Home / Romansa / ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA / BAB 5_SIAPA KAMU SEBENARNYA

Share

BAB 5_SIAPA KAMU SEBENARNYA

Author: Rora Aurora
last update Last Updated: 2023-01-14 18:38:44

"Janji ya, Mas," ucap Luna lembut. Matanya menyipit sayu, bersama dengan pipi mulusnya yang ikut mengembang. Yudha mencoba mengambil kesadarannya kembali.

"Kalau begitu, aa-aaku ke kamar dulu. Terimakasih untuk makanannya," ucap Yudha terbata.

Luna mengangguk. Tatapan itu! Oh Tuhan, Yudha tidak mampu berlama-lama. Laki-laki itu memegang jantungnya. Ia harus mengajak jantungnya itu bicara. Kenapa tiba-tiba berdegup kencang?

Esok harinya, Yudha terlihat segar dan bersemangat. Ia membuka tudung saji, bersiap untuk sarapan. Laki-laki itu kaget, sebab hanya menemukan tempe goreng. Sambil mengunyah, Yudha mengomel dalam hati.

'Akan kuajar istriku itu! Masak kok cuma tempe goreng?! Lidahku bukan ditakdirkan untuk menikmati tempe ini saja!'

Tiba-tiba Luna hadir di depannya, membuat tempe yang sedang dikunyah hampir keluar lagi.

"Kenapa, Mas?" sapa Yudha membuka kulkas, mengambil buah.

Yudha gelagapan. Mulutnya masih penuh. Luna hanya tersenyum, lebih tepatnya menyeringai seperti mengejek.

"Mas suka lauk apa?" tanya Luna sambil menyodorkan jeruk yang sudah dia kupas.

"Ayam," jawab Yudha singkat.

"Kalau begitu, berikan aku uang dapur dong, Mas. Bukannya sudah kewajiban suami memberikan istrinya nafkah? Tak apa-apakan?" tanya Luna dengan mata menyipit. Gadis itu tersenyum di antara pipi bak pualam itu.

"Ooh tidak apa-apa dong. Adek mau berapa? Mingguan atau bulanan? Kutransfer sekarang!" seru Yudha antusias.

Yudha berjalan ke kamarnya, membuka brankas. Ia membawakan Luna seikat uang lembaran merah.

"Sepuluh juta? Untuk berapa bulan ini, Mas?"

Yudha tersenyum bergaya.

"Satu minggu, cukup?"

Luna menaikkan alisnya kaget.

'Aah cantik,' puji hati Yudha.

"Terlalu banyak, Mas. Aku tak bisa menghabiskan uang segini banyak hanya untuk memasak ayam," jawab Luna polos.

Yudha tersenyum senang. Ia merasa bangga bisa membuat wanita dingin itu kebingungan. Hatinya makin bersemangat dan percaya diri.

"Kalau ada sisa, untuk kamu saja, Dek," ucapnya santai.

Luna masih melongo seperti tak percaya.

'Ah ... kamu hanya belum tahu saja, siapa Sayudha Wistara. Pemuda tampan dan berduit' kekeh hati Yudha kegirangan.

Yudha melangkah menuju wastafel. Senyum-senyum merasa menang.

"Habiskan ya, Dek! Kamu bisa beli apa saja. Kalau kurang, katakan," ucap Yudha lagi sambil memutar keran di depannya.

"Mas, pelan-pelan putar keran wastafel itu. Sepertinya agak rusak!" seru Luna.

Yudha hanya tersenyum. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Tak kenapa-kenapa, kok!" ucap Yudha santai.

"Iya, hati-hati," ucap Luna namun tangan laki-laki itu usil menghentakan putaran keran itu dengan kuat.

Belum selesai Luna berbicara, air sudah menyembur kencang.

"Goooooosssssttttt!!!!" teriak Yudha memukul air yang menghantam wajahnya.

Yudha berusaha menutup semburan air itu dengan tangannya. Napasnya memburu. Dia tidak mau dianggap lemah dengan menghindar dari air. Itu hanya air dan yang barusan itu, dia hanya kaget.

"Jangan khawatir, Dek. Sudah selesai!" ucap Yudha tersenyum dengan tangan masih menutupi keran yang jebol itu. Basah seluruh tubuhnya. Dingin, tapi tidak ingin dia rasa.

