Share

Bab 4. Kesal

Author: Arutala
last update Last Updated: 2023-01-27 14:19:09

Teman cowok Fara menghentikan langkahnya ketika telah sampai di samping mobil Fara.

“Aku akan menyusul pakai motor saja,” Ia tidak merasa nyaman karena harus diatar Mikel.

“Malah nanti aku gak diantar ke sana kalau kamu gak ikut,” bisik Fara sambil mencabikkan bibirnya.

“Ok, ayo. Motorku biar ditinggal di sini saja.”

Mereka memasuki mobil yang di dalamnya sudah ada Mikel yang menunggu.

Mikel melihat Fara dan temannya sudah masuk, dia pun melajukan mobilnya dengan diam.

“Dad, perkenalkan ini teman baruku,” cicitnya.

“Hai, Om!” sapanya ramah.

Ciiiittttt!

Tiba-tiba Mike kaget dan gak sadar menginjak rem dengan mendadak.

“Bukannya temanmu cewek?” Mikel menatap anak di samping Fara dari kaca spion.

“Dad, dia laki-laki. Tapi daddy tenang, dia tidak tertarik pada perempuan!” Fara mengetahui betapa posesifnya Mikel jika berhubungan dengan teman lelakinya.

Teman Fara itu tersenyum indah kepada Mike dan menyibakkan rambutnya ke belakang telinga.

Mikel menggeleng pelan. Ia bergidik ngeri melihat tatapan anak lelaki itu yang melihatnya dengan lekat dari kaca spion. Walaupun begitu Mikel tidak percaya begitu saja. Dia sering menatap anak cowok itu dari kaca spion. Takut anak lelaki itu melakukan kontak pisik dengan Fara.

Teman cowok Fara diam-diam memperhatikan Mikel tahu sedang diperhatikan. Dia tersenyum mengembang dan menatap Mike juga dengan memberikan senyuman. Setelah itu Mikel menggelengkan kepalanya dan kembali fokus ke jalan.

Setengah hari waktu Mikel menemani Fara mengelilingi Mall dengan temannya itu. Ia berjalan di belakang mereka sambil melihat tawa Fara yang pertama kali ia lihat selepas ini.

“Hmm, kamu memang harus bahagia,” gumamnya sambil melihat senyum Fara.

Entah apa yang ada di pikiran Mikel. Dia telah keluar dari kebiasaannya, membuang waktu kali ini. Dia melirik jam tangannya tak sadar mereka sudah berkeliling dua jam lebih. ‘Shit, apa aku sudah mulai gila?’ gumamnya dalam hati.

Setelah kedua anak muda itu lelah, akhirnya mereka pulang dan menyadri waktu sudah sore.

“Rumahmu di mana?” Mike melihat ke kaca spion.

“Saya di turunkan di halte bus kota saja, om.” jawabnya.

“Tidak! Enak saja. Nanti kamu di culik bagaimana?” Fara tidak setuju, ia kemudian menatap Mike dengan tatapan memohon.

Kemudian ia pun memberi tahu alamatnya yang masih mereka lewati saat pulang, jadi masih di jalan yang sama.

Mikel hanya pasrah dan menuruti permintaan putrinya itu.

***

Seorang wanita tua dengan wajah yang masih terlihat cantik dan terawat sedang menikmati teh di ruang tamu. Senyumnya terukir lembut, wajahnya tegas dan pakaiannya terlihat elegan.

“Ma, kenapa datang tidak bilang-bilang.” Mikel kaget dengan kedatangan ibunya. Dia berjalan ragu-ragu sambil berjalan ke arah sang ibu yang merentangkan tangan siap memeluknya.

“Kamu libur kan sayang?”

“Hmm, daddy kok gak ikut mam? Jangan katakan dia lebih sibuk dari pada aku.” Maikel melepaskan pelukannya lalu duduk di samping sang ibu.

“Daddyyyy. belanjaan kemaren di mana!” Teriakan Fara terdengar menggema mengisi rumah.

Wajah ibu Mikel berubah datar. Ia melihat ke arah asal suara dengan tatapan bengis. “Kapan dia tinggal di sini?” Maria, tidak pernah setuju jika Mikel membesarkan Fara, itulah alasannya dulu Mikel mengirimnya ke luar negeri.

