Seorang wanita cantik dengan kaki jenjangnya yang indah baru saja keluar dari mobil mewah yang berhenti di depan gedung Campbell Corporation. Penampilan wanita itu mampu membuat siapa pun yang melihatnya terpesona. Tak hanya penampilan wanita itu yang tampak sempurna, tetapi juga kesuksesannya sebagai wanita yang memiliki karier yang cemerlang. Dia adalah Carla Queen Baker, seorang model papan atas serta brand ambassador ternama sebuah perusahaan fashion terbesar di dunia.
Siapa yang tak mengenal sosok Carla? Dia hampir memiliki semua kecantikan yang dimiliki wanita, seorang wanita yang pantas untuk bersanding dengan pria seperti Henry Bastian Campbell. Public tak banyak yang tahu mengenai hubungannya dengan pewaris kedua dari Campbell Corporation itu. Namun, kali ini Carla akan membuatnya berbeda. Dia akan membuat seluruh dunia tahu jika kini dirinya adalah wanita milik Henry Bastian Campbell yang sesungguhnya.“Di mana aku bisa bertemu dengan CEO kalian?” Suara Carla anggun terdengar.“Maksud Nona Tuan Henry?” Salah seorang sekretaris bertanya memastikan dengan sedikit gugup saat melihat wanita yang tak asing baginya.“Kau pikir siapa? Tentu saja Henry Bastian Campbell.” Carla menyahut dengan sikap angkuh, “Katakan padanya, Carla Queen Baker datang menemuinya sekarang,” ucapnya penuh percaya diri.“Baik, Nona.” Sekretaris itu menyahut patuh.Tak berapa lama Carla pun membuka pintu ruangan di mana Henry ada di sana.“Hallo, Henry sayang. Bagaimana kabarmu?” Senyuman terbaik sengaja Carla tampilkan pada Henry yang saat itu cukup terkejut dengan kedatangannya.“Kau? Sejak kapan kau kembali?” Henry bertanya dengan sikapnya yang ketus.“Apa kau tak senang aku pulang, Henry?” Carla berjalan dengan gayanya yang seksi, mendekati Henry yang tengah duduk di ruangan kerjanya.“Bukankah kau lebih memilih Paris daripada di sini?” sindir Henry masih dengan sikap sinisnya.“Apa kau masih marah padaku?” Carla bergelayut manja di dada bidang Henry yang masih bersikap datar padanya, “Aku merindukanmu, Henry. Sungguh.” Carla menatap mata tajam Henry yang tak bereaksi saat jemari tangannya menyentuh wajah tampan Henry yang membuat semua wanita tergila-gila.Henry mendengus, “Apa kau di sana sudah bosan, karena itulah kau kembali ke sini?” sahutnya ketus.“Aku memang berencana untuk kembali setelah semua urusanku di sana selesai, apa kau lupa itu, Henry sayang?” Carla menempelkan kepalanya di dada bidang Henry, “Tidak mungkin aku melupakanmu, Henry. Kau adalah kekasihku juga cintaku satu-satunya,” rayu Carla seraya memainkan kancing kemeja setelan jas kerja yang Henry kenakan.Tak mempan dengan rayuan, Henry mendorong tubuh Carla agar menjauh dari tubuhnya dan berkata, “Kekasih? Apa kau lupa kau sendiri yang telah memutuskan hubungan kita setahun yang lalu?” Netra tajam Henry menyempit menatap wanita yang pernah menjalin hubungan dengannya untuk waktu yang cukup lama.“Sayang, maafkan aku. Kalimat itu aku ucapkan karena saat itu aku marah dan merasa emosi padamu. Tapi aku tak pernah benar-benar memutuskan hubungan kita begitu saja hanya melalui telepon,” Carla mencoba berdalih.“Kau ingin mengatakan jika waktu itu kau hanya bercanda, begitu?” Henry mendengus kasar merasa tak terima. “Lantas kau menghilang selama setahun ini kemudian datang kembali padaku seolah tak pernah terjadi apa-apa pada kita. Kau anggap aku ini apa, Carla Queen Baker?!” tukas Henry dengan ekspresi tegang.“Henry, maafkan aku. Bukan maksudku mempermainkan hatimu. Aku hanya butuh waktu sendiri untuk berpikir tentang hubungan kita dan mengembangkan karierku. Apa kau pikir aku tak merasa beban jika harus menjadi kekasihmu, namun aku bukanlah siapa-siapa?” Carla mendekat kembali pada Henry yang berdiri dengan raut wajah tegang.