampingnya. Dia segera bangun dan mencari keberadaan kekasihnya itu. Setelah Amelia melihat sarapannya sudah tersedia di meja makan bersama sebuah catatan, disitu dia baru mengerti kenapa Thomas sudah tidak ada saat dia bangun."Baby, maafkan aku. Aku harus segera pulang dan bersiap ke kantor. Aku belum menyusun jadwal Pak CEO hari ini, jadi aku nggak bisa menunggumu bangun dan kita nggak bisa sarapan bersama. Setelah bangun bisakah kamu menghubungiku? Jangan lupa makan sarapannya ya. Dari Thomas, kekasihmu."Amelia tersenyum, "ya, kali ini saja aku memaklumimu. Tidak untuk lain waktu," katanya. Amelia segera meninggalkan meja makan untuk kembali ke kamar. Dia ingin mandi dan bersiap, agar bisa mengubuhungi Thomas setelahnya. ***Apartemen Yuki ...Yuki membuka mata perlahan dan menatap langit-langit kamarya. Dia mengedipkan mata beberapa kali agar pandnagan matanya yang sedikit kabur menjadi jernih."Umh, ja
"Menginaplah," pinta Yuki. Menatap dalam mata Cristopher."Kamu sungguh-sungguh memintaku menginap?" tanya Cristopher serius.Yuki menganggukkan kepala, "Ya, saya serius. Menginaplah dan mari menghabiskan malam bersama," jawabnya."Baiklah. Kalau itu yang kamu inginkan," jawab Cristopher.Cristopher yang berbaring, langsung mengubah posisinya menindih Yuki. Dia langsung menanggalkan pakaian yang dikenakannya.Yuki terpaku menatap dada bidang dan perut Cristopher."Wah, berapa kalipun aku melihat, aku masih nggak percaya ini nyata. Dia seksi banget," batin Yuki. "Apa yang kamu lihat?" tanya Cristopher."Sesuatu yang seksi dan enak dilihat pastinya," jawab Yuki tersenyum.Yuki bangun, dia mendekati Cristopher dan meraba-raba dada bidang Bossnya itu. Tangannya bergerak turun ke perut, lalu berakhir pada milik Cristopher."Kamu sungguh menyukai milik saya ya? Sudah berapa kali kamu menyentuhnya, hm?" tanya Cristopher."Entahlah. Saya tak menghitungnya," jawab Yuki."Saya juga tak akan ti
Yuki baru masuk ke dalam tempat tinggalnya. Tiba-tiba dia dikejutkan oleh Cristoper yang langsung muncul dari balik lemari hias dekat ruang tamu."Baru pulang?" sapa Cristopher.Yuki melebarkan mata, "Pak Cris," panggilnya. Senyumnya langsung mengembang."Saya sampai bosan lho nungguin kamu," kata Cristopher.Yuki segera menghampiri Cristopher, "bapak kok nggak bilang saya kalau mau datang? Kalau tahu 'ka saya bisa pulang lebih awal," katanya. Cristopher mengusap wajah Yuki, "saya nggak mau ganggu waktumu dan temanmu bersama. Biarpun bosan saya bisa nunggu kok," jawab Cristopher.Yuki memeluk Cristopher, "maaf ya," ucapnya.Cristopher mengusap punggung Yuki, "iya, nggak apa-apa. Kamu bisa mandi dulu. Saya sudah siapin sesuatu untukmu," bisiknya.Yuki melepas pelukan, "apa? Bapak siapin apa buat saya?" tanyanya bersemangat."Mandi dulu. Baru saya kasih tahu. Cepet sana," jawab Cristopher. Segera dia memnutar tubuh Yuki dan mendorong punggung Yuki menuju kamar.Yuki segera melakukan ap
Amelia membuka pintu sebuah mobil, masuk dan segera menutup pintu mobil. Di dalam mobil, sudah ada Thomas yang menunggunya."Ada apa, Pak?" tanya Amelia menatap Thomas."Sudah selesai makan dan mainnya sama Yuki? Kok cuma sebentar?" tanya Thomas balik, tanpa menjawab pertanyaan Amelia."Ya karena kami memang sudah mau pulang aja. Bapak nggal jawab pertanyaan saya, kenapa minta ketemu saya?" tanya Amelia usai menjawab pertanyaan Thomas.Thomas mendekatkan wajahnya mentap Amelia. Dipegangnya wajah Amelia untuk melihat luka-luka diwajah Amelia."Masih belum pulih benar ya," ucap Thomas.Amelia mengerutkan dahi, "bapak ngapain?" tanyanya dengan suara pelan.Thomaa menatap Amelia, "saya lagi lihat luka kamu," jawabnya."Eh, bapak nggak usah segininya. Saya kaget lho bapak tiba-tiba pegang-pegang wajah saya, terus dekat-dekat saya. Untungnya saya nggak salah paham," ucap Amelia. Amelia sengaja mengungkapkan isi pikiran dan hatinya."Salah paham apa?" tanya Thomas."Salah paham kalau bapak
Amelia dan Yuki makan malam bersama di sebuah restoran. Selesai makan, Amelia mengajak Yuki jalan-jalan sebentar di taman pusat kota."Tumben mau aku ajak jalan-jalan," kata Amelia."Sesering itu kah aku menolakmu, Nona Amelia?" tanya Yuki menggoda Amelia."Iya, sering. Sering benget. Diajak ke mana-mana selalu aja tuh jawabannya males, capek, aduh lain kali aja ya. Sampai gemes, tapi ntar alu gemesin kamunya ngambek," jawab Amelia.Yuki tersenyum cantik, "aduh, aduh, teman kesayanganku ngambek nih. Uh, imutnya ... " ucap Yuki menggoda Amelia lagi."Omong-omong, pernikahan Dion dan Luna itu serius atau gimana ya?" tanya Amelia.Yuki menatap Amelia, "emang kenapa? Ada yang salah dengan pernikahan mereka?" tanyanya."Kamu enggk buka undangannya? Nggak baca isinya?" tanya Amelia.Yuki menggelengkan kepala, "enggak. Aku aja lupa aku taruh mana undangannya. Kayakny sih di laci meja kantor. Apa kebawa pulang ya? Nggak taulah, nanti aku cari. Emang apa isinya? Dan kapan itu acaranya? Soalny
Amelia dan Yuki kembali bekerja setelah makan siang. Keduanya fokus pada pekerjaan masing-masing. Sesekali Ameli mengintip Yuki. Terlihat Yuki bergitu serius bekerja, membuat Amelia tak enak kalau sampai mengganggu temannya itu."Apa yang dimaksud Dion tadi, ya? Astaga, aku sampai segininya kepikirian. Satu-satunya biar nggak penasaran ya aku langsung tanya ke Yuki. Cuma dia sekarang lagi sibuk. Gimana dong?" batin Amelia.Amelia menghela napas panjang. Mau tak mau dia harus sabar menuggu setelah pulang kerja agar bisa bicara dengan Yuki.***Pukul 17.15 sore. Terlihat Yuki sedang berkemas. Begitu juga Amelia. Selesai berkemas, Amelia menghampiri Yuki dan mengajak Yuki pulang bersama."Yuk, pulang bareng," kata Amelia menawari."Yuk," jawab Yuki.Amelia dan Yuki pergi meninggalkan ruangan bersama. Keduanya menunggu di depan lift, dan saat pintu lift terbuka, tampak Cristopher dan Thomas ada di dalam lift. Thomas tersenyum menatap Amelia dan Yuki. Amelia juga tersenyum, dan keduanya