Share

4. Satu Gedung Apartemen

Ran sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah barunya. Dengan langkah malas dia menghampiri meja makan.

"Ecca kebo banget sih, mentang-mentang sibuk kuliah,” gerutu Ran, dia bangkit lalu mengambil buah apel di kulkas dan langsung menggigitnya.

Apartemen yang baru Ia tinggali lima bulan ini memang cukup luas, ini adalah apartemen yang orang tuanya berikan sebagai kado pernikahannya. Akan tetapi sejak menikah dia dan Dio lebih memilih tinggal di rumah kecil yang sudah mereka beli dan untuk sekarang apartemen ini sangat berguna, terlebih apartemen ini atas namanya.

"Semangat Ran. Ini demi sahabat lo.” Ran menyemangati diri sendiri untuk hari ini.

Ran menghabiskan buah apel lalu dia mengenakan sepatu berwarna hitam lengkap dengan kaus kaki putih. Dia mengenakan ransel dan langsung keluar dan menutup pintu. Dia berharap harinya akan lebih ringan sekarang, dia akan fokus menjalani perannya sebagai Gaurine dan menyingkirkan segala hal yang membuat harinya berat.

"Oh, ternyata lo tinggal di sini ....”

Suara seorang pria mengejutkan Ran, dia langsung berbalik dan mendapati ada Gilang yang baru saja menutup pintu apartemen di sebelahnya.

"Lo!" Ran menunjuk pria di depannya dengan telunjuk tanda menantang.

"Biasa aja kali lihat cogan.” Gilang menyeringai.

"Cih, cogan lu kata? Najes! Lagian mana ada cogan buta kayak lo pake nabrak gue segala pas hari pertama gue sekolah,” cerocos Ran.

Ran tahu harinya memang tidak akan semudah ekspektasi yang dia harapkan. Tuhan selalu saja mengujinya!

Gilang terkekeh, "Lo emang bawel ya, kayak tante-tante.”

"Hah!" Sontak Ran langsung berteriak karena merasa tertuding oleh Gilang.

"Tapi muka lo baby face gitu sih, walaupun lo tante-tante yang nyamar jadi anak SMA gak bakalan ketahuan.” Gilang tersenyum sinis, matanya menatap Ran dalam.

Ran terkejut. "Maksud lo?"

Tenggorokan Ran seperti tercekat dan matanya melotot. Dia sekaan tertuduh dan sedang dikuliti oleh anak SMA ini. Apa Gilang mencurigainya? Apa pria bau kencur itu menyadari bahwa Ran bukanlah Gaurine yang seharusnya ada di SMA Antariska.

Gilang tertawa melihat ekspresi Ran yang salah tingkah dan garang. Tentu dia hanya menebak bukan benar-benar menuduh. Tidak mungkin ada orang dewasa repot-repot ingin jadi anak SMA. Itu pikir Gilang.

"Kok ketawa sih? Dasar gila!” bentak Ran yang tidak berniat menurunkan nada bicaranya.

"Sans ae kali, Ran. Gue bercanda, lagian mana ada tante-tante yang mau nyamar jadi anak sekolah apalagi tante-tantenya kayak lo, cantik tapi gila. Ha ha ha ha ....”

Wajah Ran merah padam, tapi dengan cepat ekspresinya berubah menjadi terkejut saat Gilang menarik lengannya.

"Eh, apa-apaan nih?"

"Ikut gue, kita berangkat bareng,” ucap Gilang.

"Ih! Gue gak–"

Bruk!

Gilang memojokkan Ran pada dinding. Perempuan itu terkejut bukan main.

"Ikut atau gue ....” Gilang memainkan tangannya di pipi Ran.

Sial, lorong apartemen sangat sepi seperti biasanya. Terlebih Gilang mengunci pergerakan tubuhnya.

"Sepi ....” Gilang berbisik tepat di depan wajah Ran.

Ran menghela napas, dia tidak mau dilecehkan oleh berondong seperti Gilang. Ya, walaupun Gilang berparas tampan tapi dia tidak mau.

"Oke, puas!" ujar Ran.

Cup!

Ran membelalakkan mata saat Gilang mengecup pipinya tanpa permisi. Ran tersadar saat Gilang sudah menyeretnya menuju tempat parkir apartemen.

'ARGHHHH! GUE DICIUM BERONDONG GANTENG MASAAA!'

Ran merutuki hatinya yang begitu senang dicium oleh Gilang. Apa dia sudah gila?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status