“Siapa yang tak mengenal dirimu sebagai Henry Bastian Campbell sebagai seorang pengusaha sukses yang menguasai hampir seluruh wilayah di dunia? Sedangkan aku bukanlah siapa-siapa? Aku hanya tak mau menjadi wanita yang dipandang rendah dengan mencari keuntungan menjadi kekasihmu. Aku ingin berdiri dengan kedua kakiku sendiri tanpa bayang-bayangmu, Henry. Dan jika sudah saatnya tiba aku akan bangga menjadi Carla, sebagai kekasih dari Henry Bastian Campbell seperti sekarang.” Carla tersenyum dengan satu tangan yang membelai lembut wajah tampan Henry.Henry terdiam, ia tak bereaksi apa pun. Walaupun demikian Carla yakin jika dirinya dapat meyakinkan Henry kali ini. Karena Carla tahu, Henry masih mencintainya. Hati Henry hanya untuknya. Meskipun pria itu dikenal dingin dan bahkan kejam, namun hanya kepada dirinya Henry bersikap berbeda. Dua tahun menjalin hubungan tanpa diketahui oleh publik cukup membuat Carla tahu siapa sosok Henry yang sebenarnya. Meskipun pernah dikenal sebagai seorang casanova, hanya karena dialah Henry berani berubah. Itulah yang membuat Carla yakin jika hati Henry hanya untuknya.“Makan malamlah bersamaku malam ini, Henry. Aku mohon. Aku sangat merindukanmu.” Carla mencoba membujuk kembali Henry dengan sentuhan-sentuhan tangannya yang menggoda dan rayuan mautnya.Henry yang memang masih menaruh perasaan pada Carla, tak kuasa menolak bujukan maut dari seorang wanita sekelas Carla Queen Baker, hingga ia melupakan statusnya yang kini sudah berubah bukan lagi seorang single....Malamnya sepasang kekasih tampak bergelayut mesra penuh hasrat saat mereka berdua di dalam lift menuju ke apartemen mewah milik sang wanita. Pasangan itu berciuman panas di dalam lift hingga sampai ke pintu apartemen. Bibir mereka saling memagut penuh hasrat seolah nafsu dan gairah sudah sepenuhnya melingkupi keduanya. Sesampainya di dalam apartemen sang wanita, keduanya saling melucuti pakaian mereka satu persatu dengan tak melepaskan tatapan penuh gairah mereka satu sama lain. Nafas mereka beradu, tubuh mereka yang kini sama-sama polos membuat keduanya semakin dilingkupi gairah yang membara. Rasa rindu mereka seolah ingin dilampiaskan melalui kontak fisik untuk saling memuaskan satu sama lain.“Sentuh aku, Henry! Aku milikmu sepenuhnya malam ini.” Sang wanita yang ternyata adalah Carla itu memohon serak ketika ia sudah memposisikan dirinya telentang di atas ranjang dengan pose seksi yang menggoda iman pria manapun yang melihatnya.Termasuk Henry yang kini sudah siap untuk bertempur malam ini bersama wanita pujaan hatinya. Carla adalah wanita yang ada di hatinya, bahkan setelah kekasihnya itu pergi meninggalkan dirinya dan lebih memilih karier modelingnya di Paris, Henry belum bisa melupakan Carla di hati dan juga pikirannya.Seperti sekarang, Henry tak kuasa lagi memendam rasa rindunya yang menggebu pada kekasih hatinya. Kini tubuh polos mereka saling beradu di atas ranjang dengan gairah yang membara. Desah kenikmatan Carla serta nafas memburu dari Henry membuktikan jika keduanya begitu menikmati percintaan panas mereka. Sesaat Henry lupa jika dirinya sudah beristri. Tidak. Ia memang sengaja melupakan, jika ia memang sudah beristri.“Aku bahagia sekali malam ini, Henry. Bagaimana aku tidak jatuh cinta padamu, kau adalah pria perkasa yang sempurna di mataku.” Carla berbisik mesra dalam pelukan Henry setelah mereka berdua baru saja mereguk nikmatnya malam panas bersama. “Apa kau puas?” Henry menyahut seraya mengecup mesra kening Carla yang semakin mempererat pelukannya di tubuh Henry. “Aku selalu puas jika bercinta denganmu.” Carla mengangkat kepalanya menatap Henry. “Maaf sayang, jika kepergianku membuatmu kecewa. Aku benar-benar menyesal telah bersikap egois selama ini,” ucapnya penuh penyesalan. “Jika kau menyesal jangan kau ulangi lagi. Aku tak akan memaafkanmu jika kau pergi lagi dariku seperti waktu itu,” tegas Henry. Carla tersenyum cerah, “Tentu sayang. Aku tak akan melakukannya lagi. Aku berjanji padamu.” “Bagus. Itu baru wanitaku.” Mereka berdua pun kembali berpelukan, seakan menunjukkan rasa cinta mereka yang begitu besar. “Henry?” panggil Carla lirih dalam pelukan tubuh polos Henry. “Hmm?” “Apa
