Share

Mimpi Yang Aneh.

Yueyin menghampiri Shen Jin yang masih berada di kolam pemandian dengan membawa nampan berisi pakaian ganti. Shen Jin menatap jutek Yueyin sejenak, merasa di tatap oleh Shen Jin, Yueyin langsung menundukkan kepala takut dan berjalan ke arah meja yang berada di balik sekat pembatas kolam pemandian itu. Lalu, meletakan nampan yang di bawanya di atas meja, kemudian dia mengambil jubah mandi yang tergantung di sekat pembatas itu. 

Meskipun bukan baru pertama kalinya dia mendapat tatapan tajam seperti yang Shen Jin lakukan, tapi dia merasa tatapan Shen Jin ini sangat menakutkan bahkan lebih menakutkan dari para selir-selir lainnya. 

Yueyin menghampiri Shen Jin membawa jubah mandi dengan kepalan tertunduk dan tubuhnya sedikit gemetara. Shen Jin mengernyitkan dahi melihat tingkah Yueyin yang ketakutan seperti itu. 

"Ada apa dengan mu?" tanya Shen Jin tanpa beramah tamah. Yueyin seketika mendongak dan langsung bersimpuh di hadapan Shen Jin yang belum beranjak dari dalam kolam. 

"Nyonya maafkan hamba, jika di hari pertama  hamba melakukan kesalahan. Mohon ampuni hamba," ucap Yueyin. Nada bicara Yueyin terdengar gemetar. 

Shen Jin tercengang ketika melihat gadis muda yang sudah resmi menjadi pelayan pribadinya itu  memohon padanya hingga menangis seperti itu. Padahal dia hanya bertanya.

Shen Jin yang merasa bersalah, segera bangun dan mengambil jubah baju yang ada di dekat Yueyin lalu mengenakannya. Dia ikut duduk di depan Yueyin yang masih bersimpuh sedang memohon padanya. 

"Hei, jangan seperti itu. Aku kan hanya bertanya kenapa kau mengira aku akan mengusirmu?" Dengan cepat Yueyin mendongak menatap Shen Jin memperlihatkan wajah lucu dan menggemaskan bagi Shen Jin. 

Sebenarnya, Shen Jin sendiri pun bingung. Sepertinya, semua orang yang ada di kerajaan Bai Li Yuan begitu takut dengan kaisar mereka. Ya, meskipun dia ragu sedikit tentang rumor bagaimana kejamnya seorang kaisar Bai Li Yuan terhadap orang-orang yang berani menentangnya maka nyawa yang menjadi taruhannya. Yueyin bangun dan meraih tangan Shen Jin serta menciumnya.

"Terima kasih nyonya muda, aku berjanji akan menjadi pelayan yang baik dan selalu setia pada Anda." Gadis itu benar-benar terlihat polos, terlihat dari kilat matanya. 

"Iya. Sama-sama, sudah jangan menangis lagi. Yueyin tersenyum senang karena tidak mendapat hukuman dari Shen Jin. 

Yueyin yang bersemangat langsung bangun dan membantu Shen Jin. Setelah itu mereka berdua berjalan ke arah ruangan ganti pakaian. 

Shen Jin memperhatikan pakaian yang menurutnya cukup merepotkan. Awalnya Shen Jin menolak di bantu oleh Yueyin, namun karena dia bingung cara mengenakan tersebut, mau tidak mau diapun meminta bantuan Yueyin. 

"Pakaian ini sangat merepotkan, bahkan pakaian dalam pun, hanya berbentuk persegi dengan tali di bagian leher dan punggung saja, bentuknya pun seperti afron, setelah ini aku harus membuat desain pakaianku sendiri yang jauh lebih bagus dan praktis untuk aku pakai," gumam Shen jin dalam hati. Dia memperhatikan satu persatu tiap helai pakaian yang akan dia kenakan. 

Sekitar sepuluh menit, Yueyin pun selesai membantu Shen Jin berpakaian dan tinggal merias. Mereka berjalan ke kamar.

"Nyonya, biarkan hamba membantu Anda untuk berhias. Karena, sebentar lagi Yang Mulia Kaisar akan datang kesini, jadi Anda harus bertampil cantik." Shen Jin menatap tidak suka Yueyin.

"Untuk apa aku berhias? Aku sangat lelah hari ini, sebaiknya kau pergi saja. Aku mau tidur," ucap Shen Jin dengan nada ketus dan itu membuat Yueyin kembali merasa takut. 

"B-baiklah. Kalau begitu hamba akan menyiapkan makan malam, selagi Anda istirahat. Hamba akan kembali lagi setelah makanan malam siap," ucapnya lirih. Shen Jin beranjak dari tempat meja rias dan berjalan ke arah tempat tidur. Dia langsung menghempaskan tubuhnya yang begitu terasa lelah. Dalam hitungan detik, dia langsung terlelap ke alam mimpi. 

