Home / Rumah Tangga / ISTRI ALIM CEO KEJAM / Bab 4 Kematian Dewangga

Share

Bab 4 Kematian Dewangga

Author: Iin Romita
last update Last Updated: 2023-08-22 14:25:44

Pria itu menambah laju kecepatan mobilnya dalam beberapa menit saja mereka sudah sampai di depan kantor KUA daerah setempat.

Ia menuruni mobil itu dengan gagahnya, memperhatikan sekelilingnya memastikan jika tidak ada wartawan, kameramen atau reporter yang akan meliput acara ini.

Ia telah menyewa tempat dan penghulu untuk satu hari ini, tempatnya memang sangat tertutup. Ia sudah pastikan beberapa kali, tidak akan ada berita mengenai dirinya, jika tidak reputasi nya akan hancur. Dan ia tak segan untuk menghancurkan juga perusahaan yang membuat warta tersebut.

Ia berjalan sedikit lebih jauh dari Adam yang sudah berjalan mendahului. Pria itu berjalan saja dengan angkuhnya tanpa menunggunya.

Di dalam ruang tertutup, pria berpenampilan rapi itu duduk di sebuah kursi panjang yang sudah disiapkan.

Bola mata Aisyah, melihat beberapa orang yang tidak dikenalnya, duduk berbaris dengan rapi disana, mengelilingi kursi yang berhadapan langsung dengan pria berjas putih, dengan sorban menutupi pundak, tak lain dia adalah penghulu.

Setelah keduanya sudah siap, penghulu menjabat tangan Adam dan mengucapkan kalimat sakral yang biasa diucapkan oleh beberapa calon pengantin pria.

Terdapat satu pria paruh baya, dan Aisyah baru sadar jika ia adalah ketua dan ibu panti asuhannya, yang disuruh Adam untuk menjadi saksi.

Ia sudah mewanti-wanti Aisyah agar tidak memberikan informasi pernikahannya bersama Adam -- atau sebuah hukuman mematikan akan didapatkannya dan seluruh keluarga pantinya.

Setelah penghulu mengesahkan, keduanya sudah resmi menjadi suami istri.

"Silahkan Nyonya Aisyah Sarasvati, mencium tangan suaminya," titah penghulu.

Wanita itu patuh, ia menoleh kearah Adam dan menjulurkan tangannya.

Apa yang didapat? Pria itu malah memukul keras tangan Aisyah.

"Jangan harap kamu mendapat kebahagiaan dariku!" ucapnya dengan menggertakkan gigi-giginya.

Aisyah menyeka air mata yang tiba-tiba bergulir ke pipi. Ia malu melihat kejadian ini dihadapkan penghulu.

*****

Bug!

Tubuh wanita yang sedikit lemah itu dia dorong hingga terjatuh ke lantai.

"Apa yang kau lakukan? Bisa tidak kamu sedikit bersikap lemah lembut terhadapku? Padahal baru saja kau menikahi aku. Apakah tidak ada sedikit perasaan pun untuk berbaik hati pada seorang wanita?" ucap Aisyah, sedikit membela diri.

"Cih! Berbaik hati padamu? Sebaiknya kamu mengaca dulu! Sebelum berkata!"

Tubuhnya yang kekar dan berotot terlihat jelas setelah ia melepaskan jas hitam yang baru ia kenakannya dan membuang begitu saja ke atas ranjang.

Kali ini mereka tinggal di kediaman Adam yang jauh dari pemukiman penduduk, sedikit jauh dari kota.

Di tempat itu tidak ada siapapun yang tinggal bersama mereka, Aisyah pun saat memasuki pintu utama tidak melihat asisten atau siapapun yang bekerja di rumah ini menyambut mereka.

Aisyah bertanya dengan suara yang sudah terdengar serak, "Sebenarnya apa yang membuat kamu membenci diriku?"

"Oh, aku lupa. Padahal kau sudah bertanya kesekian kali, dengar telingamu baik-baik!"

Set!

Adam menarik paksa hijab yang wanita itu kenakan, hingga terlihat rambut panjangnya yang tergerai.

Wajahnya yang cantik terekspos sempurna. Setiap detail lekuk dari wajah cantik itu, terlihat menawan.

Pria itu terhenyak, ia terdiam dan memandang wajah Aisyah yang baru menjadi istrinya itu beberapa saat.

