Aisyah Sarasvati harus kehilangan mahkota berharganya setelah Adam mengira dirinya penyebab kematian sang adik. Tak sampai di sana, pria berdarah Jerman itu juga menjerat Aisyah dalam pernikahan agar Aisyah menderita setiap detiknya. Lantas, bagaiman nasib Aisyah?Mampukah gadis alim dan penuh kasih sayang itu meluruhkan kekejaman Adam?
View More"Mama sudah jelaskan padamu, sebelum kalian menjadi pasangan suami istri, tidak di perkenankan berdekatan seperti ini!! Paham kamu, Exel!! " ucap Aisyah serius."Maaf Ma, Exel hanya berniat menggoda Beyza saja tidak lebih—" Wajahnya ketakutan melihat Aisyah menunjukkan taringnya. Sekian lama ia tidak melihat wajah ayu penuh senyum itu murka."Haha ... kena tipu deh anak Mama —" Tiba-tiba wajahnya yang serius tadi berubah ceria. Ia mengacak rambut Exel seperti bocah kecil.Rasa gugup yang mendera dalam hati Beyza pun luruh. Ternyata Nyonya Aisyah tidak serius, hampir jantungnya copot. Jika tingkahnya yang tidak sesuai dengan keinginan calon mertua, takutnya pernikahan mereka tidak direstui. Pikir Beyza.Manik mata Aisyah mengedar ke meja dapur yang berantakan. "Belum selesai masaknya?!" tanya Aisyah dengan mengerutkan kening.Beyza tersenyum hambar. Sembari menggeleng kepala. "Belum, Nyonya —""Maaf, Ma. Exel yang telah mengganggu waktu masaknya. Hingga ia tidak bisa menyelesaikan dal
Untuk sementara, Aisyah tinggal bersama mereka. Sementara Gerald pulang dan Adam kembali ke Indonesia, perusahaan terbengkalai saat ia meninggalkannya. Pernikahan Exel sementara di tunda sampai adiknya sembuh.Sore itu ...Beyza berada di dapur. Seperti biasa ia harus membuat masakan untuk keluarga. Beyza tidak ingin merepotkan Aisyah yang meski bersikeras membantu. Gadis itu menyuruhnya untuk istirahat.Begitu pula asisten rumah tangga. Beyza tidak ingin menambah pekerjaan untuknya. Ia menyuruh melakukan pekerjaan lain.Mengaktifkan ponsel dan memutar lagu romantis. Ia mulai memotong bahannya, mengupas bumbu. Bawang putih, bawang merah. Tidak jarang ia harus membersihkan air bening yang tiba-tiba merembes dari kelopak mata.'Duh pedih!!' Mengusap dengan bahunya berulang kali. Tiba-tiba terdengar suara dari belakangnya. "Cengeng. Memotong bawang saja sambil nangis!!" Sontak Beyza terkejut dan menoleh ke belakang. "Tuan Exel??! Kapan Anda di sana?!" Pria dengan wajah santai itu dudu
Mengurungkan niat, Exel kembali keluar dengan menutup pintunya. Kali ini Beyza dapat mendengarkannya karena terdengar jelas.Wanita itu menoleh ke belakang. Tidak terlihat siapapun disana. "Siapa yang baru masuk, Tuan?!" Beyza menatap serius Aslan yang sepertinya melihat seseorang yang baru membuka pintu.Aslan menggeleng kepala. "Tidak ada siapa-siapa.""Sebenarnya tadi kita bergiliran melihat keadaan Tuan di ruang ini. Tunggu sebentar, saya panggilkan Nyonya Aisyah, ya??" Wanita dengan rambut panjang terurai itupun berdiri.Belum menggerakkan kakinya, Aslan menahan tangannya. "Ya Tuan?""Aku mau kamu selalu berada di sisiku—""Maaf Tuan, apa maksud Anda?!""Jangan berpikir hal lain. Aku hanya memintamu untuk merawat ku selama beberapa hari sampai aku sembuh."Beyza tersenyum kecil. Setelah itu ia menundukkan kepala......"Tuan ... Mari makan buburnya. Setelah itu minum obatnya." Sebuah mangkuk kecil dan segelas air mineral berdiri diatas nampan dalam pegangan tangannya.Setelah be
