Share

44. Tumbang

Author: RESYARIN
last update Last Updated: 2025-06-14 17:37:00

“Eungg.” Jefri mengerang merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

Dia perlahan membuka matanya yang terasa begitu berat, ruangan putih dengan bau obat-obatan khas Rumah sakit yang menyambutnya saat ini. Jefri ingat dia pasti pingsan saat dia mengejar perempuan yang seperti istrinya.

Berapa lama dia pingsan, tubuhnya terasa begitu sakit, lemah dan bahkan kaku. Jefri merasa tak berdaya, tenggorokannya juga terasa begitu kering.

Hingga tak lama pintu terbuka dan datanglah Kahfa, bersama dengan Ayahnya.

"Jef, kamu udah sadar?" tanya Ayah Danu khawatir dan Jefri menganggukkan sedikit kepalanya.

"Ini masih di Bandung?" tanya Jefri pada Kahfa.

"Tidak pak, kita ada di rumah sakit di Jakarta. Saya langsung membawa anda kesini setelah tahu anda perlu perawatan lanjutan,” jelas Kahfa yang diangguki Jefri.

"Sakit apa?" tanya Jefri.

"Kamu kena typus Jef, berasal dari maag kamu juga kronis. Makanya kalau diingetin makan itu nurut
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • ISTRI Warisan Adik   46. Jangan Tinggalkan Aku

    Jefri tak membiarkan Hanna pergi kemanapun, kini dia terus memeluk Hanna di kamar yang selama ini Hanna tempati di Villa keluarganya ini."Yang sehat Nak, Ayah selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu."Jefri terus menciumi perut Hanna yang ada di hadapannya tanpa penghalang apapun."Maafkan Ayah, Ayah sayang kamu dan Bunda."CUP...CUP..CUP...Bahkan Jefri sedari tadi terus menciumi perutnya, bahkan menaruh telinganya di perut Hanna, berharap ada suara balasan dari bayi mereka."Maafkan Ayah ya, hiks."Lalu tak lama kadang Jefri akan menangis lagi sambil terus menciumi perutnya dan memeluk perutnya, sikap suaminya terus berubah-ubah.Hanna tak melakukan apapun dan hanya membiarkan Jefri menumpahkan kerinduan dan kesedihannya, dia hanya akan mengelus rambut Jefri untuk menenangkan."Kita pulang ya ke Jakarta, aku mohon,” ppinta Jefri setelah keadaan mereka lebih tenang.Saat ini Jefri sudah dudu

  • ISTRI Warisan Adik   45. Menemukanmu

    Kini seminggu sudah Jefri dirawat, tapi kondisinya belum pulih sepenuhnya. Dia benar-benar kesal, karena harus sampai kapan dia menunggu untuk bertemu Hanna. Walau setidaknya dia sekarang sudah tahu keberadaan Hanna yang ternyata ada di Villa mereka di puncak.“Ish, aku ingin segera bertemu Hanna.”Jefri yang kesal pada akhirnya melepaskan selang infusnya sembarangan hingga membuat sedikit darahnya keluar, bahkan kepalanya langsung dihantam rasa pening. Tapi Jefri tak peduli, dia ingin pergi menyusul Hanna segera.Mumpung tak ada orang yang menungguinya di rumah sakit, Jefri mempunyai rencana untuk kabur.Jefri saat itu sedang mengganti baju rumah sakitnya dengan kaos, tapi sakit kepala benar-benar membuatnya tak berdaya hingga Jefri harus berpegangan ke ranjang tidur pasiennya.Tapi tiba-tiba ruang rawat Jefri terbuka dan ternyata itu adalah Bunda Ayu."Jef, kamu mau kemana?" tanya Bunda Ayu kaget, sambil mendekati Jefri dan mem

  • ISTRI Warisan Adik   44. Tumbang

    “Eungg.” Jefri mengerang merasakan sakit di sekujur tubuhnya.Dia perlahan membuka matanya yang terasa begitu berat, ruangan putih dengan bau obat-obatan khas Rumah sakit yang menyambutnya saat ini. Jefri ingat dia pasti pingsan saat dia mengejar perempuan yang seperti istrinya.Berapa lama dia pingsan, tubuhnya terasa begitu sakit, lemah dan bahkan kaku. Jefri merasa tak berdaya, tenggorokannya juga terasa begitu kering.Hingga tak lama pintu terbuka dan datanglah Kahfa, bersama dengan Ayahnya."Jef, kamu udah sadar?" tanya Ayah Danu khawatir dan Jefri menganggukkan sedikit kepalanya."Ini masih di Bandung?" tanya Jefri pada Kahfa."Tidak pak, kita ada di rumah sakit di Jakarta. Saya langsung membawa anda kesini setelah tahu anda perlu perawatan lanjutan,” jelas Kahfa yang diangguki Jefri."Sakit apa?" tanya Jefri."Kamu kena typus Jef, berasal dari maag kamu juga kronis. Makanya kalau diingetin makan itu nurut