'Astaga! Lagi dan lagi! Memalukan sekali aku kepergok beberapa kali memandangnya seperti itu!' gumamnya tidak terima.

Ia yang tidak terbiasa membuka hijabnya di depan orang lain mengambil dan mengenakannya kembali.

Pria yang menyaksikan itu sedikit muak, dan bertanya, "Kenapa kamu pakai lagi? Bukannya aku sudah menjadi suamimu? Dan aku berhak atas dirimu! Cih!"

Tubuhnya yang lemas memandang ke arah dinding, sudah menunjukkan pukul 02.00 siang.

Ia baru mengingat jika belum mengerjakan shalat dhuhur. Gegas ia berdiri, dan bertanya kepada Adam, "Apakah di rumahmu ini ada mukena untukku?"

"Tidak ada, untuk apa kamu mengerjakan shalat? Apakah shalat bisa membuatmu menjadi kaya? Yang aku lihat saat ini, kau adalah seorang yatim piatu yang hidup dengan segala kekurangan," kata Adam, ia melangkahkan kaki dan duduk ditepi ranjang.

"Aku harus shalat, sebelum waktunya habis," jawabnya. Ia bergegas menuju kamar mandi dan menyalakan shower atau apapun yang bisa ia pakai untuk bersuci.

Berapa saat kemudian ia keluar, berjalan menuju lemari dan mencari sesuatu di sana. Beberapa kain bisa ia gunakan untuk menutupi bagian tubuhnya yang terbuka.

"Maaf, aku sholat dulu. Kamu tidak mau mengimani-ku?" tanya Aisyah dengan wajahnya masih datar dan kaku.

Meski ia sendiri tahu akan jawaban dari tipe pria seperti Adam ini.

"Cih! Gak ada gunanya! Buang-buang waktu!" Ia berjalan keluar saja, tanpa pedulikan Aisyah.

"Astaghfirullah ..." Ucapnya dengan menundukkan kepala.

"Ya Allah, semoga Engkau lekas memberikan hidayah pada pria yang sudah menghalalkan hamba ini," lagi, ucapnya dengan menengadahkan kedua tangan ke atas menghadap arah kiblat.

Dengan kain seadanya yang ia anggap suci ia jadikan untuk sajadah-nya.

Setelah selesai menjalankan shalat, seperti biasa, beberapa doa ia panjatkan pada Yang Maha Agung, ia mengharapkan agar dibukanya pintu taubat untuk Adam.

Brak!

Seketika ia terkejut melihat pintu dibuka dengan gebrakan yang keras. Mulai saat ini -- ia harus terbiasa menghadapi sikap pria itu.

"Bisa tidak kamu lebih hati-hati, bukannya kamu bisa lebih pelan saja. Tidak perlu membanting pintu!"

Adam menghampiri istrinya yang masih duduk menghadap kiblat, sekali lagi ia menarik hijab sampai rambutnya ikut tertarik.

"Aduh! Sakit, Mas!"

"Rasakan! Sakitnya sama seperti yang adikku rasakan!" Jawab Adam membuat Aisyah bingung.

"Adik? Kau memiliki saudara?" tanya Aisyah tidak mengerti.

"Kau tidak perlu pura-pura, Aisyah! Di balik wajahmu yang polos itu, menyimpan banyak kemunafikan!" oloknya, membuatnya semakin tidak mengerti.

Ia merasakan ada sesuatu rahasia besar yang menjadi latar belakang pria itu memperlakukannya seperti ini.

"Jika kau tidak menceritakan, bagaimana aku bisa mengetahuinya?"

Plak!

"Aku membenci wanita sok suci sepertimu! Kau sama biadabnya seperti wanita-wanita lain! Apa perlu aku terangkan kembali akan kesalahanmu wahai wanita nista!"

Adam menarik rambut Aisyah ke atas, hingga tubuhnya pun ikut terangkat. Ia meringis kesakitan, memohon untuk pria itu menghentikannya.

"Aduh sakit, Mas! Hentikanlah semua ini! Saat ini aku adalah istrimu, jadi cukup kau melukai aku. Perlakukan aku seperti wanita lainnya," pinta Aisyah dengan menitihkan air mata.

Cih!

Adam meludah tepat di wajah Aisyah, segera wanita itu bersihkan dengan telapak tangannya.

"Astaghfirullahaladzim ... Ternyata kamu benar-benar kejam!"

"Kamu tahu apa yang menyebabkan aku memperlakukanmu seperti ini? Hah!" tanya Adam dengan tatapan kebencian.