“Ma,” jawab Mikel dengan nada lembut. Mikel menggenggam tangan ibunya.

Maria, wanita tua itu membuang pandangan ketika melihat gadis yang ia benci itu mendekati mereka.

“Dad..” ucapan Fara terhenti ketika melihat Maria yang sedang duduk bersama Mikel.

“Sini, salam oma mu,” Mikel berdiri dan menarik lengan Fara untuk mendekati ibunya.

Fara kikuk. Ia melihat tatapan wanita tua itu tidak pernah suka padanya. Dengan takut-takut ia mengulurkan tangan dengan sopan.

Maria menerimanya dengan cemberut. Saat Fara ingin mencium tangannya,  Maria menarik tangan dengan cepat.

Mikel menarik nafas panjang melihat situasi di depannya. “Fara, ambil belanjaan di mobil, jangan lupa menatanya!” perintahnya dengan lembut. Begitu satu-satunya cara Mikel membantu Fara keluar dari situasi kaku itu.

Maria menatap kepergian Fara dengan tajam lalu menatap Mikel dengan seksama. “Apa kamu sadar nak, usiamu sudah sangat tua. Apa kamu tidak ada keinginan untuk melanjutkan keturunan dari kelaurga kita? Bukan sibuk mengurusi anak orang lain yang tidak tahu asal-usulnya,” ucap Maria dengan nada mengintimidasi.

Mikel yang melihat tatapan mata si ibu langsung menunduk. Ia mencoba memahami wanita yang telah membesarkannya itu, ia tidak ingin membantah dan menyakitinya.

Fara yang sedang sibuk menata barang belanjaan pada tempatnya terlihat berpikir keras. Ia tidak menyangka bahwa kehadirannya ternyata tidak semudah yang ia tahu. Ia telah menjadi permasalahan bagi dadynya.

Tanpa ia sadari air matanya bercucuran, ternyata ia kembali pada penolakan yang susah lama tidak ingin ia hadapi.

***

Maria sedang menyiapkan makan malam. Fara tetap membantunya mesti ia tahu Maria tidak menyukainya.

“Fara!” Maria menatap Fara dengan sengit.

“Ia, o.omaa,” jawabnya dengan ada ketakutan. Ia tersenyum pahit yang ia paksakan. Di usianya sekarang dia sudah bisa menimbang bahwa apa yang akan dikatakan orang tua itu.

“Sampai kapan kamu terus mengandalkan daddymu?” ucap Maria tanpa menghentikan pekerjaannya. Ia juga tidak menatap Fara yang melihatnya sendu.

Fara diam. Dia tidak bisa menjawab karena dia tidak pernah mengira akan berada di situasi ini. Situasi di mana ia harus mengandalkan diri sendiri.

Maria, menghela nafas kasar. “Gimana ada wanita yang mau sama anakku, jika selalu menenteng anak kemana-mana!” gerutunya pelan yang masih bisa didengar Fara dengan jelas.

“Oma,” cicit Fara sambil menatap Maria nanar.

“Oma?” Maria menatap Fara dengan heran, “Jangan pikir kamu bisa memanggilku dengan sebutan itu, jika tidak ada Mike.” ucapnya dengan tegas.

“Panggil saya, Nyonya,” jawabnya dengan sinis. Ia menabrak bahu Fara yang menghalangi jalannya.

Fara terdiam, kali ini ia kembali diterpa badai. Kenangan masa lalunya kembali berputar di ingatan, penolakan, dan dibuang.

“Siapa yang harus di panggil nyonya?” ucapnya tanpa menoleh ke arah sang ibu dan menarik kursi makan.

“Ah, itu… Bukan seperti yang kamu khawatirkan!” Maria mendelik ke arah Fara.

“Ma, Fara ayo makan. Setelah ini aku akan mengantar mama pulang!” Mikel dengan santainya mengambil sarapan yang sudah tersedi adi meja. Lelaki itu terlihat semakin tapan jika ia memakai pakaian casual. Atasan berwarna putih dengan celana jins yang membuatnya jauh terlihat muda.

“Mikel, apa kamu mengusir mama?” Maria mendelik kesal sambil menarik kursi di depan putranya itu.

“Ma,” jawabnya dengan tatapan lembut.

