Share

7. TERCYDUC

"KALIAN NGAPAIN?!"

Perempuan dengan rambut dicepol ke atas ini melongo, terlebih lagi melihat dua orang yang beraksi di lift tidak terpengaruh dengan teriakannya.

Gilang tetap melanjutkan aksinya, dia sudah berhasil membawa Ran larut dalam permainannya. Ran melingkarkan tangannya di leher Gilang, membalas setiap permainan Gilang.

"OOY! STOP NAPAH! GUE JUGA JADI MAU, ASTOGE!"

Tetap saja kedua orang itu tidak terpengaruh. Hebat bukan? Mereka tak tahu malu.

"Ran!"

Ya dia tahu siapa Ran, karena dia adalah Ecca sahabatnya. Dia tidak menyangka saat ingin menaiki lift melihat sahabatnya tengah melakukan hal tidak baik dengan lelki berseragam SMA. Apa Ran waras? Dia tidak sadar akan statusnya sekarang?

Gilang maupun Ran mulai kehabisan napas, lalu keduanya menghentikan aksi mereka.

Ecca menatap kedua makhluk itu datar, dia memasuki lift dan menekan lantai tujuannya.

"Udah?" tanya Ecca dengan nada putus asa.

Ran masih berpelukan dengan Gilang dan bersender di dada badang pria itu, terlebih Gilang lebih tinggi darinya. Gilang tersenyum penuh kemenangan. Dia sudah bertekad dan pasti dia akan menaklukkan perempuan galak ini. Dia akan membuktikan bahwa semua perempuan akan tergila-gila kepadanya. 

Ecca mendengus sebal, masih terkacangi oleh dua orang berseragam SMA itu.

"Ran!" teriak Ecca agar sahabatnya itu sadar.

Ran membelalakkan mata, dia mendongak, lalu melihat Gilang tersenyum meledek. Dengan sigap ia mendorong Gilang membuat cowok tinggi itu terbahak-bahak. Ya dia tertawa puas.

"Lu?!" Ran siap memukul Gilang, tapi arah matanya memperhatikan Ecca yang baru ia sadari kehadirannya.

"Ecca? Sejak kapan—“

"Dari tadi, hot banget masa.” Ecca menyindir.

Ran menunduk, merasa sangat malu. Dia tidak menyangka Gilang bisa membuatnya terbuai seperti ini.

'MAMAAA GUEE TERCYDUC DAN TERNODAI MAAA!' teriak Ran dalam hati.

"Ikut gue! Lu juga!" Ecca menunjuk Gilang yang masih saja tertawa tanpa dosa.

"Lah gue juga?" Gilang mendengus.

"Lu itu udah ngapa-ngapain sah—”

"Kak!" Ran berteriak, agar Ecca menghentikan ucapannya.

Ecca tersadar, Ran yang ada di hadapannya ini sedang berperan sebagai Gaurine, bukan Cecilia sahabatnya. Akan tetapi kenapa dia harus jadi kakaknya? Pikir Ecca jengkel.

"Dia adek gue goblok! Lu cium dia di lift ya harus kena tebas sama gue!" Ecca menoyor kepala Gilang.

"Lah, dia kagak nolak!" bela Gilang.

"Lu tadi maksa gue IQ jongkok!" ujar Ran.

"Tapi lo baleskan? Jadi gue anggap lu juga mau, mangkanya gue lanjutin!" Gilang tersenyum meledek.

"Kalo lo gak maksa gue, gue gak akan bales Gilang peak!" ujar Ran.

Gilang menghadapkan tubuhnya kearah Ran. "Gue maksa di awal doang, dan dengan mudahnya lo ke bawa permainan anak kecil kayak gue!"

"Iiihhhh! Dasar nyebeliiin!" Ran hendak memukul Gilang tapi cowok itu langsung menahan tangannya.

"Gue udah hafal serangan lo! Berani nyerang lagi gue serang lu, kali ini di ranjang!" tutur Gilang, otaknya memang mesum.

"Gue gak takut sama anak kecil kayak lo!"

"Oh ya? Dan btw gue menang! Gue bisa buktiin kalo anak kecil kayak gue gak nempel langsung mundur!"

Ecca menggeram, lift terbuka lalu ia menarik tangan Ran dan Gilang dan menyeretnya keluar. Dia menggunakan seluruh tenaga sampai terdengar suara BRUK!

"Aduuhhh!" Gilang dan Ran kompak merengek kesakitan karena Ecca mendorong mereka hingga tersungkur ke lantai.

"Mau gue banting lagi atau ikutin gue?"

Gilang dan Ran langsung berdiri, merasa seram dengan ancaman Ecca yang tidak mungkin main-main. Terlebih Ran tahu sahabatnya itu jago silat.

Ecca berjalan dan kedua anak SMA itu mengikutinya. Walau yang satunya anak SMA jadi-jadian.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status