Luna masih melongo, mungkin dia kagum pada suaminya atau justru merasa aneh? Wanita itu menggigit bibir bawahnya lalu menengok kiri kanan seperti memikirkan sesuatu.

"Sudahlah, Adek tidur saja sana!" perintah Yudha mulai panik.

Tangannya sudah tak kuat menahan air itu. Luna tidak bergeming. Ia justru memegang serbet yang di atas meja.

"Lepaskan, Mas!" serunya mendekat.

Yudha menggeleng, tapi tangannya sudah pegal. Terpaksa dia lepaskan. Air mengucur semakin deras. Badannya sempoyongan menahan semburan air itu. Luna melompat ke atas meja dapur lalu menyumpal pipa itu dengan serbet dengan cepat. Matanya awas memperhatikan. Air masih mengucur walau tidak sederas tadi. Tapi sayang, pertahanan serbet itu hanya sementara. Air itu kembali mengalir deras.

Luna kembali menyumpal semburan air itu dengan serbet. Tidak hanya itu, dia melakukan hal yang di luar dugaan suaminya. Mata Yudha membeliak kaget. Luna membuka hijabnya. Gadis itu melilitkan kain hitam itu dengan erat. Tangannya keras menekan kain sedangkan kakinya dinaikkan, mendorong kencang, mencari keseimbangan dan kekuatan. Simpulan itu menggumpal tebal. Sempurna, hanya sedikit tetesan yang keluar.

"Carikan aku plastik!"

Duuaarr!!!

Yudha menoleh. Wanita itu membuka lemari kayu di bawah meja dapur dengan kaki kanannya. Yudha benar-benar terkesiap.

"Coba cari di sini, kemarin aku melihat Mamamu menyimpan sabun cuci masih dengan plastiknya!"

Yudha bergegas. Ia membungkuk tepat di depan kaki istrinya. Laki-laki itu melihat betis mulus Luna yang basah. Sekian detik, Yudha tertegun.

"Cepat!" seru Luna kembali.

Yudha merogoh lemari itu dengan sigap. Benar, ada plastik hitam di sana. Segera Yudha memberikan Luna plastik hitam itu dengan cepat.

"Ambilkan aku tali. Kalau tak ada, ambil tali sepatumu!" perintah Luna lagi sambil melilitkan plastik di simpulan yang ia buat.

Yudha menurut. Dia mengambil tali sepatunya lalu memberikannya pada Luna. Gadis itu mengikatnya dengan kencang. Kali ini tak ada tetesan air lagi yang jatuh.

Luna berhenti. Napasnya terengah-engah. Yudha melihat pipinya memerah karena kelelahan.

Yudha memperhatikan seluruh tubuh istrinya yang basah. Walau tertutup, tapi mampu mencubit gairah Yudha. Rambut wanita bercadar itu ternyata panjang dan ikal di bagian bawah. Hitam dan sedikit blonde di ujung. Luna memeras rambutnya pelan dan dipindahkan ke belakang. Pemandangan itu begitu sempurna di mata Yudha.

Bukankah Yudha berhak untuk menyentuh istrinya? Kakinya melangkah mendekat.

'Diandra Safaluna, kau milikku!' pekik batinnya.

"Mas, tolong ambilkan handuk!" perintah Luna yang menghentikan langkah Yudha.

"Oooh iya," jawab Yudha membalik badan.

Yudha memukul kepalanya sendiri, mengumpat dirinya yang bodoh. Bagaimana bisa dia turunkan gengsinya mendekati gadis itu lebih dulu?

'Aku ini pemimpin perusahaan, sering bertemu wanita cantik. Yudha! Yudha! Ambil kewarasanmu kembali!' cerocos hati Yudha.

Setelah menyerahkan handuk pada Luna, Yudha beringsut mundur. Wanita itu juga seolah cuek mengelap seluruh tubuhnya.

"Segera hubungi tukang ledeng, pastilah ART yang di sini tahu!" seru Luna sambil memutar-mutar rambutnya, berjalan dan memasuki kamarnya.

Yudha tidak berkedip melihat lekukan tubuh istrinya itu. Laki-laki itu mengambil air mineral di sampingnya lalu meneguk dengan cepat. Ia haus. Sangat haus. Walau tubuhnya basah. Pikirannya berputar bersama dengan batinnya yang berbicara.

