Share

Bab 10 Kabur

last update Last Updated: 2025-03-09 09:41:51

“Ya Tuhan, aku kira nggak ada kamu di sini, Rena. Mereka … mereka lagi ngejar aku. Mereka tahu kalau aku mau kabur dari sini,” ujar Nabila.

Rena yang tengah duduk di ruangan itu, dengan sigap memberikan air minum kepada Nabila.

“Minum dulu, aku akan cari solusi supaya kamu bisa keluar dari sini,” sahut Rena.

Nabila mengangguk, lantas menerima satu gelas berisi air putih tersebut. Setelah meneguk air putih itu hingga tak bersisa, Nabila mulai merasa sedikit tenang.

“Pokoknya kamu harus tenang, aku tidak akan membiarkan mereka menangkapmu dan menjadikanmu budak penghasil uang untuk mereka,” imbuh Rena.

Rena kemudian mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan.

“Kamu masuk ke dalam lemari itu, kamu akan aman ada di dalam sana,” tunjuk Rena.

“Tapi-”

“Sudah cepat masuk, mereka semakin mendekat.” Rena mendorong tubuh Nabila untuk masuk ke dalam lemari lalu menutupnya hingga rapat.

Rena kemudian duduk santai sambil menyeruput satu gelas kopi di depan sebuah laptop.

Pintu pun terbuka le
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 141 Bayi Tua

    Akhirnya keluarga Mona pergi tanpa membawa barang-barang yang pernah Gala berikan termasuk mobil. Mereka hanya membawa pakaian dan barang-barang hasil dari uang mereka sendiri. Ibarat kata, hukum tabur tua memang benar adanya. Mereka yang serakah akan uang, dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang secara instan, kini mereka harus menerima balasan yang telah mereka perbuat.“Terima kasih, Pak Gala. Saya sangat suka dengan rumah ini. Desainnya, halaman yang cukup luas, serta lokasinya sangat strategis,” ucap Ibnu.“Sama-sama, Pak Ibnu. Syukurlah kalau Pak Ibnu suka, ini kunci rumahnya. Kalau begitu, saya pamit pulang,” sahut Gala.Gala dan Ibnu pun berjabat tangan. Gala telah deal melepas rumah itu kepada Ibnu.Setelah urusan selesai, Gala pun mendekati mobilnya, lalu mengemudikan mobilnya seorang diri. Ia pun menyuruh pak Ujang yang sedari tadi menunggu di luar, untuk membawa mobil yang pernah ia belikan untuk keluarga Mona.Setelah perjalanan cukup lama, Gala dan pak Ujang

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 140 Jangan Mimpi

    “Saya Akbar, ini Mona istri saya dan itu anak kami, Nadin. Em … mohon maaf, Mas Ibnu, ada keperluan apa, ya, sehingga Mas Ibnu datang ke rumah kami?” tanya Akbar begitu penasaran.Ibnu kemudian menoleh ke arah sopirnya sambil memberi kode.Sopir Ibnu mengangguk, lantas membuka tas yang mereka bawa. Dikeluarkannya sebuah buku sertifikat rumah lalu ditunjukkan kepada Akbar dan keluarganya.Akbar lalu menerima sertifikat rumah itu, lalu melihat dan membacanya.“Loh, ini kan sertifikat rumah ini. Kenapa bisa sama Mas Ibnu? Ada apa ini sebenarnya?” tanya Akbar, ia mengerutkan kedua alisnya.Mona dan Nadin tercengang. Belum paham maksud kedatangan Ibnu dan menunjukkan sertifikat tersebut.“Benar, ini adalah sertifikat rumah ini. Pemilik sah rumah ini yang sebelumnya yaitu pak Gala, telah menjual rumah ini kepada saya. Mohon maaf, saya harus mengatakan hal ini kepada kalian. Mohon pengertiannya, untuk segera mengosongkan rumah ini sekarang juga,” jawab Ibnu.Nadin berdiri sambil menatap taja

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 139 Tamu Tampan

    Keesokan paginya, suasana di dapur rumah Mona telah riuh ramai dengan suara alat penggorengan yang silih beradu. Mona tengah berkutat sendiri di ruangan itu. Aroma masakan tercium ke seluruh penjuru ruangan.Mona tengah membuat sarapan pagi itu seorang diri. Pagi itu, Mona tampak kerepotan dengan aktivitas yang tidak seperti biasanya ia lakukan. Di tengah-tengah sibuknya memasak, tiba-tiba Mona meringis, perutnya mendadak mulas.“Nadin, ke sini dulu!” panggil Mona.Nadin yang tengah duduk santai di ruang TV sambil menonton film kesukaannya, hanya diam tidak menanggapi panggilan Mona.“Nadin, cepat ke sini dulu! Bantuin Mama sebentar!” panggil Mona, kini suara itu setengah berteriak.“Ck, apaan sih, Mama? Orang lagi seru, juga!” gerutu Nadin, ia pun beranjak dari duduknya.Nadin berjalan malas ke arah dapur. Ia melipat kedua tangannya dan menyandarkan sebelah bahunya di ambang pintu.“Ada apa sih, Ma, teriak-teriak? Aku lagi nonton TV, loh!” ujar Nadin.Mona makin meringis, lantas mend

