Beranda / Romansa / ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA / BAB 4_KAKEK, KAU BENAR!

Share

BAB 4_KAKEK, KAU BENAR!

Penulis: Rora Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-14 16:45:34

"Ayo, Mas!" teriak Luna dari dalam mobil membuyarkan keheranan Yudha.

Laki-laki itu menyeret kakinya dengan berat. Di sini, Yudha merasa harga dirinya sebagai laki-laki sedang disentil.

Dengan perlahan dia kembali menyetir. Tak ada sepatah katapun yang bisa dia ucapkan lagi. Kaku, mungkin karena malu.

"Jangan heran kalau mobil mewah juga bisa kempes bannya. Kalau suhu dingin, tekanan udara di dalam juga ikut turun. Karet juga mengkerut, jadi udara di dalam bisa keluar karena ada ruang antara ban sama peleknya," papar Luna seperti seorang guru yang menerangkan di kelas.

Yudha hanya mengangguk. Ia bertanya dalam hatinya, darimana Luna tahu tentang teori itu? Masuk akal namun sebelumnya dia sama sekali tidak tahu. Cukup lama Yudha memberanikan diri untuk membuka mulut.

"Mbak belajar tentang mobil darimana?"

"Dari majikanku," jawab Luna singkat. Sama sekali tidak ada keraguan.

'Majikan? Apa dia mantan ART? Kakek! Aku akan mencari tua bangka itu. Bagaimana bisa dia memintaku menikahi mantan ART?! Aku Yudha, laki-laki tampan, berkarir cemerlang, pemilik perusahaan!' oceh hati Yudha terkejut dengan ucapan Luna.

Setelah sampai rumah, Yudha langsung masuk kamar.

"Barang-barang tadi, langsung masukin aja ke kamar!" perintah Yudha santai sambil melangkah.

"Itu semua barangnya Mas, silakan masukin sendiri," ucap Luna melenggang melewatinya.

Sayudha marah? Tidak. Malu, iya. Tiba-tiba ponselnya berdiring.

"Halo, Kek!"

"Hai cucuku. Bagaimana? Kamu suka kan dengan pilihan kakekmu ini?"

Yudha melirik istrinya yang sedang menghidangkan makanan di meja makan. Ia menutup mulutnya dengan telapak tangan.

"Apa Kakek sedang menghukumku?! Dia sama sekali tidak menarik di mataku, bahkan setelah aku menikahinya. Aku justru takut setelah melihatnya mengganti ban mobil dan mengaku pernah memiliki majikan. Apa salahku pada Kakek?! Hingga Kakek memberikanku jodoh seorang mantan ART?!"

Yudha berteriak dalam bisikannya sambil sesekali mengawasi Luna yang sibuk makan.Terdengar suara kakeknya tertawa terbahak-bahak memenuhi gendang telinga Yudha. Laki-laki muda itu makin heran.

"Kakek, aku sedang serius. Bahkan aku belum melihat wajahnya, sebab bagiku dia wanita aneh, dingin dan menakutkan. Kakek tak bisa melihatnya sekarang. Dia makan tetap menggunakan cadarnya!"

Yudha menggebu-gebu sedangkan kakeknya tetap tertawa renyah sekali. Yudha semakin dibuat kesal.

"Bukalah cadarnya, Kakek jamin, kamu akan menarik kata-katamu ini! Sudah, Kakek harus minum obat jantung dulu sebab kamu membuat Kakek terlalu senang! Hahhaha!"

Belum sempat Yudha menimpali ucapan kakeknya, suara laki-laki tua itu sudah menghilang. Sedikit kesal, Yudha memasukkan kembali ponselnya di kantung celananya lalu ke meja makan. Selera makannya sudah menguap. Yudha hanya meneguk air putih dan memikirkan kalimat kakeknya tadi. Apa benar?

Tiba-tiba ponselnya kembali berdering. Dengan ekspresi malas, ia melirik layar gawainya. Ayu, kekasihnya sedang menelpon. Seketika Yudha tersenyum karena sepertinya pacarnya itu mulai goyah tak berlama-lama mendiamkannya. Mereka sempat berdebat perihal rencana Yudha yang harus menikah karena paksaan kakeknya.

