Share

6. Sentuhan Anak SMA

Hari ke sepuluh Ran bersekolah dia mulai mengerti pelajaran walau belum sepenuhnya. Itulah untungnya jika dulu dia selalu berprestasi di sekolah. Dan sepuluh hari ini juga dia harus berhadapan dengan cowok bernama Gilang Kertarajasa. Di sekolah dia harus beradu mulut sebelum masuk kelas, dan saat keluar kelas pun sama. Dan sekarang, saat dia kembali ke kediamannya, sama saja, karena ternyata Gilang adalah tetangganya, apartemen mereka hanya berjarak satu kamar.

Lalu saat dia hendak menaiki lift ada pria itu juga. Tuhan memang selalu ingin mengujinya!

"Ck, lu bisa gak sih gak nyampah di depan mata gue? Bosen gue lihat lo lagi lo lagi!" Ran mencengkeram rok saking frustrasinya.

Gilang melakukan kebiasaannya, yaitu memainkan kunci mobil. Dia tersenyum sinis, lalu ia berjalan memasuki lift, mendahului cewek yang sudah mengajaknya adu mulut.

Ran melihat arloji di tangannya, lalu dia juga ikut memasuki lift. Dia ingin segera berbaring di kamar dan mengerjakan sesuatu yang genting.

"Gue telat lagi, gara-gara lo nih! Ihhh, sebel tahu sepuluh hari sekolah bukannya tambah pinter malah IQ gue nurun gegara cowok dism sebelah gue.” Ran melirik Gilang yang berada disampingnya, pria itu tengah memainkan ponsel.

Gilang memutar bola matanya, semenjak kejadian di kantin saat Rakha meneriaki julukannya, cewek ini selalu mengejeknya. Oke, memang benar Gilang tidak pintar dalam pelajaran, tapi soal wanita, gampil!

"Mana gue telat lagi!" Ran masih saja mengoceh.

Gilang geram, saat lift akan terbuka, Gilang langsung menahan tangan Ran, lalu menggunakan akses miliknya untuk naik ke lantai teratas.

"Ehh! Kita udah nyampe! Kok malah lo mencet lagi sih! Gilang!”

"Lo nantangin gue dari tadi, dan oh ya gue juga masih inget tantangan lo itu.” Gilang tersenyum penuh arti.

Ran melotot mendengar penuturan Gilang.

"Lo bilang gue anak kecilkan, gue mau lo rasain yang katanya kalo anak kecil sekali nempel langsung mundur,” desis Gilang, senyumannya terus diperlihatkan.

"Jangan bilang lo mau lakuin itu ke gue sekarang?”

"Emang iya.”

"GUEE–!”

Gilang memojokkan Ran dan dengan mudah cowok itu menahan gerakan kaki dan tangan Ran.

Ran terkejut saat dia tidak dapat celah untuk sekedar memukul bahu Gilang.

"Lepasin gue!"

Gilang melepaskan tangan Ran dia langsung menahan leher gadis itu dan mendekatkan wajahnya. Gilang tak peduli saat Ran mulai memukuli bahkan menjambaknya.

"Mau kering atau basah, sayang?" tanya Gilang sensual.

"Jijik Lang! Jijik! Ogah gue dicium sama anak kecil kayak lo!" teriak Ran.

Gilang terkekeh, "Kita buktiin, lo jijik atau mau lanjut.”

Ran menginjak kaki Gilang, tapi rupanya itu tidak mempan. Anak SMA ini sudah menyiapkan diri untuk itu bahkan dia tetap berdiri di hadapan Ran dengan seringai seramnya. Apa ini? Ran seperti anak domba yang dijegat serigala.

"Gak gue—mphh ....”

Gilang langsung memulai aksinya membuat Ran terkejut sebab anak SMA ini ternyata memang sangat kesal dan membuktikan ucapannya.

'MAMAAA! ANAKMU DICIUM BERONDONG! AKU TEENODAI SETELAH LIMA BULAN GAK DICIUM COWOK!' batin Ran.

Gilang benar-benar lihai, dia menekan kepala Ran dan memperdalam ciumannya.

Ran berhenti memukuli Gilang, dia hampir terbawa suasana dan mengikuti permainan berondong yang tengah menciumnya.

Saat terdengar bunyi KLING! Seseorang langsung terkejut melihat dua sejoli yang sedang ....

"KALIAN NGAPAIN?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status