Aisyah hanya bisa menggelengkan kepala, dan menitihkan air mata. Merasakan sakit teramat sangat oleh perlakuan pria itu.

Tidak sekali dua kali, ia membenturkan kepala Aisyah ke tembok, sebelum menjelaskan kesalahan wanita itu.

Tangannya yang kekar dan berotot menarik kepala Aisyah ke belakang dan menarik wajahnya untuk melihat gerak bibirnya dan mengatakan, "Kesalahan terbesar kamu adalah, kamu penyebab kematian Dewangga!"

Deg!

Aisyah terkejut mendengar nama itu disebutkan oleh Adam. Ia bertanya dengan terbata,

"De-Dewangga?Apa yang kau katakan? Apa kamu mengenal-nya?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Iin Romita
astaghfirullah..hahaha
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
sini aq jedotin kepalamu Adam biar km tuh mikir yg Jernih.tanya dulu baik2 n pikir pk otak jg cuma denger Dr sepihak muka j jangar tp otak kyk otak udang oon
goodnovel comment avatar
Goresan Pena Bersyair
sangat kejam
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 209 Akhir Cerita Adam Dan Aisyah

    Beberapa menit mereka habiskan di dalam cafe. Exel mulai suntuk harus berpura-pura menemani wanita itu. 'Sial. Kapan sih orang itu menyelesaikan tugasnya? Aku sudah tidak tahan lagi,' batin Exel. Selesai makan, ia meletakkan sendok dan pisau di atas plate. Mencoba melihat gawainya belum ada tanda pria suru itu menghubunginya. Beberapa saat kemudian terlihat empat pria bersergam lengkap datang bersama orang suruhan Exel. Exel menaikkan dua sudut bibirnya. "Akhirnya, mereka sampai juga."Ivanna menoleh kebelakang, terdengar suara sedikit mengusik telinganya. Saat mengetahui siapa yang datang, Ivanna gegas berdiri dengan perasan panik.Tidak memberi penjelasan, pria tersebut memborgol dua tangan Ivanna. Wanita itu berusaha melepaskan. "Tunggu!! Kalian mau bawa aku kemana? Kenapa kalian tidak memberiku penjelasan?" Ivanna berusaha melepaskan diri dari pria-pria tersebut. "Jelaskan nanti di kantor polisi, Nona!!!" Salah satu di antara mereka menjawab. Gadis itu melihat ke arah

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 208 Mengusut Pemilik Mobil Putih.

    'Aku akan buat perhitungan. Aku akan gagalkan rencana mereka,' batin Ivanna sambil berjalan, sesekali menatap mereka dengan tatapan bengis.Sementara malam itu Exel mengantarkan Anne pulang. Aisyah memaksa Exel untuk bertanggung jawab atas perbuatannya, membawa Anne ke rumah ini. Ia harus bisa bertanggung jawab atas anak orang, katanya.Kurang lebih tiga puluh menit mobil Exel akhirnya sampai pada gang rumahnya."Aku mau mampir, boleh gak?" goda Exel."Kau tahu sekarang uda malam banget, kelamaan di rumah kamu sih. Bukannya gak boleh, tapi tahulah aku tidak enakkan sama papa!""I-iya, aku tahu itu. Tapi kamu kan udah izin malam malam di rumahku. Papamu juga ga keberatan. Hih, gak bisa di ajak bercanda!! Ya sudah kamu cepat pulang. Aku tunggu kamu sampai masuk rumah mu!""Terlalu berlebih-lebihan. Lagi pula tinggal nyebrang aja kan? Sana kamu pergi! Terimakasih, ya sudah di antar!" Anne tersipu malu. Ia tidak bisa berlama-lama melihat wajah Exel."Ok!"Beberapa saat kemudian, pria itu