"Dokter, bagaimana keadaan Putra saya?!" tanya Adam. Berharap mukjizat datang untuk Aslan.Belum menjawab, Aisyah pun ikut bertanya. "Dokter cepat beri tahu kami. Bagaimana keadaan Aslan Putraku?!"Pria berjas putih itu menarik maskernya, dari wajahnya tidak ada kepanikan. Aisyah dapat mengartikan jika Aslan selamat."Berkat doa kalian, Tuan Aslan dapat diselamatkan." Pria itu mengangkat sudut bibirnya."Alhamdulillah ..." ucap Aisyah seraya mengangkat kedua tangan lalu mengusapkan ke wajahnya.Wanita itu memeluk Exel yang berdiri di sampingnya. "Exel, maafkan Mama yang tidak bisa mengurus kalian dengan baik—" "... Mama bicara apa?? Exel dan Aslan bukan anak-anak. Kami sudah dewasa, bisa jaga diri kami sendiri." Exel protes. Wajahnya tidak terlihat dewasa.Gerald terkekeh mendengarnya. "Dewasa apa?! Lihat saja, menikahi satu wanita saja tidak terlaksana. Paman tidak yakin jika Beyza mau menerimamu lagi, kesalahan mu sangat fatal. Dan tidak bisa di maafkan, betul kan Beyza??!" ucap Ger
"Lepas!!" ucap Belinda dengan menggertakkan gigi-giginya.Stttt!!Tanpa sengaja——"ASLAN!!!!" Semua berteriak histeris. Darah telah merembes pada kemeja putihnya. Semua terkejut, Aisyah pun terkulai pingsan.Belinda menarik pisau dari perut Aslan dan membuangnya secara sembarangan. Kedua mata Aslan hampir menutup, bibirnya sudah tidak mampu bergerak untuk mengeluarkan suara. Terdengar desis suara menahan sakitnya, satu tangan kiri menekan luka pada perutnya. Saat tubuh itu akan terjatuh Exel segera merangkulnya."Aslan bertahanlah!!" ucap Exel."Pengawal!! Seret wanita itu ke penjara!! Jangan biarkan dia lolos!! Dia harus menerima hukuman yang setimpal!!" titah Gerald.Gerald pun membantu membawa tubuh pria yang berlumuran darah itu masuk ke dalam mobil yang terparkir diluar gedung. Disusul Adam yang membawa istrinya."LEPAS!! LEPASKAN!!" ucap Belinda memberontak. Wanita itu seakan kehilangan kesadaran karena ambisinya tidak tersalurkan.Pengawal memegang erat kedua tangannya, bern
"Apa yang akan kau lakukan, Belinda?! Jangan bermain-main dengan benda itu!! Kumohon!!" seru Beyza, ia melepaskan pegangan tangan Exel."Seperti yang kau lihat, saudariku. Aku akan memotong urat nadiku jika pria di sampingmu mengurungkan niatnya untuk menikahi ku!!—" jawabnya dengan tersenyum miring.Semua keluarga Exel menggeleng kepala. Gerald yang sebelumnya membenci Belinda mengumpat, "dasar wanita psikopat!! Ambisius sekali ingin menjadi istri Exel!!"Sorot tajam manik mata Belinda mengarah ke arah Gerald. "Tuan Bangka kurang ajar!! Kau tidak tahu jika Exel sebenarnya mencintaiku?! Dia hanya menutupi diri demi menjalankan titah mu!!""Kau bunuh diri sekarang pun tidak akan ada yang peduli, wanita gila!!" sambungnya lagi dengan mengacungkan jari.Sebagai saudara, Beyza masih bertanggungjawab atas Belinda, biar bagaimanapun juga gadis itu adalah adiknya. Ia tidak mungkin membiarkan Belinda mati begitu saja demi cintanya pada Exel."... Please! Jangan lagi kalian mengumpat adikku!!"