Bab 6Budak berkedok istriMendengar pengakuan penuh percaya diri wanita bernama Carla Queen Baker, yang kini berdiri tepat di depanku, tentu membuatku terkejut.“Apa kau terkejut setelah mendengarnya, Angelina?” Wanita bernama Carla itu tersenyum angkuh.“Apa maksudmu mengatakan hal ini padaku, Nona Carla?” Aku mencoba untuk bersikap tenang meskipun aku tak menampik ada sedikit rasa kesal terbersit di hatiku.“Agar kau tahu diri siapa dirimu ini di mata kami.” Carla mendekatkan wajahnya yang seolah tanpa cela tepat di depan mataku dengan angkuh, “Dan kau juga harus tahu bahwa kau ini bukanlah siapa-siapa meskipun kau ini adalah istri dari Henry Bastian Campbell!” tukasnya tajam.“Apa maksudmu, kau takut posisimu akan tergeser olehku, Nona Carla?” balasku tak kalah tajam.“Apa?!” Carla melotot seketika, sedetik kemudian ia tertawa sinis dengan pandangan mengejek menatapku dari ujung rambut sampai ujung kaki, “Apa kau yakin bisa bersaing denganku, Angelina? Sampai mati pun aku rasa, ka
Perlahan aku mulai membuka mata ini yang masih terasa berat, tubuhku terasa rontok seakan tanpa tulang. Aku merasa benar-benar lemah, itulah yang selalu aku rasakan setelah Henry menggagahiku dengan cara yang seperti biasa ia lakukan. Tak ada kelembutan, apalagi rasa cinta. Apakah aku bisa bertahan selama kontrak itu belum berakhir? Aku memejamkan kedua mata ini erat, bulir air mata keluar dari pelupuk mataku. Mengingat kembali apa yang terjadi semalam. Kenapa harus aku yang menanggung kesalahan ayah dan kakakku? Kenapa harus aku? Masih seperti mimpi rasanya jika aku harus berakhir seperti ini, menjadi istri kontrak seorang Henry Bastian Campbell. Bukan istri, lebih tepatnya seorang budak dan tawanan. Ya, aku adalah budak dan tawanan Henry Bastian Campbell. Pernikahan kami hanyalah kedok agar apa yang Henry lakukan padaku adalah sah di mata hukum.Aku terisak dalam tangis, menyesali nasib dan menyesali apa yang sudah terjadi padaku. Tak mau dianggap lemah dengan menangis di depan pri
Bab 8 Hari ini adalah hari pertama aku bekerja sebagai staf tim pemasaran Campbell Corporation. Bersama dengan Sandra yang membimbingku dan membantuku untuk melakukan tugas apa saja yang harus aku lakukan, aku telah bertekad akan bekerja dengan sungguh-sungguh. Aku akan membuktikan jika aku mampu melakukan pekerjaanku dengan baik agar pria bernama Henry Bastian Campbell itu tak meremehkanku lagi.“Kau sudah mengerti apa saja yang harus dilakukan sampai sejauh ini, Angelin?” Sandra bertanya memastikan setelah ia selesai menjelaskan apa saja tugasku.Aku mengangguk dan menjawab, “Aku mengerti, Sandra. Terima kasih atas bantuanmu.” “Tak perlu sungkan, katakan saja jika masih ada yang belum kau pahami.” Sandra mengulas senyum tulusnya padaku.“Kau lihat itu, Mr. Campbell sudah datang.”“Tak biasanya ia berangkat siang seperti ini, ada apa?” “Siapa yang tahu, seorang CEO sempurna seperti dia, bebas melakukan apa pun.”Bisik-bisik dari beberapa staf terdengar olehku. Semua mata tertuju p
