Home / Romansa / ISTRI 48 JAM TUAN CEO / 53. MENEBUS DOSA

Share

53. MENEBUS DOSA

Author: Purple Rain
last update Last Updated: 2025-09-27 20:41:38

Pagi itu Zivanna sudah terlihat sangat sibuk. Hari ini adalah hari di mana Sovia dan Ethan masuk sekolah dasar untuk pertama kalinya. Sejak langit masih gelap ia mempersiapkan segala sesuatunya sendiri, dan Zivanna tampak bersemangat.

“Makannya pelan-pelan, Sovia! Jangan terburu-buru gitu, Sayang… nanti tersedak.” Nasehat Zivanna ketika melihat Sovia begitu antusias untuk menghabiskan sarapannya dengan cepat. “Ethan… habiskan sarapannya, Sayang!” lalu Zivanna beralih pada Ethan yang sepertinya tidak berselera untuk menghabiskan makanannya.

Di tengah kesibukannya, bel rumah berbunyi. Zivanna merasa tidak memiliki janji dengan siapa pun. Dahinya mengernyit samar ke arah pintu, “Sebentar, Mama lihat dulu siapa yang datang di depan. Jangan ribut, ya! Makan pelan-pelan, setelah itu kita berangkat ke sekolah.” Pesan Zivanna sebelum ia meninggalkan meja makan.

Moonlight Bloom masih terlihat berkabut, cuaca dingin akhir-akhir ini membuat Zivanna terlihat mudah lelah. Langkah kakinya sedikit m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    138. MELAKUKAN APAPUN UNTUK KAMU

    Langkah kaki Ethan terasa berat saat mereka memasuki lobi mansion Dirgantara yang sunyi. Meskipun Bella tadi sempat berakting manja di depan Sovia, suasana hangat itu menguap begitu pintu mobil tertutup. Kini, di bawah lampu kristal yang menggantung megah, ketegangan kembali merayap.Ethan mengantar Bella hingga ke depan pintu kamarnya. Ia tidak langsung pergi, melainkan berdiri mematung di ambang pintu, memastikan Bella benar-benar masuk ke zona aman.​“Istirahatlah. Aku akan ada di ruang kerja jika kau butuh sesuatu,” ucap Ethan datar, namun matanya masih menyiratkan kegelisahan yang sama seperti di mobil tadi.​Bella memegang gagang pintu, tapi ia urung membukanya. Ia berbalik, menatap Ethan lekat-lekat. “Mas... soal foto gudang terbakar itu. Apakah itu ada hubungannya dengan kematian ayahku?”​Pertanyaan itu membuat tubuh Ethan menegang. Ia mengepalkan tangan di samping tubuhnya, menyembunyikan getaran halus di jemarinya. “Jangan mikir kejauhan begitu, Bella. Fokus saja pada makan

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    137. AKU TELAH MEMILIHMU

    ​Ethan tetap berdiri tegak, rahangnya mengeras. Meskipun tangannya mencengkeram pinggang Bella dengan tekanan yang hampir menyakitkan, suaranya saat berbicara ke mikrofon tetap tenang dan penuh wibawa.​"Mari kita nikmati sisa malam ini dengan optimisme baru untuk Moonville," tutup Ethan, disambut riuh tepuk tangan.​Begitu ia menurunkan mikrofon, Ethan segera menarik Bella turun dari podium. Langkahnya lebar dan terburu-buru, menyeret Bella melewati kerumunan tamu yang mencoba menyapa. “Aku butuh penjelasan,” todong Bella tanpa harus menunggu.“Nanti. Tapi kau pantas mendapatkan yang terbaik,” jawab Ethan dengan suara rendah.“Semua ini sudah keluar dari isi perjanjian kerjasama kita, Ethan.”“Mas—panggil aku dengan sebutan itu, jika di hadapan semua orang.”“W-What the fck? Lepas! Tanganmu menyakitiku..." Bella meringis, mencoba melepaskan diri dari cengkeraman pria itu.​Ethan tersadar dan melepaskan pegangannya, namun matanya selalu mencuri pandang pada amplop itu. "Sorry…" desis