'Siapa Luna? Mengapa dia mau menikahiku? Untuk menolongnya? Dari apa? Bagaimana gadis bercadar itu mampu melakukan hal yang tidak bisa aku lakukan sebagai laki-laki? Lentik jarinya tak memberikan tanda ia lemah. Luna pasti bukan wanita biasa saja. Dalam diri wanita itu, pasti ada sesuatu. Sesuatu yang harus aku gali. Sebuah rahasia. Apa itu?'

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
siti fauziah
ntar kalo tau pasti kamu Ter,,,,
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   ENDING

    Kini villa itu sudah sepi, bahkan tempat sesepi itu tidak memiliki penjaga. Aleksei mondar-mandir tak karuan. Sedari tadi dia berusaha sibuk, merapikan hal yang remeh temeh padahal penjaga catring sudah merapikan semuanya. Sumpah demi apa pun, jantungnya dari tadi berdegup kencang seperti ditabuh keras-keras. Ia mencari apa lagi yang dia bisa kerjakan asal tidak masuk ke dalam kamar itu. Bahkan melihat ke arah pintu kamar saja dia tidak sanggup karena dia tahu, di dalam sana ada seseorang yang menjadi pujaannya seumur hidup. "Sial, aku harus apa lagi?!" Aleksei melihat jam dinding, dan terlihat sudah jam dua dini hari. Semua sudah rapi, sudah pada di tempatnya. Pria itu kembali mondar mandir. Menyesal dia menyimpan laptop dan ponselnya di kamar tempat Luna berada. "Ya, aku tahu," ucap Aleksei sendirian membuka laci dan membungkuk mencari gunting tanaman dan sabit. "Aku bersihkan taman saja," desisnya mantap. Crinnnng!!! Kedua benda itu jatuh karena pria itu terkejut luar biasa seba

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 127_ABANG dan ADIK

    "Maaf, aku mengganggu waktumu," ucap Yudha di depan Aleksei yang memperbaiki posisi kacamata hitamnya. Mereka bertemu di sebuah cafe di pinggir pantai. Ombak di sore hari terlihat lebih besar. "Tidak masalah. Maaf juga aku harus membuatmu menunggu. Aku benar-benar harus meeting tadi."Yudha tersenyum lalu menegak kopinya. Ia mengeluarkan rokok dan menyodorkannya pada Aleksei. "Rokok favoritmu," ucap Yudha menawarkan namun yang cukup membuat Aleksei terkejut, Yudha pun menyalakan putung rokok itu untuk dirinya sendiri. "Sejak kapan kau merokok?""Sejak tidak ada paru-paru lain yang kujaga," jawab Yudha santai menyesap asap. Aleksei hanya menoleh lalu membuang wajah, memilih menatap ombak yang berdebur. "Kau pasti tidak merokok lagi sekarang, karena ada paru-paru lain yang kau jaga, bukan?" lanjut Yudha. Aleksei kebingungan dan salah tingkah. Ia meraih rokok itu lalu akan membakarnya. Yudha menahan tangan pria itu. "Tidak perlu. Its oke. Aku tahu, kau tidak merokok lagi sejak operas

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 126_PERJANJIAN

    Aleksei merasa seperti sedang diguyur berton-ton tumpukan bunga. Harum, lembut tapi terlalu banyak. Ia tidak bisa bernapas. Pria itu melihat ke bawah, ke samping, bahkan ia harus mendongak ke atas untuk mencari udara. Tak .... Tak .... Langkah Luna mendekat, dan itu membuat Aleksei refleks mundur. Wanita itu justru tersenyum melihat ekspresi Aleksei sekaget itu. "Jangan main-main kamu, Angel. Kita sudah berumur, jangan bicara yang tidak-tidak," ucap Aleksei mengusap wajahnya. "Kenapa memangnya? Kalau kita bersama terus, tanpa ada hal yang urgent, jatuhnya fitnah, lo!""Untuk bertemu denganmu meski hanya satu menit, itu sudah ranah urgent."Luna berhenti dan justru menutup mulutnya tertawa. "Ya sudah, mari kita menikah supaya tiap menit bisa bertemu," goda Luna. "Memang pandai sekali kamu mempermainkan hati," ucap Aleksei menghembuskan kasar napasnya. "Jadi kau menolakku? Tak ingin menikahiku?""Eiih?!"Aleksei hanya melongo. Dia seperti tidak menapak lagi di bumi mendengar ucap

