Share

5. Taruhan

Rakha menghela napas gusar, Leon yang melihat itu langsung berdecap kesal.

"Si Gilang mana sih? Ninggalin kita di apart seenaknya sekarang malah telat ke kantin, gue congkel matanya baru tau rasa!"

Rakha mengangkat garpu yang dia pegang, kini giliran Leon yang menghela napas.

"Serem lu njerr! Mentang-mentang ketahuan anu sama Nisa jadi gini,” sindir Leon.

"Ck diem lu, jangan tambahin mood gue jadi buruk!" ujar Rakha tak santai.

Rakha memang baru saja dilabrak oleh Lisa karena kepergok bermesraan dengan kembarannya Nisa di belakang sekolah. Jika diperhatikan lebih jeli, tingkat ke playboyan Rakha memang tidak tenar, tapi dia satu-satunya orang dari kedua sahabatnya yang sudah pernah berhubungan sangat jauh dengan pacarnya. Jadi dia lebih berpengalaman dibandingkan Gilang. Jika dia mau dia bisa menjadi buaya tenar seperti Gilang Kertarajasa.

"Shit! Lo bisa gak sih gak ikutin gue Gilang peak!"

"Lo bisa gak manggil nama gue gak pake embel-embel peak?!"

Rakha dan Leon beralih memperhatikan dua manusia yang tengah berdebat. Mereka Gilang dan Ran.

"Apa itu mangsa baru Gilang?" tanya Leon.

"Cantik njer, tapi kok gue baru lihat ya?" Rakha berpikir keras.

"Panggil sono si IQ Jongkok,” Suruh Leon.

"OYY PLAYBOY IQ JONGKOK! SINI LU!" Tanpa berbasa-basi Rakha berteriak membuat seisi kantin melihat k earahnya dengan tatapan sinis karena merasa terganggu.

Gilang yang merasa terpanggil menoleh dan mendapati Rakha dan Leon yang menatapnya bak melihat mangsa lezat.

"IQ jongkok?" desis Ran, dia melihat Rakha dan Gilang bergantian, lantas ia mengerti siapa yang dimaksud oleh Rakha.

"Iya lu, Gilang Kertarajasa anaknya Dedy Kertarajasa yang sering ngelawak itu!" teriak Leon, sengaja mempermalukan Gilang.

Gilang menggeram merasa dipermalukan. Ran melihat name tag yang dikenakan oleh Gilang tertulis nama lengkap pria itu, Gilang Kertarajasa. Dia baru fakta besar sekarang.

"Jadi playboy dengan IQ jongkok itu lu! Astogeee pas banget masa! Hahahaha!" Ran benar-benar tertawa lepas.

Gilang langsung membekap mulut Ran.

"Mphhh!" Ran menggeliat.

"Diem lu atau gue habisi lo di sini, kali ini di bibir!" ancam Gilang dengan berbisik.

Ran melepaskan tangan Gilang dengan paksa. “Coba ae kalo lo berani. Dasar playboy IQ jongkok.”

"Lu nantang?" ujar Gilang.

"Iya, emang kenapa? Lu kira gue takut gitu sama anak kecil kayak lo? Paling juga nempel langsung mundur,” cerocos Ran, dia menginjak kaki Gilang lalu pergi.

"Oy, awas lu!" teriak Gilang.

Sebelum benar-benar pergi Ran menjulurkan lidahnya.

"Gak sadar apa dia juga masih kecil,” desis Gilang, tanpa terasa dia tersenyum seraya terus memperhatikan kepergian cewek aneh itu.

Rakha berdecap sebal saat Gilang dengan santai duduk di depannya. Gilang mengumpat cewek bernama Ran itu.

"Heh, lu ninggalin kita kenapa, hah?" tanya Rakha.

"Gegara tuh cewek,” ungkap Gilang, dia memesan bakso dan es teh manis.

“Kok bisa?” Rakha kembali bertanya.

“Gue ketemu dia di depan rumah,” jawab Gilang tidak berniat berbohong sama sekali. Dia selalu jujur dengan kedua sahabatnya.

"Kok tuh cewek bisa di tempat lu?" tanya Leon.

"Dia tinggal di sana, ini kesempatan gue buat bales perlakuan dia kemarin!" Gilang mengepalkan tangannya di udara.

Rakha menatap Leon, mencoba bertanya dengan isyarat mata. Leon langsung mengedikan bahu.

"Gue bakalan bales tuh cewek, bekap mulutnya biar gak nyerocos lagi, jewer balik kupingnya itu! Iya gue harus bales dendam! Tunggu pembalasan cogan, hahaha!"

Rakha dan Leon bergidik ngeri, merasa sahabatnya ini sudah gila.

"Kalian kok diem aja sih! Dukung gue kek!" seru Gilang berapi-api.

"Emang lo mau nyaleg di mana, Lang?" tanya Leon dengan tampilan wajah tanpa dosa itu.

"Jadi presiden baru? Yang ada semua cewek lu embat kita kagak kebagian,” ujar Rakha, dia terkekeh.

Leon tertawa mendengar penuturan Rakha, terlebih Gilang yang kini mengerucutkan bibirnya pertanda dia jengkel karena tidak mendapat dukungan.

"Kasih gue waktu sebulan untuk buat Ran tergila-gila sama gue." Gilang menatap Leon dan Rakha penuh yakin.

Kedua pria itu meringis mendengar penuturan Gilang yang penuh tekad.

“Kalo gagal?” Rakha menantang, dia merasa kejadiannya akan seru jika begini caranya. Dia menyukai tantangan.

“Gue traktir lo makan—”

“Ogah, gue orang kaya,” saut Rakha dan Leon kompak.

Sombong!

Gilang menatap sinis dua orang di depannya. “Iya tahu gue ....”

“Kalo lo gak bisa, lo harus berhenti mainin cewek selama sebulan. Lo harus tutup rapat-rapat insting buaya lo,” kata Leon.

Tumben pintar! Itu kalimat yang ada dalam pikiran dua pria ini.

“Setuju! Kalo gue kalah berhenti panggil gue IQ Jongkok.”

“Oke.” Leon dan Rakha berucap serempak.

Sejak hari itu Ran menjadi sasaran baru untuk Gilang menguji kemampuannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status