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    136. KEJUTAN DARI ETHAN

    ​"Berani juga. Pantas saja Elena meradang di luar sana," Sovia membuka tas kecilnya dan mengeluarkan sebatang lipstik. "Dengar, Bella. Butik Butterfly milik keluarga kami yang sekarang aku kelola tidak hanya menjual baju, kami menjual citra. Dan sejauh ini, kau memberikan citra yang menarik bagi Ethan. Tapi ingat satu hal..."​Sovia menatap Bella melalui pantulan cermin, sorot matanya berubah serius.​"Di keluarga Dirgantara, rahasia adalah mata uang. Jika kau punya rahasia yang bisa menjatuhkan Ethan, sebaiknya kau simpan itu rapat-rapat. Karena jika aku bisa melihat kegugupan di balik gaunmu, orang lain juga bisa."​Ia kemudian menyodorkan sebuah kartu nama berwarna perak ke arah Bella. "Datanglah ke butikku besok pagi. Gaun yang kau pakai sekarang sudah 'ternoda' karena tatapan kebencian Elena. Kau butuh sesuatu yang baru untuk acara makan malam keluarga besok."​Bella menerima kartu itu dengan ragu. "Makan malam keluarga?"​"Oh, Ethan belum memberitahumu?" Sovia tertawa kecil samb

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    135. CALON ISTRI

    ​Langkah kaki Bella terasa ringan meskipun jantungnya bertalu-talu di balik gaun emerald green-nya. Ia bisa merasakan tatapan tajam Elena yang seolah ingin melubangi punggungnya, namun ia menolak untuk menoleh. Di sampingnya, Ethan berjalan dengan dagu terangkat, memancarkan aura dominasi yang selama ini menjadi ciri khasnya.​"Sangat berani," bisik Ethan tanpa menggerakkan bibir terlalu banyak saat mereka mulai memasuki area ballroom yang luas. "Aku tidak menyangka kau bisa menjawabnya secepat itu."​"Aku hanya melakukan pekerjaanku, Ethan. Bukankah kau tidak mau rugi karena sudah membayarku?" jawab Bella datar, meski jemarinya yang melingkar di lengan Ethan sedikit gemetar.​Aula Tuscan Twilight dipenuhi oleh aroma cerutu mahal, parfum kelas atas, dan denting gelas kristal. Di sudut ruangan, sekelompok pria paruh baya berpakaian formal tampak sedang berdiskusi serius. Mereka adalah para investor yang disebutkan Ethan—orang-orang yang memegang kunci masa depan proyek ambisiusnya di M

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    134. SELERA YANG MAHAL

    Zivanna hanya mengangguk singkat tanpa mengalihkan pandangan dari piringnya. Atmosfer di meja makan itu terasa begitu berat, seolah setiap denting sendok yang beradu dengan piring porselen adalah detak bom waktu. ​Ethan menepuk punggung tangan Bella sekilas—sebuah kode agar gadis itu segera duduk dan mulai makan. "Panggil dia Mama, Bella. Itu bagian dari peranmu sekarang," bisik Ethan nyaris tak terdengar. ​Bella duduk dengan kaku. Di depannya tersaji sarapan ala bangsawan yang terlihat sangat lezat, namun seleranya seolah menguap. Ia melirik Zivanna, wanita yang tampak sempurna tanpa cela itu. Ada otoritas yang mutlak dalam setiap gerakannya. ​"Jadi," Zivanna akhirnya meletakkan serbetnya setelah beberapa suapan. "Tuscan Twilight. Kau yakin membawanya ke sana, Ethan? Kau tahu siapa yang akan ada di sana selain investor?" ​Ethan menyuapkan makanan ke mulutnya dengan tenang. "Aku tahu. Dan itulah alasan utamanya aku membawa Bella. Aku ingin semua orang tahu bahwa posisiku tidak lag

  • ISTRI 48 JAM TUAN CEO    133. AKU TELAH MEMILIHMU

    "Aku memilihmu karena..." Ethan pun melihatnya, dalam, penuh arti.“Hem,” kepala Bella dimiringkan, menanti sebuah jawaban yang menggantung.“What… Ethan?” tagih Bella, suaranya ditekan, hingga terdengar seperti—kurang sabar.Ethan menarik smirknya, "Itu karena… kamu berani mengumpat di depanku," jawab Ethan asal. Bella menautkan kedua alisnya. “Hanya itu? Gila,” pupus sudah rasa percaya diri Bella, kedua bahuku diturunkan."Ya. Itu karena kamu tidak memandangku seperti mereka memandangku,”“Mereka… siapa?” sahut Bella cepat.​Ia terdiam sejenak, lalu tangannya bergerak naik, membelai pipi Bella dengan ibu jarinya. "Kamu belum menyadarinya, Bella?”Gadis itu terdiam, ia tidak menyela.“Di balik kemarahanmu, kamu hanya menyembunyikan sebuah luka. Kita berdua adalah orang yang sedang bertahan hidup, dengan cara kita masing-masing."​Bella terpaku. Sentuhan itu terasa berbeda—tidak ada aura mengancam, hanya ada keheningan yang intim. ​"Ngomong apaan sih kamu? Aku nggak ngerti deh," bis

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status