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 207 Rencana Melamar Anne

    "Exel terserah Mama dan Papa saja.""Alhamdulillah ..."Sementara Anne, "????"'Benarkah yang aku dengar barusan? Terserah mereka? Dalam artian dia setuju dong?! Ah, kacau. Kenapa aku jadi pengen melepaskan senyuman ya. Tahan. Tahan Anne ... Kamu harus bisa menjaga image.'Terlihat pasangan suami isteri tersebut tersenyum bahagia. 'Wah ... Sepertinya aku akan menjadi menantu paling bahagia di keluarga ini.' Anne masih tidak berhenti bicara dalam batinnya.Ia melirik Exel yang duduk dengan tenangnya. Heran, bagaimana bisa ia setenang itu dalam pembahasan masalah masa depannya. Dasar! Pikir Anne. "Mama Aisyah dan Papa Adam akan datang ke rumah Anne besok malam."????Baik Exel maupun Anne terkejut. Mereka saling melihat satu sama lain. Dengan cepat Exel bertanya. "Ma, apa tidak terlalu terburu-buru? Kita bisa bicarakan ini pelan-pelan. Bukan begitu, Anne?!" Exel menatap tajam. Ia harus setuju dengan usulannya."Ya, itu benar. Sepertinya itu terlalu terburu-buru." Anne hanya bisa tersen

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 206 Aisyah Menginginkan Anne sebagai Menantu

    Sore itu, Aisyah gegas menyiapkan makan malamnya untuk calon menantu yang di damba sepanjang hari itu. Wajahnya yang berhari-hari terlihat sedih karena tidak dapat bertemu dengan Anne kembali, kini terlihat lebih ceria.Kesehatan Aisyah jauh lebih baik sekarang, semua berkat Anne. Assisten dapurnya membantu kesibukan Aisyah di sana.Dari luar terlihat Anne berjalan masuk, ia mengambil celemek yang tergantung di sebelah pintu dan memakainya. Seperti biasa senyum Aisyah mengembang sempurna."Boleh saya bantu??!" Wajah Anne yang ceria menawarkan diri."Kamu nanti lelah, kamu istirahat saja, Sayang. Kan kamu di rumah ini adalah tamu, jadi lebih baik Anne duduk manis sambil di temani secangkir kopi." Anne tersenyum melihat ucapan ibu Exel ini."Tidak boleh menolak pokoknya, heheh.""Ya sudah silahkan. Bisa masak juga memangnya?""Kalau masak yang mudah sih, bisa Nyonya."Aisyah menatap wajah Anne, lalu mengatakan, "Bisakah kamu panggil saya Mama Aisyah. Ibu rindu dengan Beyza, aku harap k

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 205 Berharap Anne Menjadi Menantu

    "Hey!! Kamu kenapa bengong? Aku antar kamu pulang. Biar mobilnya di bawa Supir!" Exel tiba-tiba mengagetkan. "Ah!! Tidak perlu. Kamu datang ke sini saja aku sudah berterima kasih banyak. Jika kamu tidak datang, entahlah nasib kami." Anne berusaha merendahkan diri."Eh, tapi. Kamu harus bayar mahal!!" Lanjutnya.Exel mengerutkan keningnya. "Apa yang kudu aku bayar?!""Itu tadi, kamu meluk aku! Memang aku wanita apaan?" "Sudahlah lupakan. Aku hanya ingin wanita gatal itu segera pergi dari kehidupanku. Maaf ya, gara-gara dia kamu hampir celaka."Kedua masuk dalam mobil Exel. Sementara mobil Anne di kemudian supirnya. Selama di dalam mobil..."Xel, selama aku kenal kamu, ternyata kamu tidak seburuk yang aku kira." Anne memulai percakapan setelah kuda bermesin Exel melaju pelan."Memang kaukira aku dulu sangat buruk menurut pandangan mu?!""Ya, saat kamu menabrak ku dulu, terus kau tidak mau tanggung jawab. Rasanya sesak sekali bisa bertemu dengan orang sepertimu, Xel!""Maaf, memang ak

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 204 Ternyata Kau Dalangnya

    [Halo, Papa!!] [Papa Gundul mu!!] Terdengar suara tidak asing. Bukan suara Abimanyu. Ia menjauhkan ponselnya dan melihat layar. Pikirnya mengarah ke arah sana, pria dingin itu. "ASTAGA!!" Anne segera menutup mulutnya. 'Aku salah telepon. Tapi udah terlanjur. Tidak ada waktu lagi. Ini emergency banget.' [Halo!! Ada apa? Apa tidak bisa sebentar saja kamu melupakanku, Hem?! Padahal jadwalnya nanti malam kau akan datang ke rumahku. Sekarang sudah menelpon saja. Dasar wanita tukang malu-maluin!] umpat Exel tanpa sensor. [Astaga. Sudah aku tidak ada waktu berdebat. Nanti malam kita lanjutkan debatnya. Xel, aku minta tolong. Sekarang aku dalam perjalanan pulang, saat ini aku sampai di jalan Permata Indah ——] [Terus?] [Dengarkan dulu kenapa, sih!! Di belakang mobilku ada mobil hitam yang mengikuti ku dari tadi. Aku takut itu penjahat, Xel. Aku tidak mau mati muda gara-gara preman.] [Kenapa harus takut? Lawan saja. Mereka juga manusia. Sama seperti mu!] [Kalau mereka membawa s