Orang-orang suruhan Gerald pun bergerak cepat. Dalam waktu beberapa saat saja gedung pernikahan tersebut kosong. Yang tersisa hanya kerabat dan orang-orang suruhan keluarga mereka. Salah satu dari mereka membawa Beyza, "Mari Nona!! Ikutlah bersama kami menemui Tuan Besar!!""Tidak!! Aku membenci Tuan kalian!" ucapnya.Sempat Beyza menolak, namun dengan paksa mereka membawanya menemui Exel, Adam dan lainnya.Langkah mereka terhenti sampai dihadapkan Exel. "Lepas!! Biarkan aku pergi!!" pintanya pada anak buah Gerald."Beyza, apa karena video penuh settingan itu yang membuat kamu marah padaku, dan membuat ide gila dengan menyuruh adikmu menggantikan posisi sebagai istriku!!" sentak Exel."Kamu jangan permainkan perasaan wanita seperti ini, Tuan!! Anda dan Belinda saling mencintai, saya tidak akan menjadi duri ditengah hubungan kalian," tutur Beyza. Mencoba untuk menahan diri, meski hatinya sedang terkoyak dalam. Mengingat video mereka memadu kasihnya."Diam Beyza!! Semuanya yang kau lih
"Belinda!?!! KAU??!" Teriakan Exel membuat semuanya ternganga. Serentak yang mendengarkan berdiri.Bertanya-tanya, bukankah yang menjadi calon mempelai wanitanya adalah Beyza, bukan Belinda. Mereka menatap wajah pengantin yang menundukkan kepala. Membenarkan jika wanita disamping Exel bukan calon istrinya, melainkan orang lain.Banyak yang mengetahui, jika Belinda adalah saudara Beyza.PLAK!!!Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya. Belinda menekan kuat pipinya yang memerah dan terasa panas."Sakit Exel!" ucapnya lirih."Kurang ajar!! Bagaimana kau bisa melakukan semua ini, Belinda?? Katakan!!" sentak-nya sampai terlihat urat lehernya mengeras.Exel menarik rambutnya yang terbalut kain putih dengan beberapa bunga menghiasinya. "Untuk apa kamu melakukan semua ini??!" tanya Exel, sorot matanya melihat ke arah Beyza yang ikut hadir ditengah-tengah para tamu undangan.Sebelum Belinda menjawab pertanyaan Exel, pria dengan wajah merah padam itu memerintahkan pada pengawal untuk menghenti
Asiyah menjulurkan sebuah air kemasan yang telah dibuka penutupnya, bersama sebuah sedotan.Belinda bergeming, Aisyah menganggap calon menantunya itu haus. Belinda mengambil air dari tangan Aisyah, lekas ia meminumnya. "Terimakasih, Ma—"Tanpa sadar mulut Belinda menjawab, ia reflek tanpa mengingat saat ini sedang menggantikan Beyza sebagai calon menantunya.Hampir ia kesulitan bernafas. Begitu pula Aisyah. Ia terkejut mendengar suara Beyza yang berbeda.Cepat-cepat Belinda berpura-pura batuk untuk melupakan pikiran Aisyah terhadapnya. 'Aduh!! Gawat!! Aku lupa!! Dasar Belinda bodoh!! Semoga saja Mama Exel tidak curiga.'"Hati-hati sayang!!" ucapnya, membuat hati Belinda sedikit lega. Setidaknya wanita itu tidak mengatakan sesuatu yang mengancam dirinya. Wanita berhijab itu memukul pelan bahu Belinda, untuk meredakan batuknya."Mau minum lagi?!" tawar Aisyah.Belinda hanya menggeleng kepala. Beberapa waktu lamanya akhirnya mereka telah sampai di gedung pernikahan Beyza dan Belinda.Se
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.