"Hallo sayang! Siap. Tak masalah. Baik. Aku tunggu."

Luna melirik suaminya dengan tatapan sinis. Yudha merasa kikuk. Apa ada yang salah?

"Ayu, kekasihku akan datang. Mbak tak perlu keluar kamar menyambutnya. Rumah itu sudah seperti rumahnya," ucap Yudha sedikit canggung lalu meraih burger yang tersaji di depannya.

"Aku tak mengizinkan wanita itu menginjakkan kakinya di rumah kita. Tolong jaga martabat rumah tangga!"

Hampir saja Yudha tersedak mendengar ucapan gadis itu. Apa Luna lupa dengan perjanjian mereka?

"Maaf, Mbak masih ingat ucapannya tempo hari sebelum pernikahan ini terjadi kan?"

Gadis itu mengangguk. Kerudung hitamnya sedikit menari sebab dia sibuk mengelap meja makan.

"Jadi, tolong jangan ikut campur dalam hubunganku dengan Ayu."

"Kalau begitu, tanggung sendiri jika sampai Adelard tahu, kamu masih berhubungan dengan kekasihmu itu," ancam Luna.

Telinga Yudha panas memerah mendengar wanita yang bahkan ia tak tahu dari mana asal usulnya, memanggil kakeknya dengan nama panggilan saja. Hampir seumur hidupnya, dia tidak pernah mendengar orang memanggil nama kakeknya tanpa sebutan Tuan di awal nama kakeknya. Yudha merasa istri bercadarnya itu benar-benar tidak tahu adab.

"Apa Mbak sadar, siapa yang barusan Mbak panggil namanya saja?!" sentak Yudha menahan marah.

"Maaf. Aku hanya sedang emosi," jawab Luna singkat.

Gadis itu memilin-milin jilbabnya seperti menahan kesedihan. Yudha yakin, pastilah istrinya itu shock saat dia membentaknya. Lagipula, gadis bercadar itu benar-benar sudah tidak sopan.

"Tolong jangan bawa Ayu ke sini. Kalian bisa bertemu dan melakukan apa saja di luar. Tapi tidak di rumah ini. Kamu juga harus menjaga martabatku sebagai istri. Apalagi kakek memintaku menjagamu," ujar Luna lagi.

Yudha mengangguk kecil memikirkan ucapan wanita bercadar di depannya itu.

"Baiklah. Akan kupertimbangkan."

"Mulai sekarang, berhentilah memanggilku Mbak. Aku tak ingin ada telinga lain yang mendengarnya," lanjut Luna lagi.

"Kalau begitu, tunjukan wajahmu sekarang!" seru Yudha serius.

Luna tidak berkata apa-apa selain perlahan-lahan melepaskan tali pengait cadarnya. Yudha biasa saja bahkan sesekali menengok ponselnya, menunggu Ayu membalas pesannya. Mereka berencana bertemu di luar. Yudha berpikir, tidak ada gunanya sepenasaran seperti semalam. Laki-laki itu meyakini pastilah wajah istrinya itu standar, hanya matanya saja yang indah. Kakeknya pasti hanya melebih-lebihkan.

"Mas," panggil Luna. Yudha masih sibuk mengetik untuk Ayu.

"Mas!" seru Luna sedikit naik.

"Iya! Bisa sabb ... ar, ti ... dak?!"

Sayudha melongo. Suaranya yang semula meninggi tiba-tiba menciut terjun dan hampir hilang. Keyakinannya tentang wajah istrinya yang biasa saja seketika menyusut dan terpatahkan. Gadis itu, wanita bercadar yang telah dia nikahi ternyata sungguh-sungguh secantik bidadari. Tidak pernah dia melihat kecantikan seperti itu. Apakah dia campuran? Bukan campuran lokal tapi internasional! Kecantikan Luna melebihi standar Yudha.

'Matilah aku ...!' Yudha membatin dengan mata terbuka lebar.

"Mulai hari ini, aku akan memperlihatkan wajahku padamu, Mas. Tapi aku mohon, jangan ada seorang pun yang boleh tahu wajahku setelah ini. Permohonanku ini sangat penting," ucap Luna dengan bibir tipis melengkung, berwarna merah muda seperti apel fuji. Yudha masih terpesona hingga seolah suara wanita itu tidak masuk di telinganya.

