Share

07. Suamiku Mantan Pacarnya?

Mantan?

Mantan pacar Vivian?

Hati Elitta mendadak diselimuti rasa takut, sesak sekali. Berkat ulah VIvian yang selalu merenggut pria yang pernah cintainya, dia menjadi sedikit tidak percaya diri. Apa dosanya sangat banyak sehingga orang-orang yang dia cintai selalu pergi?

Vivian tersenyum melihatnya. "Kenapa? Syok sampai nggak bisa ngomong? Sekarang kamu pasti ngerti 'kan kenapa Vito nikahin kamu? makanya jangan sok cantik, sudah jelas siapa yang dia incar?"

Tak diduga, Pak Derry datang di waktu yang tak tepat itu. Dia sedikit mendengarkan ucapan istri mudanya. "Siapa mantan pacar yang kamu maksud?"

Vivian kaget. Dia menoleh, lalu menghampiri suaminya itu sambil menunjukkan raut wajah manja. "Sayang, kamu dengar semua? Ini nggak seperti yang kamu dengar, kok ..."

"Apanya, sih? Mantan pacar apa? Kamu barusan bicara apa? Kamu kenapa masih di sini? Debat sama Elitta belum kelar?"

"Oh." Vivian lega suaminya tak mendengar apapun. Dia mengomporinya lagi, "marahi itu anak kamu, masa dia marah-marah terus. Dia takut suaminya suka sama aku."

Pak Derry melirik anaknya. "Elitta, berapa kali papa bilang, jangan suka marahi Vivian." Pandangannya meruncing ke sang menantu. "Dan kamu, Vito ... Om baru tahu ternyata kamu ini CEO Sunmart. Agak aneh emang CEO Sunmart mendadak melamar wanita sembarangan."

Vito membela istrinya, "Sembarangan apanya, Om. Elitta wanita baik-baik, dan dia adalah putri Pengusaha Konveksi, Derry Dinata. Om cukup terkenal di kalangan pengusaha kota ini."

"Bukan anak kandungnya, tapi ya terserah kamu apa sama Elitta, tapi, ingat ya, jangan coba-coba merayu Vivian dengan kuasamu."

Vito sampai habis kata-kata mendengar ucapan sang mertua. Seorang pebisnis sukses seperti Derry Dinata, ternyata sangat buruk memperlakukan anak.

Elitta mengusap air mata yang sudah tak sanggup ditahan. Tempat ini terlalu kacau, terlalu sesak. Sang ayah sudah tunduk pada Vivian, dan suaminya ternyata mantan pacarnya. Kenapa semua orang selalu berputar di sekeliling Vivian? Apa dia tidak berhak bahagia? Apa salahnya?

Tidak sanggup mendengar apapun lagi, dia pergi meninggalkan mereka tanpa mengatakan apapun lagi.

"Elitta! Papa belum selesai bicara sama kamu!" sentak Pak Derry kesal melihatnya pergi. Dia menggerutu, "mirip sekali dengan ibunya .... sama-sama keras kepala."

Vivian menahan tawa.

Vito muak melihat mereka. Dia berkata lirih, "Om memang keterlaluan, tua bangka nggak tau diri."

Pak Derry membalas dengan lirikan tak kalah tajam. "Apa katamu? Berani sekali kamu menghina mertua kamu sendiri? Jangan mentang-mentang kamu bos besar, kamu bisa seenaknya. Kamu itu masih bocah, nggak ngerti urusan bisnis, Sunmart bentar lagi juga bangkrut kalau pimpinannya bocah songong sepertimu."

"Om ini kayaknya nggak sadar umur. Sadar Om itu udah tua. Sekali lagi Om menyakiti hati Elitta, ... bisnis Om hancur."

Vivian ikut bicara, "kamu ..."

"Diam, aku nggak bicara sama kamu!" bentak Vito cepat. Sorot matanya begitu tajam kepada Vivian. "Kamu juga, berani kamu menghina Elitta-ku lagi, aku juga akan menghancurkanmu sehancur-hancurnya."

Bulu tengkuk Vivian merinding. Baru kali ini dia merasakan takut saat diancam seseorang. Meskipun begitu, dia juga cemburu karena Vito memanggil Elitta dengan tambahan -ku.

Vito tidak ada waktu meladeni mereka. Dia segera berjalan keluar untuk menyusul istrinya yang lebih dahulu pergi.

Elitta terlihat sudah di halaman depan rumah.

"Elitta!" Vito memanggil.

Elitta tak mau berhenti. Dia tetap berjalan keluar gerbang, lalu naik taksi. Hatinya cukup terluka hari ini.

Kemarin adalah hari pernikahannya. Dia mengira rumah tangganya akan berjalan damai setelah yakin mendapatkan suami yang perhatian.

Tapi, sekarang sudah mendapatkan fakta tak menyenangkan. Bagaimana jika itu benar— dia dinikahi oleh Vito untuk dimanfaatkan agar bisa dekat dengan Vivian?

Vito masuk ke dalam mobil sport mewah yang terparkir di halaman depan rumah. Kemudian, dia tancap gas— mengejar mobil taksi yang membawa sang istri.

Di balik jendela ruang tengah, Vivian melihat semua itu. Dia bertambah muak, iri, dan kesal bukan main. Kedua tangannya meremas tirai jendela, ingin rasanya merobek kain itu.

Dia menggerutu, "Kurang ajar Vito! Dia punya mobil sport! Padahal dulu cuma pegawai cleaning service! Kenapa dia pakai pura-pura miskin segala! Kenapa pas pacaran sama aku pura-pura miskin, sekarang nikah sama Elitta nggak pura-pura? Nggak adil banget! Ini nggak bisa ... nggak. Awas dia ... aku akan membuatmu jadi milikku lagi. Lihat aja nanti. Sok-sok nolak, padahal kamu sukanya cuma sama aku 'kan, Vito?"

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status