Share

ISTRI DAN KEKASIH

“Aku bahagia sekali malam ini, Henry. Bagaimana aku tidak jatuh cinta padamu, kau adalah pria perkasa yang sempurna di mataku.” Carla berbisik mesra dalam pelukan Henry setelah mereka berdua baru saja mereguk nikmatnya malam panas bersama.

“Apa kau puas?” Henry menyahut seraya mengecup mesra kening Carla yang semakin mempererat pelukannya di tubuh Henry.

“Aku selalu puas jika bercinta denganmu.” Carla mengangkat kepalanya menatap Henry. “Maaf sayang, jika kepergianku membuatmu kecewa. Aku benar-benar menyesal telah bersikap egois selama ini,” ucapnya penuh penyesalan.

“Jika kau menyesal jangan kau ulangi lagi. Aku tak akan memaafkanmu jika kau pergi lagi dariku seperti waktu itu,” tegas Henry.

Carla tersenyum cerah, “Tentu sayang. Aku tak akan melakukannya lagi. Aku berjanji padamu.”

“Bagus. Itu baru wanitaku.”

Mereka berdua pun kembali berpelukan, seakan menunjukkan rasa cinta mereka yang begitu besar.

“Henry?” panggil Carla lirih dalam pelukan tubuh polos Henry.

“Hmm?”

“Apa kau tak ingin mempublikasikan hubungan kita?”

“Maksudmu?” Henry menatap bingung Carla dalam pelukannya.

“Aku pikir, ini adalah waktu yang tepat hubungan kita diketahui oleh publik. Seperti yang kau tahu, aku sudah menjadi wanita sukses dengan memiliki karier yang bagus. Kini aku sudah merasa percaya diri untuk menjadi pendampingmu, Henry,” ujar Carla penuh keyakinan.

“Maksudmu kau ingin sebuah pernikahan?” Henry menebak.

“Apa kau keberatan?” Carla menyempitkan pandangannya.

“Tidak, maksudku sepertinya aku tak bisa melakukannya dalam waktu dekat ini, Carla,” jawab Henry lugas.

“Apa maksudmu, Henry?” Carla mengangkat kepalanya menatap Henry penuh tanya. “Jangan katakan kau sudah memiliki wanita lain selain aku,” tebak Carla merasa curiga.

Secara refleks Henry membuang muka, reaksi itu tentu membuat Carla semakin curiga.

“Katakan, Henry! Apa kau memang sudah memiliki wanita lain selama aku berada di Paris?!” Nada suara Carla meninggi.

“Aku tak pernah mencintai wanita lain selain kau selama ini. Hubunganku dengan wanita itu hanya sebatas kontrak!” tukas Henry mengejutkan Carla.

“Apa kau bilang? Wanita? Kontrak?!” Carla bangkit setengah terbaring. Benar-benar tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari bibir Henry.

“Ya, aku baru saja menikahi seorang wanita dengan satu alasan. Yang jelas aku tak sungguh-sungguh menganggapnya seorang istri karena sampai detik ini hanya kau wanita yang masih tetap di hatiku,” terang Henry dengan ekspresi wajah serius.

“Bullshit!! Kau pendusta Henry, bagaimana bisa kau sudah menikah tanpa sepengetahuanku seperti ini?! Astaga, Ya Tuhan! Ternyata aku sudah bercinta dengan pria beristri!” Carla tampak syok, ia bangkit dari ranjang dengan kedua tangan yang menutupi wajahnya.

“Carla, aku mohon dengarkan aku. Hubunganku dengan wanita itu hanya sebatas kontrak. Aku minta kau bersabar sampai satu tahun ke depan, setelah itu kita baru bisa menikah,” Henry meyakinkan.

Carla tertawa sinis, “Bagaimana bisa kau mengatakan dengan mudahnya jika kau menyuruhku untuk bersabar menunggumu? Sedangkan selama satu tahun itu aku harus melihatmu bersama dengan wanita lain apalagi sampai berbagi cinta atau bahkan berbagi tubuh dengan wanita itu?!” Carla berkata dengan nada cukup tinggi.

“Dengar aku Carla, aku menikahi wanita itu saat kau pergi dan hubungan kita sudah berakhir, jadi jangan bersikap seolah kau adalah korban di sini!” tukas Henry, ekspresi wajahnya berubah dingin dengan cepat.

