Dalam perjalanan tak sengaja kuda bermesin miliknya menabrak seseorang. Hingga ia menghentikan mobil itu secara mendadak. Karena panik, cepat ia keluar dan memastikan keadaannya."Sial! Siapa menyebrang tanpa melihat jalan!!? Apa sudah bosan hidup!?" gerutunya segera membuka pintu mobil, turun dan berjalan menuju depan mobil. Terlihat disana seorang wanita dengan kedua kaki ditekuk; ia menekan kuat lututnya yang berdarah. Mengenakan rok berwarna merah muda selaras dengan jasnya."Apa kau sudah bosan hidup!? Hingga sengaja menabrakkan diri ke mobilku?! Untung saja mobilku tidak lecet!!" Ucapan Exel seolah mengejutkan, wanita itu cepat menoleh ke arahannya."Hai orang kaya tidak memiliki perasaan!! Yang harusnya di salahkan adalah Anda!! Menyetir mobil tanpa melihat depan!! Dan ini malah mencemaskan keadaan mobilnya. Bukannya saya!? Heran, dimana sebenarnya otak Anda!!" sungutnya tidak terima.Exel berjalan maju dan mendorong kepalanya kesal. Dalam keadaan seperti itu, ia masih saja bi
Keduanya mendengar suara bel pintu masuk berbunyi. Beberapa menit kemudian asisten rumah tangga datang memberi informasi jika perawat Aisyah sudah datang."Suruh dia masuk!!" titah Adam."Baik, Tuan."Kedua pria yang masih berdiri ditempat semula, melihat wanita memakai rok dibawah lutut dengan berjalan sedikit pincang. Jantung Exel berdebar. Sepertinya Dewi Fortuna tidak berpihak padanya saat ini. Yang dipikirkan sepertinya benar adalah. Belum melihat wajahnya saja ia sudah merinding aneh. Matanya mengekor dari ujung kaki ke atas sampai terlihat wajahnya.'Astaga!!'Bersamaan gadis itu juga memperhatikan Exel dengan sorot mata membunuh. 'Sialan!! Tatapan matanya sudah seperti iblis betina!!'Wanita itu menjulurkan tangan ke arah Adam, mereka berjabat tangan. Seraya mengenalkan namanya. "Anne." Lalu berpindah ke arah Adam. Betapa terkejutnya gadis itu melihat pria di hadapannya."Anda?!" sapanya dengan menunjuk Exel.Berusaha menjaga wibawanya. Exel berusaha tetap tenang. Menyilangk
"Anda tidak perlu banyak bertanya, sekarang antar saya menuju dapur. Karena harus memasak bubur untuk Mama Anda." Anne bersikap tegas.Exel membuang nafas kasar dan pada akhirnya menunjukkan tempat dapur itu berada."Tuh!! Di sana, semua keperluan bahan kau tinggal cari di lemari pendingin dan lemari bahan. Cari sendiri, jangan manja!!" ucap Exel beralih pergi meninggalkan Anne bekerja sendiri."Dasar pria ketus!! Biar saja jika dia kejam terus, wanita bakal lari ketakutan. Jadi bujang lapuk seumur hidup."Tanpa diketahui, Exel belum pergi dari sana. Suara Anne jelas terdengar oleh pendengaran. Ia berbalik arah."Apa yang kau katakan tadi?!" tanya Exel dengan melipat tangan di pinggang.Wanita itu hanya nyengir. "Tidak, Anda hanya salah dengar." Menarik sudut bibirnya kesamping. Melupakan pria itu, dan mencoba mengalihkan pandangan mencari bahan yang akan di masaknya."Aku ragu, sebenarnya Anda ini seorang perawat, atau hanya wanita yang sedang berpura-pura menyamar menjadi perawat,
"Apa yang Anda katakan!?" tanya Anne dengan mengerutkan kening."Kau jangan bercanda Xel!!" Ivanna merasa pria itu hanya main-main.Anne yang merasa masih memiliki tanggungjawab terhadap pasien segera mengatakan, "Kita bicara di luar, Nyonya Aisyah baru saja tertidur, jangan sampai membangunkannya."Exel lekas menarik tangan Anne, meski gadis itu berusaha menolak. Membuat Ivanna cemburu dan sakit hati."Lepas!" "Diamlah!! Atau aku tidak akan memperpanjang masa kerjamu!!" gertak Exel, terlihat sekali pria dingin sedingin kulkas itu memasang wajah manis. Hampir-hampir Anne mual melihatnya.Ivanna berjalan lebih dulu, dan berhenti di ruang tamu. "Cepat jelaskan padaku, siapa wanita ini, Xel?!" Wanita itu mendaratkan bobotnya di atas sofa panjang. Begitu pula dengan Exel dan Anne. Saat Anne duduk, pria itu pun duduk di sebelah Anne. Bahkan sangat dekat sekali. Sorot mata Ivanna menatap benci pada keduanya. Apa lagi melihat wajah lugu Anne yang memuakkan."Ivanna, seperti yang sudah aku