Luna mengernyitkan dahinya yang mulus bagai persolen.

"Apa tidak masalahkan, Mas?" tanya Luna kembali untuk memastikan.

Yudha hanya mengangguk. Matanya belum berkedip melihat hidung milik istrinya. Begitu lancip mancung, pas dengan struktur wajahnya. Sedikit dalam hatinya tersentil seolah sedang bersorak membatin.

'Kakek! Engkau benar!'

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sarmila Mhanizt
disini baru puas baca cerita luna
goodnovel comment avatar
siti fauziah
Yudha... Yudha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   ENDING

    Kini villa itu sudah sepi, bahkan tempat sesepi itu tidak memiliki penjaga. Aleksei mondar-mandir tak karuan. Sedari tadi dia berusaha sibuk, merapikan hal yang remeh temeh padahal penjaga catring sudah merapikan semuanya. Sumpah demi apa pun, jantungnya dari tadi berdegup kencang seperti ditabuh keras-keras. Ia mencari apa lagi yang dia bisa kerjakan asal tidak masuk ke dalam kamar itu. Bahkan melihat ke arah pintu kamar saja dia tidak sanggup karena dia tahu, di dalam sana ada seseorang yang menjadi pujaannya seumur hidup. "Sial, aku harus apa lagi?!" Aleksei melihat jam dinding, dan terlihat sudah jam dua dini hari. Semua sudah rapi, sudah pada di tempatnya. Pria itu kembali mondar mandir. Menyesal dia menyimpan laptop dan ponselnya di kamar tempat Luna berada. "Ya, aku tahu," ucap Aleksei sendirian membuka laci dan membungkuk mencari gunting tanaman dan sabit. "Aku bersihkan taman saja," desisnya mantap. Crinnnng!!! Kedua benda itu jatuh karena pria itu terkejut luar biasa seba

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 127_ABANG dan ADIK

    "Maaf, aku mengganggu waktumu," ucap Yudha di depan Aleksei yang memperbaiki posisi kacamata hitamnya. Mereka bertemu di sebuah cafe di pinggir pantai. Ombak di sore hari terlihat lebih besar. "Tidak masalah. Maaf juga aku harus membuatmu menunggu. Aku benar-benar harus meeting tadi."Yudha tersenyum lalu menegak kopinya. Ia mengeluarkan rokok dan menyodorkannya pada Aleksei. "Rokok favoritmu," ucap Yudha menawarkan namun yang cukup membuat Aleksei terkejut, Yudha pun menyalakan putung rokok itu untuk dirinya sendiri. "Sejak kapan kau merokok?""Sejak tidak ada paru-paru lain yang kujaga," jawab Yudha santai menyesap asap. Aleksei hanya menoleh lalu membuang wajah, memilih menatap ombak yang berdebur. "Kau pasti tidak merokok lagi sekarang, karena ada paru-paru lain yang kau jaga, bukan?" lanjut Yudha. Aleksei kebingungan dan salah tingkah. Ia meraih rokok itu lalu akan membakarnya. Yudha menahan tangan pria itu. "Tidak perlu. Its oke. Aku tahu, kau tidak merokok lagi sejak operas

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 126_PERJANJIAN

    Aleksei merasa seperti sedang diguyur berton-ton tumpukan bunga. Harum, lembut tapi terlalu banyak. Ia tidak bisa bernapas. Pria itu melihat ke bawah, ke samping, bahkan ia harus mendongak ke atas untuk mencari udara. Tak .... Tak .... Langkah Luna mendekat, dan itu membuat Aleksei refleks mundur. Wanita itu justru tersenyum melihat ekspresi Aleksei sekaget itu. "Jangan main-main kamu, Angel. Kita sudah berumur, jangan bicara yang tidak-tidak," ucap Aleksei mengusap wajahnya. "Kenapa memangnya? Kalau kita bersama terus, tanpa ada hal yang urgent, jatuhnya fitnah, lo!""Untuk bertemu denganmu meski hanya satu menit, itu sudah ranah urgent."Luna berhenti dan justru menutup mulutnya tertawa. "Ya sudah, mari kita menikah supaya tiap menit bisa bertemu," goda Luna. "Memang pandai sekali kamu mempermainkan hati," ucap Aleksei menghembuskan kasar napasnya. "Jadi kau menolakku? Tak ingin menikahiku?""Eiih?!"Aleksei hanya melongo. Dia seperti tidak menapak lagi di bumi mendengar ucap