  • ISTRI Warisan Adik   43. Pencarian

    Waktu memang berlalu begitu cepat, jika Hanna dan kandungannya baik-baik saja, maka sekarang bayinya sudah berumur 6 bulan. Jefri tahu kondisi pasti kehamilan Hanna, karena dia ditelepon dokter Tia yang menjelaskan kondisi Hanna.Jefri tak tahu lagi harus berbuat apa sekarang, dia begitu merindukan istrinya, bahkan rasa rindu ini membuat hatinya sesak. Dan jika hal buruk terjadi pada Hanna, Jefri merasa tak akan sanggup memenuhi permintaan Hanna membesarkan anak mereka.Karna bagaimana dia bisa tegar menjalani hidup dan membesarkan anaknya tanpa Hanna di sampingnya???"Kamu kemana Hanna, aku rindu,” gumam Jefri lirih, memandang foto Hanna di ruangan kantornya yang sengaja dia matikan agar gelap, sama seperti hatinya yang dipenuhi kehampaan dan kegelapan."Pak.”Tok... Tok... Tok...Pintu diketuk lalu dibuka dari luar oleh Kahfa, sekretaris Jefri yang akhirnya masuk."Ada apa Kahfa? Saya sudah bilang tak ingin diganggu, s

  • ISTRI Warisan Adik   42. Memilih Pergi

    Pada Akhirnya Hanna telah mengambil keputusan, dia dengan terburu-buru masuk ke dalam rumahnya, mengambil koper lalu memasukkan bajunya yang dia rasa nyaman dan beberapa keperluan lain yang akan dia butuhkan nanti.Tak lupa Hanna membawa buku tabungannya dan uang cash yang dia punya. Juga beberapa perhiasan pemberian Jefri, karna Hanna sadar kehamilannya kali ini pasti penuh risiko dan butuh biaya banyak.Hanna mengambil keputusan untuk pergi dari sisi Jefri, untuk sementara waktu mungkin sampai melahirkan. Karena dia tahu, pasti suaminya akan lebih mementingkan dirinya, memaksanya menggugurkan kandungannya dari pada mempertahankan kehamilannya.Bukan dia tak mencintai Jefri dan Zeyva, bukan dia tak menyayangi mereka, tapi dia tak ingin kehilangan lagi. Hidupnya sudah cukup penuh akan kehilangan, dia tak ingin kehilangan lagi anaknya.Seandainya takdir berkata hanya salah satu diantara dia dan anaknya yang hidup, maka dia menginginkan anaknya yang

  • ISTRI Warisan Adik   41. Hamil Lagi???

    Sejak sakit karna haid waktu itu, tubuh Hanna seperti tak mau berkompromi dengannya. Dia selalu merasa lemas, walau Hanna tak memberitahu Jefri karna suaminya itu pasti akan sangat was-was."Assalamualaikum, Bunda dimana?" teriak Zeyva yang akhirnya pulang sekolah."Bunda di taman Zey,” teriak Hanna.Hanna melihat Zeyva yang berlari ke arahnya, dia langsung merentangkan tangannya menyambut pelukan Zeyva, walau Hanna tetap duduk tanpa beranjak dari sana."Gimana sekolahnya?" tanya Hanna sambil membetulkan kuciran rambut Zeyva yang sedikit berantakan."Seru, Zey tadi dapat nilai A+ loh Bun.""Pinternya putri Bunda,” puji Hanna lalu mencium pipi sang putri."Tega banget Ayahnya ditinggalin disuruh bawa tasnya Princess,” ucap Jefri datang sambil menenteng tas Zeyva juga beberapa plastik, sedangkan Zeyva hanya tersenyum memamerkan giginya."Ya sudah sekarang ganti dulu bajunya, ambil tas kamu yang di Ayah,” pinta Han

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status