Carla yang mengetahui perubahan itu, seketika nyalinya langsung menciut. Apa yang Henry katakan adalah benar, oleh sebab itu Carla mau untuk mengalah kali ini.

“Maafkan aku Henry, aku terlalu syok mendengar kau sudah menikah dengan wanita lain, dan itu membuat hatiku terluka,” ujar Carla, kali ini nada suaranya terdengar lemah. “Tapi tolong katakan padaku, apa alasanmu menikahi wanita itu, jika memang benar kau tidak memiliki perasaan apa pun padanya.” Carla mencoba mendekati Henry kembali dengan sikapnya yang posesif.

“Ini hanya masalah bisnis. Keluarga wanita itu memiliki hutang dengan jumlah yang besar padaku, karena itu aku ingin membuat salah satu dari mereka merasakan apa itu sebuah pembalasan,” ungkap Henry datar.

“Baiklah jika itu memang benar aku bisa mengerti. Tetapi maukah kau berjanji padaku jika hatimu memang untukku, Henry? Aku tak mau kau sampai jatuh cinta padanya, jika itu sampai terjadi jelas itu akan sangat menyakitkanku.” Carla menatap sendu Henry dengan tatapan memohon.

“Jatuh cinta padanya?” Henry mendengus, “Bagaimana mungkin aku bisa jatuh cinta pada wanita dari keluarga dari musuhku?! Jangan bermimpi!” dalih Henry tegas.

“Benarkah? Aku senang jika hal itu benar, Henry.” Carla kembali bergelayut manja di dada bidang Henry.

“Pastikan jika hatimu memang hanya untukku, Henry. Entah itu istrimu atau wanita mana pun, aku tak akan pernah membiarkan mereka merebutmu dariku.”

***

Waktu berlalu begitu saja, tak terasa sudah hampir satu bulan sejak pernikahanku dengan pria kejam bernama Henry Bastian Campbell. Pria bergelar suami itu tak hanya menyiksaku secara fisik, namun juga secara psikis. Aku yang kini seperti hidup dalam penjara merasa semakin tersiksa secara batin karena tak bisa hidup seperti layaknya wanita bersuami.

Hanya satu tahun, ya satu tahun. Setelah itu aku akan hidup bebas sebagai wanita normal lainnya. Itulah kalimat yang selalu aku tekankan jika aku merasa putus asa dengan hidupku. Aku harus kuat untuk saat ini, setelah itu akan kembali menjalani hidupku walau itu tidak seperti sebelumnya saat ayahku masih hidup. Tetapi itu lebih baik daripada aku harus terjebak di neraka yang dibuat suamiku sendiri.

Siang itu ketika aku sibuk berkebun di halaman depan rumah sebagai kesibukanku akhir-akhir ini, sebuah mobil mewah keluaran terbatas masuk ke halaman rumah. Belum sempat aku sadar dengan keterkejutanku, seorang wanita cantik dengan penampilannya yang terlihat sempurna keluar dari dalam mobil itu.

Siapa? Aku merasa tak mengenalnya, tapi sepertinya wajahnya tidak asing kulihat. Wanita berambut coklat itu mendekatiku dengan gayanya yang angkuh, menatapku tajam dengan netra birunya yang indah. Sangat cantik secara fisik.

“Kau yang bernama Angelina Louis?” Wanita itu bertanya angkuh.

“Maaf siapa Anda? Dan ada perlu apa datang ke sini?” jawabku balik bertanya.

“Kau tak mengenalku?” Wanita dengan tinggi semampai itu terlihat mencibir menatapku dengan pandangan penuh selidik.

“Tentu saja, tidak. Nona.”

“Aku adalah Carla Queen Baker. Kau masih belum mengenalku?” sambungnya masih dengan sikapnya yang angkuh.

Mendengar namanya membuatku akhirnya teringat dengan seorang model terkenal kelas dunia yang sedang naik daun, Carla Queen Baker, itulah nama yang aku tahu. Kini aku ingat dengan nama itu, pantas saja wajahnya sangat tidak asing aku lihat. Namun, ada perlu apa dia datang ke sini menemuiku? Mungkinkah?

“Perlu kau tahu, Angelina Louis. Aku adalah kekasih Henry Bastian Campbell. Pria yang saat ini menjadi suamimu itu.” Carla memperkenalkan diri dengan senyum penuh kebanggaannya padaku.

“A-apa?? Kekasih??”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status