Maria heran melihat tatapan kekecewaan putranya itu kembali ia dapatkan. Ia melihat tatapan itu dulu ketika melarang Mikel menikahi istrinya.

“Kenapa? kamu sekarang ingin membenci mama lagi karena anak yang tidak tahu asal usulnya ini?” Maria meninggikan sedikit suaranya. Dia berdiri dan menunjuk ke arah  Fara. Marahnya sudah tidak terbendung lagi.

Cring!

Mikel membanting garpunya dengan keras. Kemudian melihat sang ibu dengan tajam. “Sekarang apa lagi, Ma? apa yang harus Mikel lakukan agar mama puas dengan pilihanku?” Mikel bersuara rendah dan penuh penekanan.

“Menikahlah dengan Sarah, setelah itu mama tidak akan lagi mempermasalahkan pilihanmu!” Maria tidak akan pernah puas sebelum Mikel menikahi wanita pilihannya itu.

“Ma, apa yang wanita itu lakukan sehingga mama masih tertipu oleh wanita iblis itu?” Mikel tidak percaya dengan keputusan Maria yang selalu ingin menikahkannya dengan Sarah sekretarisnya itu.

Setelah itu Mikel meninggalkan meja makan dengan sangat marah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ISTRI UNTUK POSSESSIVE DADDY   Bab 35. Menolak Sentuhan

    Farra duduk di atas karpet tebal, membiarkan rambutnya yang panjang terurai dan jari-jarinya membolak-balik buku sketsa yang sejak semalam belum selesai ia isi.Namun pikirannya tidak fokus.Di layar TV besar di ruang tengah, suara pembawa berita menggema pelan.“...hingga kini belum ada klarifikasi resmi dari MRA Holdings terkait pembangunan proyek yang disebut-sebut melanggar zona hijau di kawasan Selatan kota...”Farra mematung. “Proyek MRA? Itu perusahaan Mikel,” gumamnya pelan.Ia meletakkan buku sketsanya perlahan, berjalan mendekat ke TV dan menaikkan volumenya.“...seorang pengirim anonim melampirkan beberapa dokumen internal perusahaan yang tampaknya valid. Meski belum dikonfirmasi, publik mulai mempertanyakan integritas sang CEO muda...”Farra menelan ludah. Kenapa Mikel tidak mengatakan apapun? Bukankah dia selalu bicara soal keterbukaan? Tentang kepercayaan?Ia k

  • ISTRI UNTUK POSSESSIVE DADDY   Bab 34. Rencana Busuk

    Lampu-lampu jalan menyala satu per satu, menciptakan bayangan panjang di sepanjang kafe kecil tempat Sarah duduk dengan anggun di pojokan, mengenakan kacamata hitam.Ia sedang menunggu seseorang.Dan saat lelaki itu masuk deberpakaian rapi, senyum ramah, aura tenang, Sarah segera tahu bahwa mangsanya telah datang dengan suka rela.“Steven,” panggil Sarah lembut, menyeringai saat pemuda itu duduk di hadapannya.Steven menatapnya waspada. “Kenapa kamu memintaku datang?”“Langsung ke inti, ya?” Sarah menatap cangkir kopinya sebelum menatap Steven lagi dengan mata penuh muslihat. “Aku ingin bicara tentang Farra dan Mikel.”Wajah Steven yang awalnya tenang berubah sedikit kaku.Sarah tersenyum puas. “Kamu tahu, bukan? Mereka akan menikah. Mikel menyembunyikannya dari semua orang. Tapi aku punya mata dan telinga di mana-mana.”Steven menggenggam tangannya di bawah meja. Ia t

  • ISTRI UNTUK POSSESSIVE DADDY   Bab 33. Diakui Menjadi Calon Menantu

    Meriam duduk di beranda samping mansion, secangkir teh di tangannya, mata tajamnya menatap taman yang masih basah oleh embun pagi. Tapi bukan taman itu yang memenuhi pikirannya.Melainkan nama itu. Farra. Dan lebih dari itu ‘pernikahan.’Ia baru mendengar kabar itu pagi ini. Dari Samuel, yang terlalu terbiasa melihat kemarahan Mikel hingga tidak lagi bisa berbohong di hadapan wanita yang melahirkan pria itu.“Pernikahan?” bisik Meriam tadi pagi, tatapannya menusuk. “Tanpa restuku?”Samuel hanya menunduk, tahu batasannya.Dan kini, saat aroma teh menguar di udara, Meriam masih mencoba memahami, bagaimana mungkin putranya yang selama ini tak tersentuh, menjadi sebegitu terikat pada gadis itu."Menjijikkan," suara lain menyela.Meriam menoleh pelan. Sarah berdiri di ujung beranda, mengenakan dress merah muda pastel yang terlalu manis untuk niat yang begitu pahit.“Sarah,” ucap Meriam