Malam itu Henry memutuskan untuk minum sendiri di mini bar yang ada di rumahnya, rumah yang khusus ditinggali oleh istri kontraknya Angelina Louis. Entah apa yang membuatnya kembali pulang ke rumah ini, padahal ia berencana untuk pulang ke mansionnya sendiri malam ini setelah pulang dari perusahaan. Namun, secara impulsif Henry justru malah menyuruh supir pribadinya untuk berbelok arah menuju ke rumah lainnya, di mana istrinya berada.Istri? Yang benar saja, sejak kapan seorang Henry Bastian Campbell, menganggap putri dari keluarga Louis itu adalah istrinya? Angelina Louis hanyalah istri kontraknya, tawanan sekaligus budaknya, tidak lebih!Sekali lagi Henry menegak whisky dengan raut wajah frustasi. Melihat Henry yang sekarang, terlihat jelas jika kini pria itu seperti menahan beban. Rambut gelapnya yang selalu rapi kini terlihat sedikit berantakan. Tak hanya itu, tiga kancing kemeja atasnya kini tampak terbuka, menambah penampilannya terlihat liar sekarang. “Kenapa? Ada apa dengank
Tubuh ini masih terasa lelah, bayangan kejadian semalam masih aku ingat dengan jelas. Bagaimana pria itu untuk pertama kali menyentuhku dengan lembut dan penuh kehangatan. Jujur, setiap sentuhan yang dibuat Henry begitu memabukkan, hingga untuk pertama kalinya aku bisa merasakan apa itu kenikmatan bercinta, dan bagaimana seorang wanita mencapai sebuah puncak rasa nyaman yang membuatnya seolah terbang tinggi bersama pasangannya. Tunggu! Aku membuka mata ini setelah aku ingat jika kenyataan tidaklah seindah seperti yang aku bayangkan tadi.Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh ruangan. Pria itu tak ada! Henry pergi sebelum aku bangun, lalu sejak kapan Henry pergi dan meninggalkanku sendiri di kamar ini? Pria itu jelas seperti buru-buru sekali pergi kali ini. Apakah Henry melakukannya karena ingin menghindariku setelah apa yang terjadi dengan kami semalam?Aku tersenyum pahit. Apa yang aku harapkan? Pernyataan cinta dari Henry Bastian Campbell, yang memang secara status adalah suamiku s
"Maaf Mr. Jones. Lain kali saja. Saya akan naik taksi karena bagaimana pun saya masih baru bekerja di perusahaan ini. Akan tidak baik jika ada yang melihat saya nanti satu mobil bersama dengan Anda nanti.” Aku beralasan agar penolakanku terdengar logis, dan aku harap Alan Jones tidak tersinggung dengan penolakanku.Tak seperti dugaan, pria itu justru tersenyum dan berkata, “Baiklah aku bisa mengerti itu. Tapi untuk lain hari, aku harap kau tidak menolaknya, Miss. Angelina Louis.”“Tentu, Mr. Jones,” sahutku seraya tersenyum.“Baiklah, sampai bertemu besok, Angelina.” Setelah itu mobil Alan Jones pun melaju meninggalkanku.Aku sudah memutuskan kembali ke rumah dengan menggunakan taksi, dan setelah sekitar tiga puluh menit perjalanan pulang aku terkejut ketika melihat mobil Henry terparkir di halaman rumah bergaya Eropa yang sudah aku tinggali selama menjadi istri dari Henry Bastian Campbell. Kenapa pria itu pulang kembali ke rumah ini? Apakah dia menungguku sejak tadi untuk memastikan
Campbell CorporationSaat aku tengah sibuk dengan pekerjaanku, perhatianku teralihkan dengan pembicaraan beberapa karyawan yang mengatakan jika di perusahaan kedatangan kekasih dari CEO Campbell yang tak lain adalah Carla Queen Baker. Seketika itu pun suasana kantor menjadi cukup heboh, bagaimana tidak? Seorang yang sedang menjadi buah bibir orang-orang kini justru semakin bersikap berani memamerkan kebersamaan mereka. Bisa kulihat dengan jelas bagaimana dengan langkah penuh percaya dirinya wanita bernama Carla itu melangkah masuk ke dalam ruang kerja Henry. Penampilannya yang selalu tampak sempurna dan tanpa cela seakan memang sengaja ingin memperlihatkan status sosialnya yang tinggi di depan umum. Beruntung saat itu Carla tak melihatku ketika wanita itu masuk ke dalam ruang kerja CEO, di mana Henry ada di sana.“Kalian lihat itu? Kekasih CEO kita sedang menebar bunga. Aku yakin di dalam sana mereka berdua sedang bermesraan dengan penuh gairah.” Amelia, seorang staf senior terkikik d