"Keamanan pun kau pergi, aku tidak akan melepaskan dirimu meskipun kau berada di belahan dunia ini." Shen Jin melihat seorang wanita berpakaian merah, tengah berlari ketakutan. Dia pun melihat seorang pria yang mengejar gadis itu. Sungguh terkejut ketika melihat wajah pria itu, dia begitu mirip dengan seseorang.

Nafas Shen Jin tersengal-sengal, dada naik turun dan degup jantung tidak beraturan, nampak keringat halus di dahinya. Shen Jin langsung terbangun dari berbaringnya dan duduk. Sejenak dia termenung memikirkan mimpinya yang baru saja dia alami. 

"Huh. Mimpi yang aneh. Seumur hidupku, kali pertama aku bermimpi aneh seperti ini." Setelah merasa sedikit tenang, Shen Jin beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah meja yang masih terdapat hidangan pengantin. Lalu, mengambil cangkir kecil yang berisi air. Namun, saat ia hendak akan meminumnya dia mencium aroma yang tidak wajar dari air tersebut. 

"Kenapa ada aroma obat pencegah kandungan dalam air ini? Cih. Sungguh jebakan murahan. Mereka pikir aku gadis kecil yang lemah, bisa mereka tindas dengan mudah," ucap Shen Jin. Dia kembali meletakan cangkir itu. 

Baru saja Shen Jin akan bangun dari duduknya, terdengar suara pintu terbuka. Shen Jin mengurungkan niat dan kembali duduk. Ia menatap tajam dan mengernyitkan dahi ketika melihat wanita paruh baya datang membawa nampan berisi makanan. Sontak saja, pelayan wanita paruh baya itu terlibat terkejut saat mata mereka beradu. Pelayan wanita itu langsung menundukkan kepala dan memberi hormat ke Shen Jin.

"Salam Yang Mulia, Permaisuri!" Tubuhnya sedikit membungkuk. 

"Dimana Yueyin? Bukanlah ini belum waktu makan malam? Siapa yang mengijinkan mu masuk?" tanya Shen Jin memberondong. Pelayan itu menatap remeh Shen Jin dan berjalan begitu santai tanpa rasa hormat. 

"Hamba, adalah utusan dari selir Lien Hua. Untuk mengantarkan sup Tonik ini sebagai tanda hormat kepada Anda." Pelayan itu meletakan semangkuk sup Tonik di atas meja tepat di hadapan Shen Jin. 

'Sup Tonik lagi, bahkan pemilik tubuh ini mati gara-gara meminum sup Tonik tersebut' gumam Shen Jin dalam hati. Dia menatap isi mangkuk tersebut, lalu tanpa ragu dia mengambil mangkuk tersebut. Pelayan itu tersenyum sumringah dengan tatapan yang penuh kemenangan. 

Sebelum Shen Jin meminum sup Tonik tersebut, dia mencium aroma sup itu terlebih dulu. Saat ia mengenali aroma yang di kuarkan dari sup Tonik itu, Shen Jin tersenyum tipis. Pelayan yang berdiri di sampingnya, mengira Shen Jin akan meminumnya. Namun, tanpa dia duga Shen Jin berdiri dan meminumkannya pada pelayan tersebut. 

Pelayan itu meronta-ronta ketika Shen Jin memaksa meminumkan sup Tonik tersebut hingga tak tersisa. Pelayan itu terbatuk dan mencoba memuntahkan cairan tersebut. 

"Bagaimana? Apa rasanya enak?" Shen Jin meletakan mangkuk yang sudah kosong itu di atas meja. Dengan sangat santainya, dia kembali duduk dengan kaki bertumpu di salah satu kakinya. 

"A-apa yang Anda lakukan? Anda sungguh tidak menghormati pemberian dari tuan ku," ucap pelayan itu dengan nada geram.

"Kenapa kau begitu marah, aku meminumkan sup itu padamu? Apa ada sesuatu dalam minuman tersebut?" Shen Jin menatap datar pada pelayan itu. Dalam sekejap, pelayan itu langsung bungkam dan gugup. Lehernya merasa tercekat tidak bisa mengatakan sesuatu lagi. 

"Meskipun kau tidak memberikan jawabannya, aku sudah tahu apa yang ada dalam kandungan sup yang di berikan oleh tuanmu. Jika, Yang Mulia Kaisar tahu bagaimana ya reaksi dia jika ada seseorang yang ingin mencelakai permaisurinya?" Pelayan tersebut langsung bersimpuh dengan tubuh yang gemetar. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status