Share

JEBAKAN

ROGER

"Rey hendak pamitan pada saya. Dia takkan lagi kembali. Tuan, tolong percayalah, tak terjadi apapun di antara kami. Kisah kami sudah selesai."

Rinai bening itu terus meluruh. Entah, apakah karena takut akan kehilangan diriku atau meratapi kisah cintanya yang kandas di perjalanan.

Aku memalingkan pandangan dari wanita yang tengah bergetar.

Lalu, ia menjatuhkan diri, memeluk kaki ini.

Dan ….

Aku bergeming.

Lalu, menepis dan beranjak pergi. Meninggalkan sekeping hati yang terkoyak pasti.

Aku butuh mendinginkan hati.

***

"Abah, Emak. Neng pergi."

Sudah kuputuskan hari ini juga membawa Safna ke Jakarta. Kejadian itu sinyal bahaya akan keutuhan rumah tangga.

Keluarga itu berpelukan, menangis seolah akan berpisah selamanya. Lelaki tua yang kupikir tak punya hati itu ternyata meneteskan air mata. Hal yang tak pernah kulihat ada pada diri Papi.

Sesekarat apapun putranya, raut wajah itu tetaplah datar. Entah, hatinya tersusun dari apa?

Lepas pamitan, kami pun pergi setelah se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status