Share

Jangan Menangis

"Pulanglah Yumna!" titah mama mertua.

Yumna lemas dan terduduk, ia melebarkan mata mendengar perintah itu. Yang ditakutkan terjadi, Nyonya Adiwijaya akan memisahkannya dengan Devian. Tidak menjawab, ia menggeleng. Mencoba bertahan. Tidak ingin saat Devian bangun, dirinya tak berada di sisi suami.

Nyonya Adiwijaya tersenyum miring. "Dasar bodoh. Aku tau sejak awal kamu gadis bandel! Itu kenapa aku memilihmu."

Yumna yang bergeming sontak mendongak melihat pada mertua, matanya yang basah menyipit. Mencoba menerka apa yang dimaksud sang mama.

"Ah, lupakan! Aku suka melantur saat kalut seperti ini."

Nyonya Adiwijaya menyeka airmata lalu duduk di samping Yumna. Ia yang tengah bersikap kasar melirik pada seorang wanita yang tak jauh dari tempatnya.

Satu sudut bibir Nyonya besar itu terangkat. Wanita itu memang tengah sedih dan terluka karena anak semata wayangnya terbaring di ruang ICU, tapi sebagai wanita yang punya posisi penting, istri Adiwijaya itu tidak boleh lengah dan tetap mendahu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status