Share

Bab 22. Jebol Juga (1)

Orang bilang kentut di depan suami itu adalah bagian dari bentuk keakraban sekaligus tanda kita sudah nyaman. Nah, masalahnya kentut yang kulakukan itu terbilang kentut yang kurang ajar jauh dari kata bentuk akrab.

Orang lagi sakit malah dikasih kentut. Untung jadi sembuh, coba kalau jadi nambah sakit? Bisa bahaya jika Pak Ravi pingsan karena baunya.

"Udah buang air besarnya?" tanya Pak Ravi saat aku baru keluar dari toilet.

Aku nyengir kuda. Merasa bersalah juga lega. Pantas saja kentutku bau soalna aku baru ingat belum BAB.

"Udah Pak. Hehe ... oh ya, buburnya enak gak?" kataku sambil menghampiri Pak Ravi yang sedang duduk di atas kursi meja makan. Mengalihkan issu adalah jalan ninjaku.

Aku mengambil tempat tepat di depan Pak Ravi yang masih sibuk menyantap bubur yang kubuat tadi.

Melihat Pak Ravi terlihat lebih baik dan segar, dalam hati aku tersenyum senang, setidaknya dia tak nampak mengkhawatirkan lagi meski masih sedikit pucat.

"Mau jawaban jujur atau modus?"

Bukannya menjawab,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status