  • ISTRI UNTUK POSSESSIVE DADDY   Bab 32. Membalas Sentuhannya

    Langkah Farra terhenti di ambang pintu kamar.Pintunya tinggi, ukiran gelap khas Eropa, dan begitu terbuka, wangi maskulin langsung menyeruak menyambut indra penciumannya, paduan kayu cendana, kulit, dan aroma sabun Mikel yang mulai ia kenali.Kamar itu luas. Terlalu luas untuk satu orang. Dengan jendela kaca besar menghadap taman belakang, langit-langit tinggi, rak buku dari kayu mahoni, dan pencahayaan lampu gantung yang temaram. Tempat tidur king size di tengah ruangan itu tampak seperti panggung megah untuk drama yang belum dituliskan.Farra memeluk dirinya sendiri. Ia merasa kecil.“Kenapa diam?” Suara berat Mikel terdengar dari belakang, sebelum lengan pria itu melingkar lembut di pinggangnya. “Tidak suka kamarku?”“Bukan begitu,” Farra menoleh, menatap mata pria itu. “Aku hanya tidak pernah membayangkan akan berdiri di sini. Di kamar ini. Denganmu.”Mikel menyentuh pipinya. “Aku ti

  • ISTRI UNTUK POSSESSIVE DADDY   Bab 31. Kau Milikku

    Farra menggeliat pelan. Selimut masih membungkus tubuhnya sampai dada, tapi kulitnya merinding begitu angin pagi menyusup lewat celah jendela yang belum tertutup sempurna. Ia menoleh ke samping, dan napasnya langsung tercekat.Mikel masih terlelap. Wajahnya damai. Ada sisa lelah di sana, tapi juga ada sesuatu yang membuat dada Farra terasa sesak, keintiman yang tak bisa dibatalkan.“Sudah bangun?” suara berat itu menyapa, membuat Farra panik dan buru-buru menarik selimutnya lebih erat.“Kamu pura-pura tidur?” tanya Farra, menunduk, malu setengah mati.Mikel berbalik menatapnya, wajahnya serius namun tenang. “Nggak tega buka mata duluan. Aku takut kamu bakal lari.”“Aku masih tidak menyangka telh melakukan hal bodoh ini,” jawabnya dengan pelan hampir seprti berbisik.“Tapi kamu nggak bisa lari dariku, Farra.” Suaranya berat.Farra menahan napas. Matanya menatap langit-langit k

  • ISTRI UNTUK POSSESSIVE DADDY   Bab 30. Canggung

    Mikel duduk di sofa, menarik napas lega dan sekarang ia merasa ada angin segar yang menyelimuti rumahnya. Tanpa kehadiran sang ibu, semuanya menjadi lebih ringan.Mikel melirik ke arah Farra yang duduk di sampingnya. “Akhirnya, kita bebas…” kata Mikel dengan suara rendah, namun penuh dengan arti, saat ia berjalan mendekat.Tangannya menyentuh pelan pundak Farra, membuat gadis itu sedikit terkejut dan menoleh cepat.“Kita tidak bisa melakukan ini, dad,” ucapnya pelan dan takut.“Aku bukan lagi dadymu Fara, panggila Mike, kalau tidak kau akan mendapatkan hukuman yang setimpal,” ancamnya di telinga Farra membuat gadis itu merona.“Baiklah, aku akan belajar menyebutkannya. Tapi untuk sekarang rasanya sangat aneh,” aku Farra.“Aneh? Tapi kenapa kau menerima sentuhanku waktu itu, Farra?” lanjut Mike menggoda Farra.Farra tiba-tiba berdiri dan melepaskan rangkulan Mike. &ldqu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status