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 125_DEBARAN

    Dua minggu kemudian .... "Katakan padaku, kenapa Angel tidak pernah datang mengunjungiku?" tanya Aleksei ketika Daniel sedang memeriksa tensi darahnya. "Syukurlah, semuanya berjalan lancar dan kondisi Anda juga semakin baik, Tuan.""Jangan alihkan pembicaraan, katakan kemana Angel? Apa dia baik-baik saja?" "Ya, Nyonya Angel baik-baik saja. Jika transplantasi Anda berhasil, Anda akan bisa melihatnya lagi meski mungkin tidak seterang penglihatan Anda sebelumnya.""Aku lega dia baik-baik saja. Tapi kenapa dia tidak mendatangiku sejak aku operasi? Wanita itu," gerutu Aleksei mengelus perban di matanya. "Perban Anda sudah bisa dibuka. Apa Anda siap?""Tolong panggilkan aku Angel, saat mataku terbuka, aku ingin melihat dia pertama kali."Dokter Daniel terenyuh mendengar semua ucapan Aleksei. Jelas sekali dari getaran suara pria itu, Aleksei benar-benar sangat mencintai sosok Angel Gracelia. "Maaf, Tuan. Nyonya Angel belum bisa menemui Anda kemari. Tapi tidak masalah, Anda yang bisa mene

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 124_KEPUTUSAN

    "Bagaimana keadaannya?" tanya Luna dengan wajah tegang. "Selama Anda pergi, kami sudah tiga kali menyuntikkan obat penahan rasa sakit dan antibiotik.""Suntikan cairan ini pada bahu Aleksei."Luna menyerahkan tabung itu pada dokter Daniel. Pria itu melihat benda yang di tangannya itu lamat-lamat. "Cairan apa ini? Dingin sekali sampai menembus tulang.""Penawar racun itu. Cepat suntikan sekarang, Daniel."Dokter Daniel mengangguk dan matanya menangkap keberadaan Farid yang sedang dibersihkan lukanya. Nampak luka itu jauh lebih segar, tidak bengkak lagi dan tidak hitam. Sudah seperti daging biasa. "Bagaimana itu terjadi?""Racun dan penawar itu diciptakan oleh sosok yang paling hebat. Sudah, suntikan segera dan agar kau tenang kembali bekerja."Tak menunggu lagi, dokter yang berpostur tinggi itu langsung bergegas menuju ruang perawatan Aleksei. "Siapa?! Angel, kau kah itu?" tanya Aleksei terkejut saat terdengar suara pintu terbuka. "Bukan, Tuan. Saya, Daniel. Bagaimana perasaan Anda

  • ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA   BAB 123_MENGHILANGKAN EGO

    Helena menggeleng sembari menutup mulutnya yang sudah tertutup cadar. "Helena! Berikan sandi itu! Kasihan putraku kesakitan seperti itu. Apa pun yang kau inginkan dariku, aku akan memberikannya!"Helena terus menggeleng dan membuat Luna semakin putus asa. Gadis itu justru mundur, mundur dan berbalik arah, seperti melarikan diri. Kakinya berlari sangat kencang masuk ke dalam rumahnya. "Helena! Helena!!!" teriak Luna sekencang-kencangnya. Wanita itu sampai memukul tanah tempatnya mengesot hingga kotor pakaiannya. Berdentam tanah itu karena amukan Luna. Suara tangisan Luna menyeruak penuh ketakutan dan kemarahan. "Wanita sialan! Awas kau! Akan kumakan kau hidup-hidup!" seru Eldor sudah berdiri akan mengejar Helena tapi langkahnya tertahan melihat Farid muntah darah. Silsilia sedari tadi menahan pemuda itu agar tidak terlalu mengamuk sebab banyak juga pot bunga, dan batu di sekitar tempat itu. "Oooh demi leluhur Razoore! Aaah sial!" Eldor memukul kosong di udara. Urat-urat tangannya ti

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status