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 138 Talak

    Seketika Gala dengan cepat menutup aplikasi m-banking miliknya. Ia hampir saja melakukan transaksi itu. Ia begitu ceroboh dan nyaris melakukan kesalahan. Namun, beruntung ia menemukan kejanggalan itu di waktu yang tepat.“Loh, kok belum masuk juga uangnya,” imbuh Laksmi, ia menyoroti layar ponselnya.Gala menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku celana. Ia menatap Laksmi begitu tajam. Tatapan mata Gala membuat Laksmi bertanya-tanya.“Kenapa menatap Tante seperti itu? Katanya mau bayarin hutang ayahnya Nabila. Tapi kenapa uangnya belum masuk juga?” tanya Laksmi merasa heran.“Om lihat tangan Tante Laksmi. Apakah pemikiran kita sama?” tanya Gala.Bayu tampak tidak paham dengan apa yang diucapkan Gala barusan. Begitu pun juga dengan Nabila.“Ada apa, Gala? Ada apa dengan tangannya Laksmi?” tanya Bayu.“Maksud kamu apa, Gala?” timpal Laksmi.Gala menyandarkan kembali punggungnya ke sandaran kursi, ia melipat kedua tangannya.“Om periksa saja tangan Tante Laksmi. Dia sedang mencoba menipu

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 137 Membayarkan

    Bayu mengetuk pintu itu, sambil memanggil nama Laksmi.“Laksmi, kenapa pintunya dikunci?” tanya Bayu, ia merasa aneh.Tidak ada jawaban sama sekali dari dalam. Hanya hening yang tercipta di tempat itu. Membuat Bayu merasa bingung.Bayu terus mengetuk pintu kamar itu, berharap Laksmi segera membukanya. Namun, tidak ada tanda-tanda Laksmi hendak membukanya.Perasaan Bayu seketika menjadi tidak enak. Apakah Laksmi mencoba kabur?Ketukan itu perlahan berubah menjadi sebuah gedoran. Hal itu memicu rasa penasaran Nabila yang mendengarnya. Wanita itu pun menghampiri Bayu, mencari tahu apa yang terjadi.“Kenapa, Om? Kok Om gedor-gedor pintu?” tanya Nabila.Bayu mengusap wajahnya kasar. Tampak sekali gurat kekhawatiran pada wajahnya.“Nabila, sepertinya tante kamu kabur. Pintunya dikunci dari dalam, kemungkinan tante kamu pergi lewat jendela,” jawab Bayu.Nabila membulatkan matanya, tidak menyangka jika Laksmi akan lari dari masalah ini.“Ya Tuhan, tante ….” Nabila mendengus kesal akibat ulah

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 136 Hutang Piutang

    “Jahat!” jerit Bayu.Wajah bayu semakin memerah padam. Ternyata selama ini ia telah dibohongi oleh Laksmi. Penyebab ia tidak bisa memiliki keturunan, ternyata bukan semata karena dirinya mandul. Namun, yang bermasalah ternyata Laksmi yang pernah melakukan aborsi, hingga menyebabkan rahimnya rusak dan tidak bisa memiliki keturunan lagi.“Kamu sudah membohongiku,” ujar Bayu tampak emosi.Laksmi menundukkan kepalanya menatap lurus ke arah lantai.“Aku minta maaf, Mas. Aku takut kamu kecewa jika aku jujur sama kamu. Jangan hanya menyalahkanku saja. Yang lebih bersalah itu adalah ibunya Nabila. Dia penyebab hubunganku dan juga kekasihku hancur. Aku tidak masalah aku pisah dengan kekasihku, jika waktu itu aku tidak mengandung anaknya. Tapi kenyataannya, saat kekasihku meninggalkanku dan menikah dengan ibunya Nabila, aku sedang berbadan dua.Coba Mas bayangkan, wanita mana yang tidak sakit hati melihat kakak satu-satunya yang dia sayangi, menikah dengan wanita selingkuhan kekasihnya dulu. Wa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status