Share

Chapter 8

“Ethan!” Seru Panji seraya berjalan cepat menghampiri kursi cafe yang sedang diduduki Ethan.

Ethan berdiri. “Panji, long time no see.” Ia segera memeluk Panji ketika Panji mengulurkan tangannya untuk memeluknya.

“Man is it you?” Tanya Panji lagi setelah melepas pelukannya, ia tidak mempercayai pandangannya kalau temannya yang kaya raya dan banyak pengawalnya ada di sini, pasti tidak mudah bagi temannya bisa ke sini dan terbebas dari pengawasan para pengawal ayahnya.

“Yeah it’s me.” Jawab Ethan, seulas senyum tersungging di bibirnya melihat Panji tidak percaya kalau ia sekarang ada di hadapannya.

“Tidak ada yang mengawalmu?” Tanya Panji lagi masih tidak percaya kalau temannya yang super perfect ini tidak dikawal.

“Aku menyuruh mereka diam di mobil.” Kata Ethan seraya mengedikkan bahunya, ia menyengir melihat ekspresi Panji ketika mengetahui ia berhasil menaklukkan para pengawal itu pada akhirnya.

“Man…akhirnya kamu berhasil juga.” Kata Panji senang seraya menepuk bahu Ethan.

“Aku sudah dewasa Man, dan aku harus bisa mengendalikan mereka.” Ucap Ethan.

Panji mengangguk angguk menyetujui. “Yeah aku yakin kamu pasti bisa.”

Panji berhenti sebentar ketika melihat ada yang berbeda dengan penampilan Ethan. Ethan sudah mencukur brewoknya dan rambutnya yang hitam kembali coklat pirang, lalu ia melanjutkan.

“Kamu berbeda sekarang.”

Ethan tahu maksud Panji. “Itu hanya untuk photoshoot agar aku terlihat seperti laki laki sukses.” Sahut Ethan menyengir.

Panji pasti melihat iklan itu, lagipula ada alasan lain kenapa ia harus mengubah penampilannya dan hal itu juga berkaitan dengan ayahnya. Ayahnya menyuruhnya untuk menyamarkan dirinya ketika melakukan photoshoot untuk resort The Blue Pearl Island Bali.

“Bagiku kamu sudah menjadi laki laki sukses meskipun kamu mengubah penampilanmu.”

Itu benar mau diubah seperti apapun penampilan Ethan, Ethan masih seorang laki laki sukses yang tampan, tentu saja dengan kekayaan yang dimilikinya meskipun Ethan tidak pernah menunjukkannya, Ethan selalu sopan dan rendah hati.

“Bagaimana denganmu, aku melihatmu tampil di acara Super Chef di televisi.”

“Kamu melihatku?” Tanya Panji tampak tidak percaya kalau temannya sempat menonton acara di televisi.

Ethan mengangguk. “Sejak berada di Bali aku memiliki banyak waktu untuk menonton.” Kata Ethan sambil tersenyum.

“Sebenarnya ayahku yang ditawari tampil di acara itu, aku hanya di balik layar, kamu tahu aku lebih jago soal keuangan daripada masak.” Jelas Panji sambil menyengir.

“Lalu kenapa kamu yang tampil?”

“Ayahku demam panggung.”  Bisik Panji, ia kembali menyengir.

“Acara itu kesempatan yang bagus untuk menaikkan omset, jadi aku lah yang maju tapi tentu saja dengan bimbingan ayahku.” Lanjut Panji.

“Sepertinya kamu berhasil menaikkan omset.” Kata Ethan sambil melayangkan pandangannya ke ruangan cafe yang banyak pengunjungnya bahkan ketika tadi ia masuk semua meja di luar sudah terisi.

Panji mengangguk sambil tersenyum. “Mereka semua penasaran dengan masakan yang aku tampilkan kemarin dan ingin mencicipinya langsung”  

“Ethan kamu sudah di sini?” Suara ibunya Panji memotong percakapan mereka. Mereka segera berpaling dan melihat ibu dan ayahnya Panji sedang berjalan menghampiri mereka dengan wajah berseri.

“Halo Mrs. Maulina.” Ethan memeluk ibunya Panji. “Halo Mr. Mahadevan.” Lalu memeluk ayahnya Panji.

“Ethan kenapa kamu duduk di sini.” Kata ayahnya Panji.

“Iya aku sudah menyiapkan makanan spesial untukmu.” Ibunya Panji tersenyum senang.

“Aku sudah bilang sama ibuku.” Kata Panji menyengir tidak merasa bersalah ketika mendapat tatapan peringatan dari Ethan agar jangan merepotkan kedua orang tuanya.

“Ini tidak merepotkan dan kamu memang harus disambut dengan meriah.” Sergah ibunya Panji tahu maksud ucapan anaknya.

“Tapi…”

“Tenang tidak di sini kok tapi di ruangan lain.” Tambah Panji seraya mengerling kearah Ethan.

Ethan menghela napasnya, ia tahu kedua orang tua Panji sangat baik dan pengertian sama seperti Panji, bahkan Ethan sudah dianggap anak oleh mereka. Ethan membiarkan ibu Panji menggandeng tangannya untuk ikut ke ruangan yang sudah disediakan untuk dirinya, dan Ethan lupa buku Filosofi karyanya untuk Panji tertinggal di atas meja cafe.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status