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 125_DEBARAN

    Dua minggu kemudian .... "Katakan padaku, kenapa Angel tidak pernah datang mengunjungiku?" tanya Aleksei ketika Daniel sedang memeriksa tensi darahnya. "Syukurlah, semuanya berjalan lancar dan kondisi Anda juga semakin baik, Tuan.""Jangan alihkan pembicaraan, katakan kemana Angel? Apa dia baik-baik saja?" "Ya, Nyonya Angel baik-baik saja. Jika transplantasi Anda berhasil, Anda akan bisa melihatnya lagi meski mungkin tidak seterang penglihatan Anda sebelumnya.""Aku lega dia baik-baik saja. Tapi kenapa dia tidak mendatangiku sejak aku operasi? Wanita itu," gerutu Aleksei mengelus perban di matanya. "Perban Anda sudah bisa dibuka. Apa Anda siap?""Tolong panggilkan aku Angel, saat mataku terbuka, aku ingin melihat dia pertama kali."Dokter Daniel terenyuh mendengar semua ucapan Aleksei. Jelas sekali dari getaran suara pria itu, Aleksei benar-benar sangat mencintai sosok Angel Gracelia. "Maaf, Tuan. Nyonya Angel belum bisa menemui Anda kemari. Tapi tidak masalah, Anda yang bisa mene

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 124_KEPUTUSAN

    "Bagaimana keadaannya?" tanya Luna dengan wajah tegang. "Selama Anda pergi, kami sudah tiga kali menyuntikkan obat penahan rasa sakit dan antibiotik.""Suntikan cairan ini pada bahu Aleksei."Luna menyerahkan tabung itu pada dokter Daniel. Pria itu melihat benda yang di tangannya itu lamat-lamat. "Cairan apa ini? Dingin sekali sampai menembus tulang.""Penawar racun itu. Cepat suntikan sekarang, Daniel."Dokter Daniel mengangguk dan matanya menangkap keberadaan Farid yang sedang dibersihkan lukanya. Nampak luka itu jauh lebih segar, tidak bengkak lagi dan tidak hitam. Sudah seperti daging biasa. "Bagaimana itu terjadi?""Racun dan penawar itu diciptakan oleh sosok yang paling hebat. Sudah, suntikan segera dan agar kau tenang kembali bekerja."Tak menunggu lagi, dokter yang berpostur tinggi itu langsung bergegas menuju ruang perawatan Aleksei. "Siapa?! Angel, kau kah itu?" tanya Aleksei terkejut saat terdengar suara pintu terbuka. "Bukan, Tuan. Saya, Daniel. Bagaimana perasaan Anda

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 123_MENGHILANGKAN EGO

    Helena menggeleng sembari menutup mulutnya yang sudah tertutup cadar. "Helena! Berikan sandi itu! Kasihan putraku kesakitan seperti itu. Apa pun yang kau inginkan dariku, aku akan memberikannya!"Helena terus menggeleng dan membuat Luna semakin putus asa. Gadis itu justru mundur, mundur dan berbalik arah, seperti melarikan diri. Kakinya berlari sangat kencang masuk ke dalam rumahnya. "Helena! Helena!!!" teriak Luna sekencang-kencangnya. Wanita itu sampai memukul tanah tempatnya mengesot hingga kotor pakaiannya. Berdentam tanah itu karena amukan Luna. Suara tangisan Luna menyeruak penuh ketakutan dan kemarahan. "Wanita sialan! Awas kau! Akan kumakan kau hidup-hidup!" seru Eldor sudah berdiri akan mengejar Helena tapi langkahnya tertahan melihat Farid muntah darah. Silsilia sedari tadi menahan pemuda itu agar tidak terlalu mengamuk sebab banyak juga pot bunga, dan batu di sekitar tempat itu. "Oooh demi leluhur Razoore! Aaah sial!" Eldor memukul kosong di udara. Urat-urat tangannya ti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status