Anne tanpa sadar menangkap bola mata Exel yang memperhatikannya. "Tuan?! Kenapa Anda melihat saya seperti itu?!"Sontak Exel harus mencari alasan untuk mengelak. "Apa, aku tak dengar? Memperhatikan mu?! Emang siapa kamu?! Penting gitu aku memperhatikan?!" ucapnya sedikit ketus.Pria itu melihat sudut bibir Anne mengkerut seakan tidak percaya. "Kenapa dengan mulutmu itu!?" tanya Exel dengan raut muka makin kesal."Tidak Tuan. Ya, saya percaya kok." Tanpa di sadari Exel merasa senang dengan perhatian gadis ini. 'Sial. Baru juga kenal gadis menyebalkan ini, kenapa aku jadi senang diperlakukan seperti ini. Ini bukan aku, aku bahkan tidak bisa mengontrol detak jantung ku saat tangannya menyentuh keningku. Hm ... Jika dia macam-macam aku tidak segan untuk menghentikan nya—"Gegas ia mendorong tangan Anne. "Sudah-sudah!! Aku tidak apa-apa. Ini membuang waktu berhargaku." Pria itu berdiri dan pergi begitu saja tanpa mengucapkan terima kasih."Dasar pria aneh!! Di bantu bukannya mengucapkan
[Aku ingin kamu dan keluargamu hancur, Xel!!] ucapnya dengan nada tinggi. Terdengar ia berbicara dengan intonasi tidak seperti biasanya.[Wanita iblis kamu, Ivanna!!] [Haha ... aku akan melakukan segala cara agar kamu bersatu dengan ku, Xel. Apapun!!][Dasar licik!!][Bagaimana?? Apa kamu biarkan perusahaan mu hancur begitu saja? Jika kamu sudah jatuh miskin, mungkin keluargamu akan berlutut meminta bantuan ku. Haha. Kamu mau seperti itu bukan?!][Tidak akan, Ivanna!!][Tidak ada pilihan lain, kamu harus mengambil keputusan sekarang!! Sebelum keluargamu benar-benar hancur!!]Exel gegas mengakhiri panggilannya. Telinganya panas mendengar ucapannya yang memuakkan."Dasar wanita durjana!!"Sesampainya di perusahaan, ia berjalan masuk melewati pintu utama bersamaan dengan Adam."Papa? Cepat sekali Papa sampai?!""Ya, Papa tidak ingin terlambat ke kantor. Kita harus bisa mencari cara agar investor kembali bekerja sama dengan perusahaan kita.""Ya, Pa." Saat sampai di ruang manager ia ma
Seperti biasa, sebelum masuk ke kamar, ia menyempatkan diri untuk melihat keadaan ibunya. Namun ia tidak menjumpai siapapun di dalam kamar Aisyah. Baik Aisyah maupun perawat baru tersebut. "Mama kemana?? Tidak biasanya pada jam segini tidak berada di kamar??" kedua mata elang Exel menelusuri sudut kamar. Bahkan ia mencarinya di kamar mandi. Wanita itu tidak ada di manapun. Buru-buru ia keluar dan mencari tahu, kembali ia menuruni anak tangga, dan bertanya pada penghuni rumah siapapun yang ia temui di sana.Kebetulan Exel berpapasan dengan asisten rumah tangga, gegas ia menanyakan, di mana keberadaan ibunya. "Nona perawat membawanya jalan-jalan keluar, Tuan."Exel tertegun sejenak. Hampir berminggu-minggu Aisyah tidak pernah mau diajak refresing keluar rumah, sebagian waktu hanya ia gunakan dikediamannya saja selain itu ke rumah sakit.Karena cemas, Exel buru-buru menyusul keluar rumah, karena sepulang dari kantor ia tidak melihat ke duanya di luar rumah. Atau mungkin saja ia tidak
DOR!!"Astaghfirullah!" Anne memegang dadanya kuat. Hampir jantungnya terlepas dari tempat semula. Ia memejamkan mata sejenak, rasanya tubuhnya berdebar hebat. Anne mencoba menetralisir, mengamankan detak jantungnya, menarik dan menghembuskan nafas perlahan.Gegas ia membuka mata, mendengar gelak tawa Exel. Terlihat ia seperti baru menang lotre tingkat kecamatan. Senangnya bukan main. Apa sebegitu bahagianya dia melihat orang lain menderita?"Stop!!"Bukan malah menghentikan tawanya, malahan Exel mengeraskan suaranya. "Apa Anda kurang kerjaan menggoda saya begitu? Memang menurut Anda lucu?! Bagaimana jika saya punya penyakit jantung??—"Setelah beberapa saat akhirnya Exel bisa diam. Sembari memegang perutnya yang terasa sakit. "Aku yakin, kamu gak akan mati hanya karena aku mengagetkan mu.""Maaf, tidak ada waktu untuk bercanda!" sungutnya, melanjutkan pekerjaannya.Saat akan berjalan ke arah meja yang tak jauh darinya, ia terpeleset refleks ia mencari pegangan agar tidak jatuh, ia