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 203 Salah Telpon

    Pria itu bergegas keluar sampai di ambang pintu, ia menoleh kembali. Ternyata wanita itu masih memperhatikannya. 'Dasar!!'Dalam batinnya mengatakan dengan percaya diri, 'Aku tidak mengira jika kau putri dari Tuan Abimanyu, Ann. Ah ... apakah Tuhan ingin mendekatkan kita berdua dalam satu hubungan?!' Exel menggeleng kepala. Dan cepat pergi dari ruangan itu.Sementara Anne bergeming entah dalam berapa waktu lamanya. Menatap kepergian Exel, sampai pria itu tidak terlihat lagi punggungnya, masih saja melihat ke arah pintu.Tanpa sadar, Anne masuk dalam dunia perhaluan. Ia membayangkan pria itu telah menjadi kekasihnya. Mereka memadu kasih, duduk di sebuah taman menatap langit yang biru. Exel memegang tangannya pelan sembari di usap penuh cinta. Keduanya saling bertatap muka. Melihat sepasang manik mata yang memiliki arti yang dalam.Sudut bibir mulai mengembang sempurna. Ah, betapa bahagianya hari ini. Memang benar pepatah mengatakan, jika dua insan manusia sedang di landa cinta, maka

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 202 Masih Bodoh Dalam Bisnis

    Anne mendadak salah tingkah. Sampai mengumpat pada dirinya sendiri. 'Ish!! Anne!! Lihatlah, tidak ada yang special dari wajah pria dingin ini. Kenapa aku jadi salting gini sih?!"Tanpa sadar, Anne memperhatikan wajahnya beberapa saat. Sampai Exel memergokinya. "Eh, ternyata diam-diam mencuri pandang wajahku, ya!? Benar dan tidak salah sih, karena wajahku ini kegantengannya seperti ombak di laut. Kuat dan dapat menghanyutkan. Banyak wanita yang mengantri untuk menjadi kekasihku, Ann."Cih!!Anne tertawa sinis. "Aduh, sudah buang jauh-jauh pembahasan Anda ini. Sesungguhnya, aku sedikit mual. Dan siapa juga yang sedang antri?? Perasaan sejauh ini cuma si Ivanna." Tetap menjaga konsentrasinya menggarap pekerjaan yang berada di berkas file laptopnya."Halah ... kenapa sih jadi wanita sombong banget. Tinggal mengakui saja, apa salahnya!!" Exel menjulur meletakkan tangannya di atas telapak tangan Anne. Wajah wanita itu makin pucat saja dibuatnya."Kamu itu sedang apa?! Begini yang benar itu

  • ISTRI ALIM CEO KEJAM   Bab 201 Berkeringat Dingin Duduk Berdekatan

    Pagi itu, sesuai dengan kesepakatan, Exel datang ke perusahaan besar Abimanyu. Manager Abi telah menunggu kedatangannya. Setelah Exel datang, ia dan beberapa pegawai lain, mendampingi menuju ruangan Anne."Silahkan, Pak Exel. Kami sudah menantikan kedatangan tamu kehormatan seperti Anda kemari." Ia menyapa dengan senyumnya yang mengembang."Anda terlalu membesar-besarkan, Pak. Terimakasih sambutannya." Exel menunduk kepala sebagai salam hormat.Banyak mata nakal terutama pegawai Abi yang ganjen, memperhatikan Exel berjalan melewatinya. "St St!! Siapa itu yang baru lewat? Tampan banget." Salah satunya nyeletuk. "Jangan bicara macam-macam ya, itu rekan kerja Pak Abimanyu!!" "Oh, aduh. Semoga tidak ada yang melaporkan mulutku yang celamitan ini.""Semoga saja.""Tampan sekali sih, duh. Kok aku jadi membayangkan Ibu Anne dan orang ini berjodoh, ya?!" Salah satu dari mereka nyeletuk.Beberapa saat mereka membenarkan. "Ya, kamu benar. Cocok banget. Tampan rupawan dan cantik. Ah ... apal

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status